El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat
mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.
ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.
"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13
"kak, kakak"
seperti bermimpi, El merasa ada yang mengguncang tubuhnya. dengan sangat berat matanya, ia memaksa untuk membukanya perlahan-lahan.
"kak, bangun" Alana menggoyangkan lengan El
"hoaaam...kakak masih ngantuk" El kembali memeluk bantal guling
"ish, bangun kak. udah magrib tau, pamali tidur magrib gini"
"apa, sudah magrib...?" El tercengang
ia bangun seketika membuat Alana terlonjak kaget. El melirik jam dinding kamarnya, benar saja waktu sudah menunjukkan pukul 18.00.
"astagfirullahaladzim, kakak belum sholat ashar" pekik El
"makanya, kalau tidur jangan tidur seperti kebo. mandi sana, usap tuh air liur kakak" Alana beranjak ingin keluar
El segera memegang mulutnya, bermaksud menghapus air liurnya namun tidak ada apa-apa. Alana yang melihat itu hanya tersenyum jahil dan mengedip-ngedipkan sebelah matanya.
"dasar nakal, sini nggak kamu"
El berlari ingin menangkap Alana namun dengan cepat Alana melarikan diri.
dengan segera El mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. selesai mandi, ia segera melaksanakan sholat magrib.
Ting.... notifikasi pesan masuk
grup Trio kece
Vino : huwaaaaaa.....gue patah hati 😭😭😭
El : kenapa lu...?
Leo : bersyukur cuman patah hati nggak patah tulang
Vino : sekate-kate banget lu Le, hibur gue kek, ini malah tambah bikin mood gue buruk
Leo : itu kenyataan Vin. daripada elu patah tulang dihajar sama Bara, mending patah hati, nggak babak belur
Vino : tapi hati gue hancur porak-poranda 💔💔😭😭
El : ditolak lu...?
Leo : lebih tepatnya di phpin
El: ingat yang gue bilang kemarin nggak Vin...?
Vino : ingat kok ingat
El : bagus kalau elu ingat. gue nggak mau hanya karena urusan cewek, elu jadi suka berkelahi. masih banyak yang ngantri kok Vin, tenang aja.
Leo : benar tuh, gue setuju sama El. tapi-tapi ngomong-ngomong elu diputusin atau gimana sih. perasaan kalian belum jadian
Vino : jadi ceritanya kemarin tuh gini
flashback
"Vino"
"iya ada apa...?"
"bisa kita bicara ditempat lain...?"
"tentu saja, ayo"
Vino dan Nisda mencari tempat yang sepi, mereka duduk di sebuah kursi kosong.
"ada apa...?" tanya Vino
"gue mau bilang sesuatu" jawab Nisda
"mau bilang apa...?"
"gue mau bilang agar elu nggak usah hubungi gue lagi" ucap Nisda menundukkan kepalanya
"memangnya kenapa, apa karena Bara...?" tanya Vino menatap Nisda
"maaf Vin, gue nggak mau elu terluka"
"maksudnya, gue nggak ngerti"
"elu nggak perlu ngerti, cukup tau aja kalau elu nggak usah dekatin gue lagi. maaf Vin"
Nisda beranjak pergi namun Vino menahan tangannya.
"apa selama ini, elu memberikan lampu hijau hanya untuk mempermainkan gue...?"
"maaf" ucap Nisda lirih
Vino melepaskan tangan Nisda dan gadis itu pergi meninggalkannya.
flashback end
Vino : gitu ceritanya, huwaaaaaa 😭😭😭
Leo : ku menangis.... membayangkan betapa kejamnya dirinya pada dirimu....
El : move on, udah ah gue mau sholat
Vino : ok lah, gue juga mau sholat meminta kepada Allah untuk mengirimkan bidadari dari kayangan buat gue
Leo : mimpi 🤪🤪
Vino : kampret lu Le 😠😡😈😈
El tersenyum melihat percakapan mereka. karena adzan isya telah selesai berkumandang, ia segera melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
di dapur, ibu Arini tengah menata makanan di atas meja dibantu oleh Alana.
"panggilkan kakakmu Lana" ucap ibu Arini
"baik Bu"
Alana segera pergi ke kamar El untuk mengajaknya makan malam. baru saja mengetuk pintu, penghuninya lebih dulu keluar.
