Kisah perjalanan cinta seorang pengusaha muda Bima Mahadewa dengan seorang gadis yatim sederhana bernama Nelam Purnamasari.
Mereka dipertemukan karena suatu kesalahan.Di suatu malam, Bima yang di bawah pengaruh obat perangsang memperkosa Nelam. Sehingga perkosaan itu membuat Nelam hamil tanpa dia tahu siapa sosok yang telah memperkosanya sampai hamil.
Nelam sangat membenci janin yang berada dalam kandungannya karena janin itu yang telah membuat masa depannya hancur dan sosok ibu yang di cintai harus meninggal dunia karena shock melihat keadaan dirinya yang hamil tanpa suami.
Sampai bayi itu lahir dan tumbuh menjadi anak yang lucu. Namun Nelam tetap membencinya.
Sampai akhirnya hari naas pun terjadi,anaknya harus meregang nyawa karena menyelamatkannya dari kecelakaan. Tentu saja kejadian itu membuat Nelam merasa bersalah sampai harus mengalami depresi.
Bisakah Nelam sembuh dari depresinya?
Bagaimana takdir mempertemukan Bima dan Nelam?
Temui kisah seru mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma ismawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Bima dan Nelam 2
Bab 13
."...Darah Daging Yang Di Benci.."
Saat Bima menuruni tangga..,semua mata menatap nya kecuali Nelam yang menunduk kan pandangan nya.
".Hyy..sini sayang.. sebelum makan mamah ingin mengenal kan kamu dengan seseorang yang spesial.."Ucap Sinta sambil tersenyum dan menggandeng tangan Bima.
Bima mengerutkan dahi nya.
"..Nelam sayang kenalin ini Bima putera saya" Sinta membawa Bima ke hadapan Nelam.
"Hmmm..benar kata Bayu kalau makan malam kali ada udang di balik bakwan.." Bima berkata dalam hati.
Nelam pun mengangkat wajah dan melihat ke arah Bima.
Mata mereka bertemu..
Bima terperanjat kaget.
"Gadis ini..gadis yang foto nya di perlihatkan Bayu tadi siang di kantor.."Bima berkata dalam hati dengan wajah terkejut.
Matanya tidak berkedip menatap Nelam.
Bima hampir tidak percaya kalau gadis yang sudah dia rusak hidupnya,kini berada di hadapan nya.
"Tuh Khan benar kata mamah..pasti kamu langsung terpesona saat pertama bertemu Nelam.. soalnya mamah juga begitu.."Ucap Sinta sambil tersenyum dan menyenggol lengan Bima.
Bima pun tersadar dan salah tingkah, sementara Nelam tertunduk malu dengan pipi merona.
Sinta..Bi Nur..Bi Sumi tersenyum sedangkan Antasari hanya geleng-geleng kepala.
'"Ayoo kita makan sekarang.."Ajak Antasari
"Ayoo sayang...kamu duduk disamping Nelam"Ucap Sinta dengan semangat sambil menarik kursi untuk Bima dan Nelam.
".Mah jangan seperti ini..Nelam tidak enak"Ucap Nelam merasa tidak enak karena perlakuan Sinta.
"..Sudah tidak apa apa..ayo cepat duduk..mamah sama papah sudah lapar.."Jawab Sinta sambil tersenyum ke Antasari.
Bima dan Nelam duduk bersebelahan.
Antasari duduk bersebelahan dengan Sinta.
Bi Nur dan Bi Sumi duduk di seberangnya.
"Mamah juga bilang apa kalau Bima bisa jatuh cinta sama Nelam..tuh buktinya Bima ngeliatin Nelam terus.."Bisik Sinta ke Antasari.
Antasari hanya menarik napas.
"Nelam tolong ambilkan nasi dan lauk untuk Bima"Sinta berkata sambil tersenyum senang menatap Bima dan Nelam.
Nelam terlihat salah tingkah.
Begitu juga Bima.
"..Ga usah mah Bima bisa ambil sendiri"..jawab Bima tak enak pada Nelam.
"Tak apa sambil latihan jadi istri..ya khan Nelam"?Sinta berkata sambil mengedipkan mata nya pada Nelam.
Nelam tersipu malu..wajahnya kini benar benar merah.
Bi Nur dan bi Sumi ikut tersenyum.
"Sudahlah mah.,jangan menggoda Nelam terus..lihat wajah Nelam sudah merah begitu"Antasari berkata sambil menatap wajah Nelam.
"Bilang saja papah sudah lapar dan minta di layani mamah Khan.."jawab Sinta tertawa sambil mengambil nasi dan lauk untuk Antasari.
Nelam pun dengan malu mengambil piring Bima dan mensendokan nasi untuk Bima.
" Nasi nya segini cukup den.."tanya Nelam
"..Nelam...jangan panggil Bima den.., Panggil Abang..mas..Aa atau Yayang kek.."Ucap Sinta sambil melotot ke arah Nelam.
"Maaf mah.."jawab Nelam sambil menunduk.
"..Mahhhh..."Ucap Antasari sambil memegang tangan Sinta.
