"Mama masih hidup! Mama masi hidup!" mata bocah itu berkaca-kaca saat Daniel mengatakan bahwa ibunya sudah meninggal. Ia tak terima jika ibunya dikatakan sudah tiada. Ia meninggalkan Daniel yang tidak lain ayahnya sendiri.
Terpaku menatap pundak bocah itu berlari meninggalkannya masuk ke dalam kamar.
Kenzie membanting pintu dengan keras, ia mengunci pintu rapat. hingga Daniel yang berusaha menyusulnya merasa kesulitan untuk membujuk putranya.
Daniel tau putranya, jika sudah seperti itu, Kenzie tidak akan mau bicara dengannya. Ia tidak akan memaksa putranya dalam keadaan seperti ini, hanya ia takut dengan kesehatan putranya semakin memburuk hingga ia memilih pergi.
"Temukan dokter itu, Saya akan membayarnya mahal," ucap Daniel dingin setelah mendapatkan telpon dari seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desi m, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Setelah keluar dari rumah mewah bak api neraka itu, Ariana pergi kesebuah toko kue, untuk membeli kue keju dan coklat. Kemudian pulang kerumah kecilnya yang berada di ujung jalan terakhir itu.
Melihat mamanya kembali dalam keadaan selamat, perasaan anak-anak itu menjadi tenang.
"Ma, apakah mereka mengenal mu?"
"Tidak."
"Saya kan sudah bilang, bahwa teknik riasan wajah saya sangat hebat. Saya sudah mencapai level tertingginya, dan saya yakin Mama tidak akan di kenali oleh siapapun."
Raut sombong tercetak jelas di wajah kecil Reva.
Ariana mengelus-elus rambut Reva seraya memberikan dua jempol padanya.
"Reva kecilku memang sangat hebat," Ariana tersenyum seraya menatap wajah mungil itu.
"Mama, apakah kue-kue itu Mama belikan untukku?" Revi menatap bungkusan kotak kue yang masih di pegang oleh Ariana. Dengan tidak sabar, matanya yang jernih berbinar-binar.
"Betul sekali, semua ini kesukaan Revi kecilku."
"Terimakasih Mama!" Revi memeluk mamanya dengan erat kemudian mengambil kotak kue itu, lalu meletakkannya di atas meja. Dia langsung membukanya dengan tidak sabar.
"Makan .., makan .., "
"Hanya tahu makan saja," Reva mencibir ke arah Revi.
"Aku memang suka makan!" Revi mengangkat matanya dan menoleh ke atas menatap ke arah ara Reva.
"Kau juga, hanya bermain-main dengan alat riasan mu saja sepanjang hari." Revi menambah kata-katanya.
"Ya, aku memang suka terlihat cantik, dan kau, sebentar lagi tubuhmu itu akan terlihat seperti babi!" Ejek Reva mencibir balik Revi.
"Kau ..."
"Sudah-sudah. Reva, bantu Mama untuk menghapus riasan wajah Mama."
Melihat kedua bocah itu berdebat terus, Ariana mengajak Reva ke kamar mandi, untuk membantunya membersihkan riasan di mukanya.
Deffan yang berada di samping, mengernyitkan keningnya, dan menghela nafas panjang. Kata orang dahulu, ketika tiga wanita sedang berkumpul, maka mereka akan menciptakan sebuah drama. Tetapi, di rumahnya ini, tidak perlu tiga wanita, cukup dua wanita saja sudah bisa menciptakan drama.
Ah ....
Mansion Mewah
Daniel melihat lokasi yang di kirim lewat ponselnya. Matanya langsung menggelap.
"Pak Daniel, ini adalah lokasi yang sama dengan lokasi peretas, yang menghancurkan sistem jaringan perusahaan kita kemarin itu."
"Pak Daniel, orang yang anda minta kami lacak akhirnya, memasuki kota yang tidak jauh dari sini," Liki menjelaskan dengan alamat yang sama.