"kenapa...?" tanya El yang melihat Alana menatapnya
"makan, Lana kira kakak molor lagi" jawab Alana
"molornya nanti dilanjutin, kakak lapar. ayo makan" El merangkul bahu adiknya itu
"bu, ayah belum pulang...?" tanya El, ia mendudukkan bokongnya di kursi
"belum, masih ada pekerjaan yang harus ayah selesaikan di toko. nanti juga bentar lagi ayah pulang" jawab ibu Arini
"tapi nggak biasanya ayah pulang malam, biasanya jam 5 juga udah sampai rumah dan toko, pegawai ayah yang tutup. apa segitu sibuknya ya" ucap Alana
"namanya juga cari rezeki, pasti ada waktu sibuknya. ayo makan, jangan lupa baca doa" ucap ibu Arini
ketiganya mulai menyantap makanan yang tersedia. selesai makan, Alana membantu ibunya membersihan piring kotor.
El kembali ke kamarnya dan duduk di meja belajarnya. ia mengerjakan tugas yang akan dikumpul esok hari.
anak sekolah memang seperti itu. dikasi tugas seminggu yang lalu dan dikerjakan seminggu kemudian, besoknya akan dikumpulkan dan mereka akan punya seribu macam alasan bagi yang tidak mengerjakannya.
tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 23.00, satu jam lagi pergantian hari dan tanggal.
sesekali El menguap karena merasa mengantuk. ia membereskan semua buku-bukunya di tempatnya semula.
saat akan beranjak ke kasur, ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke kamarnya dan benar saja langkah itu berhenti di depan kamarnya.
El menunggu seseorang mengetuk pintu kamarnya namun sama sekali tidak ada yang mengetuk.
(apa gue salah dengar ya) batinnya
"tau ah, ngantuk gue...hoaaaam"
El membaringkan tubuhnya di kasur. selimut menutupi sebagian tubuhnya. perlahan matanya mulai tertutup namun
braaakkk.....
suara gubrakan pintu terdengar keras membuat yang tadinya El mulai menutup mata kini ia terlonjak kaget bahkan langsung bangun dan terduduk.
(apaan tuh) batinnya
ia turun dari ranjangnya dan berjalan sangat pelan mendekati pintu kamarnya dan telinganya ia letakkan di daun pintu.
tidak ada suara apapun yang ia dengar. dirinya kembali lagi ke kasur
braaakkk....
"astagfirullahaladzim" El mengelus dadanya. baru saja beberapa langkah gubrakan pintu terdengar lagi
perasaannya mulai tidak enak, ia mulai was-was.
dugh
dugh
dugh
terdengar suara yang sedang memukul pintu kamarnya, entah menggunakan sesuatu atau semacamnya yang jelas El sekarang mulai merasa takut.
"Lana, apa itu kamu...?" teriak El
"ayah"
"ibu"
tidak sahutan, hanya suara pukulan pintu yang terdengar.
El mengambil raket nyamuk, ia pegang dengan erat. ia mulai melangkah pelan dan rencananya saat pintu terbuka yang berada di depan pintu itu akan ia hajar dengan benda yang dipegangnya di tangannya.
"oke El, bersiap. huftt"
1...
2...
3...
"hiyaaaaaa siapa kamu, beraninya mengganggu tidurku"
El membuka cepat pintu kamarnya dan mengarahkan raket nyamuk ke depan namun ternyata tidak ada siapa-siapa di sana.
"lah, kosong"
El melihat sekelilingnya, tidak ada siapapun yang ia lihat bahkan makhluk gaib pun tidak nampak di matanya.
"aneh banget...apa gue sedang halu ya sekarang" El menggaruk-garuk kepalanya
dirinya masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. namun saat dirinya berbalik tiba-tiba saja
"baaaaaaaa"
"aaaaaaaa"
dugh...
gubraaaak
seseorang mengejutkan dirinya hingga ia berteriak kaget dan refleks berbalik ingin kabur namun kepalanya malah menghantam pintu dengan sangat kerasnya dan ia terjatuh ke lantai.