"Pokoknya mamah ga mau kamu memanggil Bima seperti tadi ya.."Ucap Sinta sambil cemberut.
Nelam mengangguk.
"Sudah nasi nya cukup segitu saja..biar lauknya saya ambil sendiri"..Bima berkata sambil mengambil piring dari Nelam.
Makan malam berjalan lancar dengan di selingi godaan Sinta kepada Nelam dan Bima.
Perasaan Bima benar benar campur aduk..rasa tidak percaya nya..rasa bersalah nya dan getaran di dada nya.
Baru pertama melihat Nelam hatinya penuh dengan debaran aneh.. perasaan yang belum pernah dia rasakan pada seorang perempuan.
Dengan Aluna saja butuh waktu 2 tahun untuk memastikan perasaannya.
Nelam juga merasakan debaran yang hebat saat pertama melihat Bima.
Selesai makan malam..mereka berkumpul di ruang keluarga.
Antasari..Sinta..Bima..Nelam dannBi Nur,sedangkan bi Sumi lebih memilih untuk istirahat setelah merapikan meja makan.
"Bima..Nelam.. sebenarnya maksud mamah ingin mengenal kan kalian karena mama ingin kalian berdua menikah.."Jelas Sinta.
Bima ..Nelam dan Bi Nur terperanjat kaget.
"Maksud mamah.."Tanya Bima.
Sambil menarik napas..,Sinta berkata
"Bima.. selama ini mamah tidak mau ikut campur dengan masalah pribadi mu..terutama dengan jodoh"..Ucap Sinta
"Walaupun usia mu sudah 30tahun tapi mamah tidak menuntut kamu untuk menikah"..kembali Sinta menarik napas dan melanjutkan kata-katanya.
"Sebenarnya mamah dan papah sudah ingin menggendong cucu..tapi kami tidak mau membebani mu.."Sinta berhenti sebentar kemudian berkata lagi.
"Saat kami berjumpa Nelam..entah mengapa kami merasa kalau Nelam wanita yang tepat untuk mu..mama mohon menikahlah dengan Nelam"..Sinta berkata sambil memegang tangan Bima.
"Aku ingin sekali menikahinya mah..,aku ingin sekali bertanggung jawab semua kesalahanku..tapi bagaimana kalau sampai Nelam tau siapa aku sebenarnya"..Bima berkata dalam hati.
Bima menarik napas dalam dalam.
"Mah.pah..maafkan Bima kalau Bima belum bisa mewujudkan keinginan kalian"Jawab Bima.
"Maksud kamu?"Sinta bertanya sambil melepaskan genggaman tangannya pada Bima.
"Mah..jujur saat tadi pertama melihat Nelam Bima sangat tertarik..hanya lelaki bodoh yang tidak mau menikahi Nelam..tapi apa Nelam mau menikah dengan Bima?Apa mamah sudah tanyakan ini pada Nelam?"Bima bertanya sambil memegang pundak Sinta dan matanya menatap Nelam sangat dalam.
Nelam hanya menunduk dan bingung.
Perasaan nya berdebar saat pertama melihat Bima..tapi apakah harus secepat ini.
"Nelam sayang..anak mamah Bima mau menikah dengan mu.. bagaimana dengan mu sendiri.., apakah kamu bersedia menikah dengan Bima?tanya Sinta sambil pindah duduk di samping Nelam dan menggenggam tangan Nelam.
"Sayaaaa...."Nelam menjawab dengan ragu.
"Nelam.. kalau memang kamu tidak bisa menjawab sekarang tidak apa apa nak..kamu bisa pikirkan dulu.."Antasari berkata sangat lembut kepada Nelam.
Nelam hanya mengangguk.
"Mah..beri waktu Nelam untuk berpikir"Antasari berkata sambil menatap Sinta.
"Hmm.. baiklah mamah akan menunggu Jawaban mu nak.. tolong pikir kan ini baik baik..mamah ingin sekali kamu jadi menantu mamah"Sinta berkata sambil mencium kepala Nelam.
"Ya mah.. terimakasih sudah memberikan Nelam waktu.."Ucap Nelam sambil menggenggam tangan Sinta.
"Sama sama sayang.."Jawab Sinta sambil tersenyum.
"Saya menyerahkan semua keputusan pada Nelam bu"..Ucap bi Nur.
"Iya bi.."Ucap Sinta sambil mengangguk.
"Ya sudah.., berarti kita tinggal menunggu keputusan Nelam.. sekarang kita istirahat dulu"Ucap Antasari"
"Kamu istirahat ya sayang.. pikirkan baik baik permintaan mamah"..Sinta berkata sambil mencium kening Nelam.
"Ya mah.."Ucap Nelam sambil tersenyum.
"Nelam ke kamar dulu..pah..den..eh mas Bima"Ucap Nelam sambil menunduk malu sedangkan Sinta tersenyum senang.
"Ya kamu istirahat..jangan terlalu di bawa beban.. turuti kata hatimu"Jawab Antasari sambil tersenyum.
