~♡Cinta ini bukan terlalu cepat bersemayam di dada
Tidak juga terlalu cepat mematri namamu di sana
Hanya saja semesta terlambat mempertemukan kita
Sayang, rindu ini bukannya ******
yang tak tahu diri meski terlarang.
Maka ...
Jangan paksa aku melupakan
sungguh aku belum lapang~♡
"Aku tahu dan menyadari ini salah, tapi Aku tidak bisa menghentikannya, jika ini adalah takdir, bukankah hal yang sia-sia jika Aku menghindarinya, sekuat apapun Aku menghindar tetap saja Aku tidak akan pernah bisa lari dari perasaan ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wanudya dahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak bisa berhenti memikirkanmu
Seperti biasanya hari ini pun Rangga menghabiskan waktu dengan berada di tempat kerjanya, Rangga berada di ruangannya, dia mencoba tetap fokus pada pekerjaannya sebagai pemilik cafe di daerah Jogja, tapi tetap saja sekeras apa pun dia berusaha mengalihkan pikirannya namun tetap saja pikirannya seolah tidak berada di tempat dan sulit sekali untuknya agar tetap fokus.
Bayang-bayang wajah Kirana telah menyita seluruh perhatian dan kewarasannya belakangan ini, seluruh angan hanya tertuju pada sosok ayu yang telah mampu mencuri hatinya dalam waktu yang sekejap, andai saja Kirana tahu betapa kehadirannya yang begitu singkat telah mampu memporak porandakan keteguhan hatinya.
Padahal selama ini banyak sekali perempuan-perempuan yang berusaha mendekatinya, Rangga merupakan sosok laki-laki yang bersahaja dan hangat tentu saja banyak perempuan-perempuan yang menyukainya. Namun meskipun demikian Rangga bukan tipe orang yang mudah menjatuhkan hati pada sembarang perempuan. Dia tidak goyah sedikit pun meski banyak godaan di sekitarnya, dia tetap menjadi sosok lelaki yang sulit ditaklukkan.
Tidak tahu mengapa Rangga sedikit pun tidak tertarik pada perempuan-perempuan yang datang dan mencoba menarik perhatiannya itu, dia bahkan tidak pernah menganggap serius dengan keberadaan mereka, dan selama ini belum ada satu orang pun perempuan yang mampu menyentuh hatinya.
itulah sebabnya mengapa Rangga merasa begitu heran dengan dirinya sendiri, mengapa kehadiran seorang gadis bernama Kirana yang hanya dikenalnya lewat dunia maya mampu mengaduk-aduk hatinya sampai berantakan seperti ini.
Rangga meraih ponselnya, langsung yang pertama kali dilihatnya adalah kontak nomornya Kirana.
Dia menulis pesan untuk Kirana di salah satu aplikasi hijau di ponselnya.
Dia mengetik barisan pesan tapi kemudian menghapusnya lagi, mengetik lagi dan menghapusnya lagi, sungguh dia merasa konyol sekaligus bingung dengan apa yang ada di pikirannya saat ini, dia ingin mengatakan sesuatu tapi seolah tidak menemukan kata-kata yang tepat untuk memulai percakapan.
Dipandanginya ponsel yang dipegangnya sejak tadi, sambil menghela nafas panjang dia mencoba mengumpulkan keberanian untuk menelfon gadis itu.
Dan akhirnya dengan degup jantung yang tak beraturan dia menunggu Kirana mengangkat panggilan telfon darinya,
benar saja tak butuh waktu lama Kirana mengangkat telfonnya tersebut.
"Assalamualaikum, Mas Rangga ..." begitu sahutan yang terdengar dari ponselnya Rangga.
"Waalaikum salam, Ki ..., hmm sebenarnya aku bingung bagaimana harus mulai dari mana,"kata Rangga dengan menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali, padahal Kirana tidak sedang berada di depannya tapi entah kenapa dia sudah salah tingkah seperti ini.
"Bicara saja, Mas, tidak apa-apa."