El tidak bergerak sedikitpun saat dirinya mendarat di lantai putih kamarnya itu.
"kenapa dia tidak bangun. apa dia mati"
sosok yang mengejutkan El itu mendekati El. ia menaruh telinganya di mulut El bermaksud memeriksa apakah El masih bernafas dan atau tidak.
"masih bernafas, itu berarti dia belum mati. tapi kenapa dia tidak bangun. apakah dia tidur...?"
"padahal kan aku hanya ingin bermain, eh dianya malah pingsan. dasar manusia penakut"
selang beberapa menit, El mulai sadar. ia mengerjapkan matanya perlahan dan membukanya namun dirinya dikagetkan dengan seseorang yang sedang duduk di sampingnya sambil memperhatikan dirinya, bahkan wajah mereka saling berdekatan.
"aaaaaa"
bugh.....
"aduuuh"
karena kaget, El spontan menendang orang itu hingga tersungkur menghantam pintu. orang itu kesakitan dan memegang bokongnya.
"sakit sekali... kalau pantatku tepos, tanggung jawab kamu" ia berdiri memegang bokongnya dan menatap El dengan kesalnya
seseorang laki-laki yang tidak dikenalnya berada di dalam kamarnya. orang itu memakai pakaian serba putih. bukan daster seperti milik mba Kun tapi pakaian seperti biasanya.
"siapa kamu...?" tanya El. raket nyamuknya tadi ia ambil kembali dan mengarahkan kepada orang itu
"siapa aku.....? memangnya aku siapa...?" orang itu malah bertanya balik
"mana gue tau elu siapa. makanya gue nanya" jawab El masih dengan raketnya ia arahkan ke orang itu
"dan kenapa bisa kamu berada di dalam kamar ku...?"
"oh itu, aku sejak tadi siang sudah berada di sini"
"tadi siang...?" El mengernyitkan dahinya
"iya"
"lewat mana kenapa gue nggak lihat...?"
"aku juga tidak tau lewat mana. tau-tau aku sudah berada di sini" jawabnya
"ck...terus elu ngapain ke sini, gue nggak kenal sama elu. apa jangan-jangan elu mau ngerampok ya, iya. ngaku nggak"
"memangnya apa yang bisa aku rampok dari kamu, apa kamu punya harta karun. kalau iya maka aku akan membunuhmu dan merampokmu kalau begitu"
gleg....
El menelan ludahnya mendengar kata membunuh. ia semakin waspada dengan orang yang ada di depannya itu.
"gue nggak punya apa-apa. sebaiknya elu pergi atau gue teriak maling"
"teriak saja, aku suka keramaian karena di tempat aku tinggal sepi seperti kuburan"
orang itu menjauh dari El-Syakir. hal itu membuat El kaget karena pasalnya orang itu melayang bukan berjalan.
"k-kakimu kemana...? El bertanya dengan gugup
"kaki...? ada, ini kakiku" ia memperlihatkan kakinya yang tidak menapak di lantai
jika kakinya tidak menyentuh lantai itu tandanya sekarang orang itu dalam keadaan mengambang di udara.
El menelan ludah dengan susah. ia perhatikan sosok yang ada di depannya itu. wajah pucat tanpa aliran darah, kantung mata yang menghitam dan kakinya tidak menapak di lantai, membuat El perlahan mundur semakin menjauh.
"e-elu s... s-setan" ucap El dengan gugup
sosok itu tersenyum menyeringai, ia melayang mendekati El dengan senyuman mengerikan di wajahnya.
El semakin mundur, tubuhnya menempel di dinding. karena ketakutan ia gunakan benda yang ada di tangannya itu untuk memukul mundur sosok itu.
