Nia terpaksa menikah dengan Abizar untuk balas Budi. Karena suatu alasan Nia harus merahasiakan pernikahannya termasuk keluarganya. Orang tua Nia ingin menjodohkan Nia dengan Marcelino. Anak dari teman papanya.
Bagaimana kelanjutan pernikahan Abizar dan Nia ? Siapakah yang akan di pilih oleh Nia ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berita Bahagia dari Jepang
Tokyo, Jepang
Abizar menatap ponsel di tangannya. Pikirannya jauh terbang ke Jakarta. Sudah hampir satu Minggu nomor ponsel Nia tidak bisa dihubungi. Abizar merasa cemas, takut terjadi sesuatu kepada istrinya itu.
"Hey, bro." seseorang menepuk pundak Abizar membuat ponselnya terjatuh di atas meja.
"Haha. Mengapa melamun ? Apa kau sedang memikirkan wanita mu ?" sapa seorang teman yang juga bekerja satu tim dengan Abizar.
"Tidak ada. Ayo, rapatnya akan segera di mulai." Abizar berdiri dan berjalan menuju ruang rapat bersama temannya.
"Saya mengucapkan terima kasih atas kerja keras kalian beberapa bulan ini. Kalian memang orang-orang hebat. Setelah sebelumnya terjadi beberapa masalah yang sempat membuat khawatir, ternyata kita bisa menyelesaikannya." Sambutan dari ketua tim, Mr. Jonsen. Seorang insinyur senior dari Jerman yang sudah berusia Lima puluh tujuh tahun.
"Saya disini ingin menyampaikan kabar gembira bagi kita semua. Pengerjaan proyek kita sudah mencapai sembilan puluh lima persen. Mungkin beberapa Minggu lagi kita sudah menyelesaikannya dan kita bisa pulang lebih awal menemui orang-orang tersayang." semua peserta rapat bersorak dan bertepuk tangan membuat ruangan itu menjadi gaduh seketika.
Mr. Jonsen mengangkat kedua tangannya menenangkan suasana karena masih ada satu pemberitahuan yang ingin disampaikannya.
"Dan saya masih punya berita bahagia lainnya. Pemerintah Jepang akan memberikan bonus yang lumayan besar sebagai apresiasi atas kinerja kita semua karena bisa menyelesaikan proyek lebih cepat." Ruang rapat kembali ramai dengan suara sorakan dan tepukan.
Mereka semua saling berpelukan untuk merayakan keberhasilan. Semuanya tampak sangat bahagia. Begitu juga dengan Abizar. Orang yang pertama kali di ingatnya adalah Nia. Abizar ingin mengucapkan ribuan terimakasih kepada wanita itu yang telah membantunya sehingga ia bisa ada di sini.
"Nia, Nia, Nia. Mengapa nomor mu tidak aktif. Ada apa dengan mu." Abizar bermonolog pada diri sendiri.
Abizar tetap semangat dan fokus pada pekerjaannya meskipun merasa khawatir dengan Nia. Setiap hari Abizar akan menelpon berharap panggilannya akan tersambung. Begitu juga dengan pesan yang dikirimkannya setiap hari.
Dua Minggu berlalu. Pekerjaan Abizar dan timnya sudah selesai seratus persen dan juga sudah di uji coba. Semua berjalan dengan lancar. Hari ini Abizar dan beberapa orang temannya pergi ke sebuah club untuk merayakan keberhasilan sekaligus perpisahan.
Alunan musik khas dunia malam bergema di seluruh ruangan dengan lampu yang berkelap-kelip. Suasana yang selalu membuat Abizar tidak nyaman. Abizar juga tidak pernah menyentuh minuman haram setiap kali datang ke club bersama teman-temannya.
Saat hendak ke toilet Abizar melihat seorang pria setengah mabuk menabrak seorang pria lainnya. Tapi ada sesuatu yang salah tertangkap oleh mata Abizar. Kemudian Abizar menahan pria yang mabuk itu dan mengambil sesuatu yang disembunyikan di balik bajunya. Sebuah dompet. Abizar lalu mendorong pria itu hingga terjatuh.
Pria yang ditabrak tadi terkejut melihat kejadian itu. Abizar berjalan mendekat ke arahnya. " Ini punya mu." Abizar menyerahkan sebuah dompet.
Pria itu cukup mengenali miliknya. Dia tidak sadar pria yang menabraknya tadi mencuri dompetnya. "Terimakasih." ucap pria itu kepada Abizar.
Saat kembali bergabung dengan teman-temannya, Abizar kembali bertemu dengan pria di toilet tadi yang merupakan teman dari salah satu teman Abizar. Mereka pun bergabung dan berbincang santai karena memiliki kebiasaan yang sama yaitu tidak minum alkohol.