"Ki ... kamu percaya tidak, jika aku mengatakan ke kamu kalau beberapa hari ini pikiranku cuma ada di kamu terus, jangan berprasangka macam-macam dulu padaku ya setelah aku bicara jujur ke kamu, sungguh aku cuma mengutarakan yang sebenernya tanpa bermaksud apa pun." jelasnya tanpa bisa lagi menutupi rasa gugupnya.
"Mas Rangga sengaja ya mau buat aku merasa bersalah?"
"Enggak ... Ki enggak, demi Tuhan aku juga bingung dengan perasaanku ini, yang jelas aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya, jadi kumohon, bantu aku menemukan jawaban atas rasaku ini, please." jawab Rangga mencoba meyakinkan.
"Terus aku harus bagaimana?"
"Kita ketemuan, ijinkan aku menemuimu."
"Tapi ... ." jawab Kirana ragu.
"Aku mohon, aku yakin kamu juga merasakan hal yang sama sepertiku, kita sama-sama membuktikan perasaan kita satu sama lain, hanya itu." jawab Rangga masih dengan kata-katanya yang memohon penuh harap, sungguh baru kali ini dia memohon sampai sebegitunya pada seorang perempuan.
"Kamu mau kita ketemu di mana, Mas?" jawab Kirana lagi.
Seperti mendapat angin segar Rangga mendengar jawaban dari Kirana.
"Oke ... kapan kamu ada waktu, aku yang akan datang ke rumah Kamu," sahutnya lagi bersemangat.
"Jangan!" serunya, "jangan, Mas, jangan ke rumah, orangtuaku pasti tidak akan mengijinkan Mas Rangga datang menemuiku, soalnya Mas Rangga kan tahu sendiri kalau aku sudah ada Mas satya, dan kedua orangtuaku sangat menjaga itu." Jawab Kirana merasa tidak enak.
Seketika jantung Rangga terasa ada yang menghantam dengan kerasnya, mendengar kenyataan yang dia sendiri juga sudah tahu sejak dari pertama dia mengenal Kirana.
"Iya Ki ... aku tahu, aku juga mengerti posisiku, begini saja aku jemput kamu di tempat kerja kamu besok, kamu kirim alamatnya ke aku, habis ketemu kita bicarakan lagi semua, yang aku inginkan sekarang cuma bisa bertemu sama kamu, itu saja, maaf kalau aku terkesan egois."
"Iya Mas ... nanti aku kirim alamatnya," jawab Kirana mengakhiri percakapannya.
Sungguh jawaban dari Kirana ini mampu memekarkan bunga-bunga di hatinya, Rangga begitu senang hingga tidak sabar lagi menunggu hari esok tiba.
Akhirnya yang diharapkan selama ini akan segera menjadi kenyataan, bertemu dengan Kirana, seseorang yang sudah menyita seluruh fikiran dan perhatiannya akhir-akhir ini.
Di sudut kota lain, Kirana pun begitu was-was dan merasa cemas, antara senang dan juga khawatir dan juga takut, ia tidak tau apa yang dilakukannya ini benar atau salah, ah tentu saja ini salah, menemui laki-laki lain sementara dia sudah punya calon suami tentu saja itu salah besar, tidak ada alasan apa pun untuk bisa membenarkan tindakannya tersebut, tapi ia juga ingin meyakinkan perasaannya sendiri pada Rangga, benarkah yang dirasakannya pada Rangga itu adalah cinta? lantas apa arti kehadiran Satya selama ini, mengapa justru Rangga seseorang yang dikenalnya belum lama ini malah mampu menyalakan percikan cinta di dalam hatinya.Jika benar ini cinta, bagaimana nanti hubungannya dengan Satya?
bertahan atau melepaskan?
Kirana hampir tidak bisa tidur semalaman karena terus memikirkan ini semua, ia akan menemui Rangga besok pagi, dan ia akan mencoba menemukan jawaban atas kegelisahan hatinya selama ini, hanya saja ia berharap semoga apa yang akan dilakukannya ini bukan sebuah kesalahan. bukankah kita memang tidak bisa memilih pada siapa kita ingin menjatuhkan hati? jadi apakah salah jika Kirana secara tidak sengaja menjatuhkan hatinya pada Rangga?
entahlah ... biarkan waktu yang akan menjawabnya.