Kabut tiba-tiba muncul di wajah Daniel, jari jemarinya mulai mengeras.
Peretes yang menghancurkan sistem jaringan perusahaan adalah dokter Junius Messa?
Ekspresi wajah Daniel seketika, memancarkan aura yang sangat dingin, menyebabkan suhu di dalam ruangan manjadi beku seketika.
Liki dan pengawal saling pandang. Jelas saja mereka tahu, bahwa Daniel berada di ambang kemarahan sekarang. Tanpa sadar, mereka menahan napas karena takut dengan kobaran api yang sudah tercetak di wajah Tuannya.
Sesaat berikutnya, Daniel berdiri dengan kasar.
"Pergi ke kota terpencil itu."
"Baik pak Daniel."
Mereka mengikuti Daniel. Di dalam kota, sebuah mobil hitam melaju dengan sangat kencang,
Dua puluh lima menit kemudian, mobil di rem mendadak, sampai-sampai pengawal dan Liki tanpa sengaja harus mencium apa yang ada di depannya, mereka meringis, bibirnya Liki memerah, hampir saja berdarah, karena menabrak dashboard mobil, sementara, ketua pelayan yang duduk di belakang, mencium jok mobil yang di duduki oleh Daniel. Mereka tidak berani membantah. Daniel sengaja menyetir dengan sendirinya.
Mobil berhenti dengan mantap di pinggir jalan tepat di depan rumah yang tidak terlalu besar.
Tidak begitu lama, sepasang kaki panjang melangkah keluar. Daniel dengan aura yang dingin mematikan itu keluar dari dalam mobil.
Dia berjalan menuju lokasi di mana titik GPS itu berhenti, di ikuti dengan Liki dan juga kepala pelayan.
Liki dan ketua pelayan sadar, bahwa orang orang yang tinggal di sini, sebentar lagi akan bernasib buruk.
Daniel memberi tatapan isyarat pada Liki, kemudian Liki pun mengangguk dan mulai mengetuk pintu rumah itu.
Tok ... tok ... tok....
Ketukan pintu tanpa henti terdengar oleh Ariana, ia pun heran dan bingung.
Mereka baru saja menempati rumah ini, dia tidak memiliki hutang atau pun janji. Dengan tetangga pun mereka belum saling kenal.
Siapa yang bertamu?
"Siapa!"
Sahut Ariana dari dalam. Namun tidak ada yang menjawab, hanya ketukan pintu yang keras terus-menerus.
Sial. Kenapa seperti ada penagih hutang saja? Siapa yang mencarinya dengan tidak sabar seperti ini?
Aneh sekali. Dia baru saja kembali ke negara ini, beberapa hari yang lalu, dan saya tidak berhutang uang kepada siapapun.
Ariana penasaran, tanpa mengintip terlebih dahulu, Ariana langsung membuka pintu sambil mengoceh: "Ada apa? Mengapa mengetuk pintu tidak s ...."
Kalimat Ariana terhenti, ia terkejut. Matanya langsung membulat seketika. Manik mata Ariana langsung tertuju dengan mata yang sangat tajam. Mereka saling pandang. Wajah sedingin salju itu muncul di hadapannya.
Ariana seperti di sambar petir di siang bolong. Tiba-tiba pikirannya menjadi kosong. Wajahnya memucat, jantungnya seakan berhenti berdetak, sekujur tubuhnya terasa dingin dan menggigil.
Mampus lah sudah ....
Pria ini tidak akan melepaskannya begitu saja.
...----------------...
Apa yang akan terjadi?
Ariana ketakutan setengah mati.
Bagaimana ini ...?
Bagaimana kisahnya?
Ikuti terus yah manteman, Berikan dukung terus pada karya author ini, jangan lelah untuk memberikan like setiap habis membaca. Author sangat mengharapkan dukungan kalian😌😌 terimakasih 🙏🙏
Selamat membaca