plukk.... El memukul kepala sosok itu dengan raket nyamuknya
"aduh...kamu ini kasar sekali. tadi pantatku sasarannya sekarang kepalaku. kalau aku insomnia kamu harus tanggung jawab" ucapnya mengelus kepalanya dan melayang menjauhi El
"amnesia kali. lagipula mana ada setan amnesia" ucap El
"ada, buktinya aku tidak tau siapa namaku" sosok itu berdiri di jendela dan menatap ke arah luar
"kenapa bisa elu nggak ingat dengan namamu sendiri...?" El melangkah dan duduk di kasur
"entahlah. aku juga tidak tau. mungkin karena sudah lama mati jadi memori kehidupan aku waktu di dunia perlahan memudar karena aku sudah terbiasa dengan kehidupanku setelah aku mati"
"baru kamu saja yang dapat melihatku. sekian lama tidak ada seorangpun yang melihatku. aku kesepian"
"bukannya makhluk seperti kalian itu banyak, kenapa kamu jadi kesepian...?" El malah menjadi penasaran dengan makhluk itu
El seperti sudah melupakan ketakutannya. meskipun begitu dirinya harus tetap waspada karena yang namanya setan mempunyai banyak tipu daya untuk menghasut, memperdayai dan menyesatkan.
"aku tidak suka mereka. mereka semua jorok, suka memakan kotoran dan bangkai. aku tidak suka itu semua"
"lalu apa yang kamu sukai...?"
sosok itu berbalik menatap El dan tersenyum di balik bibir pucatnya.
"kamu" jawabnya
"g-gue...?" El menunjuk dirinya sendiri
"iya. aku suka kamu, mulai hari ini aku akan mengikuti kemanapun kamu pergi" iya melayang mendekati dan mendekatkan wajahnya ke arah El.
El memundurkan tubuhnya saat tubuh sosok itu condong ke arahnya.
"tapi gue masih normal ya. ya kali gue mau pisang sama pisang" ucap El
"ck, aku kan bilangnya suka bukan cinta. versi suka itu banyak. suka sebagai teman, sahabat dan seseorang yang spesial. dan aku suka kamu sebagai teman atau sahabat. kamu mau ya berteman denganku" ia menatap El dengan penuh harap
"nggak mau. elu setan sedang gue manusia. gue nggak mau berteman dengan makhluk gaib" tolak El
"kalau kamu tidak mau.... berarti aku tidak akan punya teman seumur hidup. hiks...hiks...kamu jahat sekali telah menolak ku" sosok itu melayang menjauhinya dan duduk di kursi belajar dengan memunggui El sambil terisak
(kenapa gue merasa seperti habis menolak cewek ya) El menggaruk kepalanya
El merasa kasihan kepada sosok itu. namun dirinya juga seperti ragu untuk menerima tawaran pertemanannya.
"bukan seperti itu. hanya saja gue belum pernah berteman dengan makhluk seperti kalian. jadi gue....."
"kamu bisa mencobanya. kita berdua bisa mencobanya. aku baik kok, tidak jahat dan penurut" ia berbalik menatap El
El tidak menjawab, ia hanya menghela nafas panjang.
"siapa namamu...?" tanya El
"nama...?"
"iya, namamu siapa...?"
"aku kan sudah bilang aku tidak tau namaku siapa. maukah kamu memberikanku nama...?"
"elu benar-benar nggak ingat siapa namamu...?" tanya El dan sosok itu menggeleng
"gue harus beri nama apa" gumam El
El mulai berpikir. nama apa yang akan ia berikan untuk sosok itu.
"apakah segitu susahnya mencari nama sampai kamu begitu berpikir keras" ia menatap El yang sedang memikirkan sesuatu dengan melihat ke arah bawah
"gue harus mencarikan elu nama yang bagus. elu mau gue beri nama kang Asep...?"
"tidak suka" sosok itu menggeleng dengan cepat
"makanya sabar sedikit" timpal El
karena sudah terlalu lama hanya untuk pencarian nama. sosok itu lebih memilih berputar-putar mengelilingi kamar El, memainkan semua benda yang ada di tempat itu dan bahkan sekarang ia sedang membaca buku.
"ahaaaa....gue dapat" El menjetikkan jarinya
"gue beri elu nama Adam" lanjut El
"Adam...?"
"iya. Adam adalah manusia pertama ciptaan Tuhan penghuni bumi. dan kamu adalah makhluk gaib pertama yang akan menghuni kamar ini serta makhluk gaib pertama yang akan menjadi temanku"
mendengar perkataan El, seketika sosok yang diberikan nama Adam oleh El itu menyunggingkan senyumnya.
"Adam.....aku suka nama itu" Adam tersenyum lebar ke arah El