Nelam mengganguk masih sambil menunduk karena Bima terus menatap nya.
"Bu..pak.. nak Bima..saya pamit"Ucap bi Nur.
"Iya bi"..Jawab Sinta sedangkan Bima dan Antasari hanya mengangguk.
Nelam dan Bi Nur beranjak pergi..
Bima masih terus memandangi punggung Nelam yang menghilang.
"Bima..hush..orang nya sudah ga ada masih di pandangi terus.."Sinta berkata sambil tersenyum dan menjentikkan jari nya di depan wajah Bima.
Wajah Bima merona merah
"Apa sie mah?"Jawab Bima sambil berusaha setenang mungkin.
"Mamah ga sangka ya..kalau seorang wanita seperti Nelam bisa mengalihkan dunia Sang Pem bisnis muda..Bima Mahadewa.."Sinta sambil menggeleng gelengkan kepala nya dan tertawa puas.
"Bukannya mamah senang kalau misi mamah berhasil"..Tanya Bima sambil menatap mamahnya.
"Bukan senang lagi sayang tapi puas"Jawab Sinta dengan tertawa lepas sambil memeluk Bima.
"..Sudah malam..Bima pamit pulang mah..pah.."Ucap Bima sambil melepaskan pelukan mamah nya.
"Lho kamu bukannya mau tidur disini Bima?"Tanya Sinta dengan raut wajah sendu.
"Next time Bima akan tidur disini..apa lagi kalau Nelam Nerima lamaran Bima"Bima berbisik ditelinga mamahnya dengan tertawa.
"Aamiin.."Jawab Sinta sambil mengacak rambut Bima.
Antasari hanya mendesah melihat kelakuan istri dan putera nya.
"Ya sudah Bima pamit ya mah..pah"Bima berkata sambil mencium pipi dan punggung tangan Sinta serta punggung tangan Antasari.
"Hati hati nak"ucap Antasari sambil menepuk pundak Bima.
"Iya pah"..Jawab Bima
Bima pun pergi meninggalkan rumah orangtuanya.
Di ruang keluarga hanya tinggal Sinta dan Antasari.
"Mamah bahagia banget pah.., ternyata gampang sekali Bima jatuh cinta sama Nelam dan langsung menyetujui perjodohan ini"Ucap Sinta sambil mendekati Antasari dan memeluk nya.
"Semoga Bima benar benar tulus mau menikahi Nelam."Jawab Antasari.
"Maksud papah?"Tanya Sinta sambil melepaskan pelukan nya .
"Mamah tahu gimana Bima..dia susah untuk jatuh cinta,,apa lagi setelah hubungan nya dengan Aluna kandas"jawab Antasari
"Sudahlah pah..mamah ga mau nama perempuan itu di sebut lagi"Jawab Sinta dengan wajah marah.
"Keyakinan dan naluri seorang ibu tidak akan pernah salah"Ucap Sinta lagi.
"Semoga Nelam memberikan jawaban yang kita harapkan"Sinta melanjutkan ucapannya.
"Sudah malam mah..kita istirahat..kita bahas lagi setelah Nelam memberikan jawaban""..Ucap Antasari sambil mengecup kening istrinya.
Sinta hanya mengangguk.
Mereka pun pergi ke kamar.
Sementara di kamar Nelam dan Bi Nur.
"Bi..apa yang aku lakukan..?"Tanya Nelam pada bi Nur.
"Bibi tidak mau memaksa..ikuti kata hatimu sayang..kamu yakin atau tidak jika menikah dengan nak Bima"?Jawab Bi Nur
"Kalau soal perasaan cinta itu bisa datang dengan berjalannya nya waktu"Ucap bi Nur lagi.
"Tapi mereka sudah terlalu baik pada Nelam bi
..Nelam bingung"Jawab Nelam dengan mata berkaca-kaca.
"Jangan karena hutang budi kamu menerima lamaran mereka nak.. cobalah kamu menerima nya dengan ikhlas..membuka hati..dan selalu belajar untuk mencintai InsyaAllah kamu dan Bima akan membangun rumah tangga yang SAMAWA"Ucap bi Nur.
"Shalat Istikharah..berdo'a dan minta petunjuk pada Nya untuk menyakinkan keputusan dan hati mu nak"lanjut bi Nur sambil mengelus rambut Nelam.
"..Iya bi.. terimakasih bibi adalah pengganti ibu selalu ada buat aku"jawab Nelam sambil menangis di pelukan bibi nya.
"Ya sudah kita istirahat sekarang ya nak..jangan lupa minta petunjuk kepada yang Maha Kuasa."Ucap bi Nur.
Nelam mengganguk dan mereka pun mulai terlelap.
Apakah Nelam mau menerima lamaran keluarga Bima?...
Bagaimana kalau Nelam tahu fakta yang sebenarnya tentang Bima..
Bagaimana cerita antara Bima dan Aluna
Yuk ikutan part selanjutnya.
Jangan lupa dukungan nya..like dan komen
maaf kak baru bisa mampir dan lanjut baca cerita kakak