Novel ini adalah novel fiktif yang dipenugi cerita kocak, serius, peperangan, perebutan kekuasaan, penuh misteri, kalimat-kalimat bijak dengan alur cerita yang akan membuka misteri satu persatu.
Tokoh Utama bernama Satriya dan Permata yang keduanya adalah ahli pedang tak terkalahkan.
Bagaimana cerita lengkapnya?
Siapa Satriya itu?
Seberapa besar kekuatan Satriya dan Permata?
Jangan sampai ketinggalan untuk selalu membaca novel ini
Novel ini akan di update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aang Albasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satriya dan Zuria turun Gunung
Pagi kembali menyapa, Satriya terlihat lebih bersemangat lagi dari hari sebelumnya.
“Tuan, jika latihan fisik ketiga kali ini berhasil, aku pastikan seluruh titik cakra tuan normal kembali, dan tuan sudah bisa bermeditasi kembali untuk menaikkan ranah spiritual tuan”.
“Baiklah, sekarang latihannya apa?”.
“Kali ini, tuan boleh menggunakan seluruh kekuatan spiritual tuan dan kekuatan fisik tuan bersamaan, mari turun dulu dari gunung ini”.
Sesampainya dibawah gunung.
“Tuan boleh memulai latihannya, Gunakan seluruh kekuatan tuan saan ini untuk menghancurkan gunung ini”.
“Apa-apaan wanita ini? aku disuruh menghancurkan gunung ini?”. gumam Satriya yang keder.
“Baiklah, aku coba”.
Satriya mulai memfokuskan kembali kekuatannya di kedua telapak tangannya, Dwar! sebuah ledakan terjadi yang menghabiskan seluruh pohon yang ada didepan Satriya, Satriya mencoba lagi, Dwar! Ledakan batu besar yang berada didepannya terjadi, Satriya tak menyerah lagi dan lagi terus mencoba.
Dikerajaan Sono Keling
“Kalian, habiskan seluruh anggota perguruan Pedang Langit!, jangan sampai ada yang tersisa satupun!”. perintah raja Kangsa kepada para pasukannya yang sudah bekerja sama dengan aliraan hitam.
“Baik Raja!”.
Dengan dua puluh pemimpin pasukan yang menaiki kuda, dan dua ribu pasukan yang terdiri dari pasukan kerajaan dan pasukan aliran hitam berjalan menuju perguruan Pedang Langit.
“Sepertinya memang kalau dibiarkan saja akan sangat membahayakan nantinya, jika perguruan Pedang Langit tidak secepatnya dihabisi, akan menimbulkan masalah yang sangat besar dikemudian hari nanti”. Gumam Wurawari
Blendwuuung!!!, sebuah ledakan besar yang menghancurkan sebuah gunung, satu gunung kini sudah tak terlihat.
“Ada kejadian apa lagi? Gunungnya dimana? Bukankah disana seharusnya ada gunung yang menjulang tinggi?” kata salah seorang warga yang melihat tiba-tiba satu gunung di hadapan mereka kini menghilang.
“Sepertinya sedang ada pertarungan dua pendekar kuat disana”.
“Benar sekali, semoga saat pertarungan disana tidak mempengaruhi kerajaan ini, raja baru daja dilantik, kalau sudah terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, akan semakin repot hidup kita”.
Dipegunungan
“Tuan, sekarang tuan berhasil menghilangkan satu gunung ini, sekarang saatnya tuan bermeditasi untuk meningkatkan ranah spiritual kembali”.
“Baiklah”. Satriya langsung duduk bersila dan memfokusnkan aura kekuatannya dan dialirkan ke seluruh aliran darah menuju ke satu persatu titik cakra, Ranah kekuatan Satriya sudah kembali ke tingkat Kaisar Dewa Kecil kembali dengan kekuatan fisik yang lebih tangguh dari sebelumnya.
“Sudah saatnya kita kembali ke perguruan, semoga tidak terjadi apapun di perguruan”. Satriya meminta Zuria untuk bersama-sama kembali ke perguruan.
Para pasukan sudah berada di gerbang perguran.
“Serbuuuuuuuu!”. Teriak pemimpin Pasukan yang menjadikan para pasukan dibelakang mereka langsung berlari merangsak masuk kedalam perguruan Pedang Langit.
Trang!, Tring!, Trang!, Tring!, Suara-suaran benturan dua pedang yang sedang beradu kekuatan antara pasukan dari kerajaan dengan murid-murid perguruan Pedang Langit, murid perguruan Pedang langit sudah banyak sekali yang terluka saat ini, begitu juga ratusan pasukan dari kerajaan, terlihat sudah terkena serangan yang mematikan.
Wuzh!, Dwar!, Dwar! Suara Hembusan angin dan ledakan-ledakan terdengar, ribuan pedang berwarna ungu menghujani para pasukan yang mulai kewalahan menghadapi murid dari perguruan.
“Kalian!, Serang mereka dengan seluruh kekuatan kalian!”. Sebuah perintah yang langsung membuat ribuan pasukan dari aliran hitam yang tahap kekuatan spiritual mereka sudah diranah dewa Sepuh.
Keadaan diperguruan itu sudah benar-benar kacau balau, keluar sebuah formasi pedang berbentuk bundar berwarna pink diatas perguruan, dan langsung menghujani ratusan pasukan, membuat mereka banyak sekali yang tewas seketika.
“Hyat!”. Lima orang yang berada diatas kuda melesat masuk ke dalam perguruan dan langsung membuat formasi yang mereka namai Formasi Cengkaraman Iblis Formasi itu menyerang formasi pedang yang dibuat oleh ki Gede dari dalam perguruan.
Dwar!, Dwar! Ledakan demi ledakan terjadi dan menghancurkan formasi pedang milik ki gede, ki gede terlihat mengeluarkan cairan merah dari mulutnya.
“Satriya, dimanakah kau sekarang?, perguruan ini sedang berada dalam keadaan yang tidak baik-baik saja!”.
Satriya dan Zuria sudah berada di atas perguruan Pedang Langit, melihat banyak sekali murid dari perguruan yang sudah terkapar tak bernyawa, hal itu membuat kemarahan Satriya sudah tak terbendung.
Terlihat sosok aura dewa yang sedang membawa pedang besar ditangannya dan langsung menghantamkan ke arah formasi Cengkaraman Iblis hingga formasi itu hancur menjadi asap tebal.
Formasi perlindungan dibuat oleh ke lima orang dari aliran hitam, Dwar!, Dwar!, Dwar! Ledakan-ledakan besar terdengar membuat ki Gede keluar dengan memegang dadanya.
“Satriya, sekarang kau sudah disini, aku tak khawatir lagi sekarang!”. Gumam ki Gede didalam hatinya.
Satriya mulai mengamuk, melesat kesana kemari dengan kecepatan bagai kilat, Trang!, Tring!, Suara-suara dari tangkisan dari ke lima orang, Dwar! Ledakan besar menghempaskan ke lima orang itu, mereka langsung bangkit dan mengeluarkan aura iblis mereka, kekuatan ke lima orang itu mendadak meningkat sepuluh kali lipat dari sebelumnya.
Wuzh!, Wuzh! Mereka melesat dengan kecepatan yang sangat cepat hingga yang terlihat hanya kilatan-kilatan cayaha dari pertermpuran itu, saking cepatnya.
Dwar, Dwar, Dwar! Ledakan itu menghempaskan tiga orang dari anggota aliran hitam, Satriya sepontang melesat menghampiri satu persatu dari ketiga orang yang sudah lemas sembari menahan serangan dari dua orang dibelakangnya yang sedang mengeluarkan bulatan hitam untuk menyerang Satriya dari belakang.
Srepeet!, Srepeet! Slep!, ketiga orang itu sudan tak bernyawa terkena tebasan cahaya pedang dari jari Satriya.
Blendwung!, Ledakan yang sagat besar terjadi yang mementalkan kedua orang dari aliran hitam sangat jauh dan menabrak tembok keliling perguruan yang langsung hancur seketika.
Satriya tidak tinggal diam, dia langsung melesat ke depan kedua orang itu dan langsung menghabisi mereka semua dengan cahaya pedang yang sangat tajam.
Satu orang yang masih berada di atas kuda, langsung berlari kebelakang untuk melaporkan kejadian saat ini kepada Wurawari.
“Mau kemana kau!”. Tanya Zuria yang sudah berada didepan kuda yang sedang berlari kencang, membuat kuda itu langsung menghentikan kakakinya dan melemparkan orang yang diatasnya ke hadapan Zuria.
“Ikutlah denganku!”. Bentak Zuria sambil menenteng orang itu ditangannya.
“Tuan, aku membawa satu orang ini, kali saja dia mengetahui sesuatu”. Kata Zuria setelah sampai di perguruan Pedang Langit.
“Baiklah, bawa dia ke hadapan ki gede”.
Ki gede terlihat berjalan tertatih-tatih sambil memegangi dadanya yang masih terasa sakit karena serangan sebelumnya.
“Paman guru, apakah paman guru baik-baik saja?”.
“aku tak apa muridku, Siapa dia?”.
“Dia salah seorang dari ribuan pasukan yang baru saja menyerang kemari”. Satriya menerangkan kepada ki Gede.
“Tolong kau obati para murid yang sedang terluka parah di luar sana, Satriya”.
“Zuria, tolong obati mereka semua yah”. Satriya menyuruh Zuria untuk mengobati seluruh murid yang sudah terkapar tak berdaya di luar, Zuria langsung keluar dari ruangan dan mengeluarkan aura healing berwarna hijau cerah dan mengobati seluruh murid.
“Lukaku, lukaku sudah sembuh semua!”. Teriak para murid yang kegirangan karena luka mereka sudah sembuh seketika.