NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang Dengan Mantan

Cinta Terlarang Dengan Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Angst / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:215
Nilai: 5
Nama Author: Vitra

" Iya, sekalipun kamu menikah dengan wanita lain, kamu juga bisa menjalin hubungan denganku. Kamu menikah dengan wanita lain, bukan halangan bagiku “ Tegas Selly.

Padahal, Deva hendak di jodohkan dengan seorang wanita bernama Nindy, pilihan Ibunya. Akan tetapi, Deva benar - benar sudah cinta mati dengan Selly dan menjalin hubungan gelap dengannya. Lantas, bagaimanakah kelanjutan hubungan antara ketiganya ? Akankah Deva akan selamanya menjalin hubungan gelap dengan Selly ? atau dia akan lebih memilih Nindy ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vitra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salah Paham

Keesokan harinya, saat jam istirahat makan siang, Nindy bercerita dengan penuh semangat kepada Ara tentang Deva.

“Waktu pertama kali bertemu, benar-benar cuma aku dan Deva. Awalnya hatiku campur aduk. Aku takut suasananya bakal canggung. Tapi ternyata, Deva bisa banget membawa obrolan kami jadi mengalir,” cerita Nindy dengan ekspresi berbinar.

“Wah, ini sinyal positif, nih,” timpal Ara cepat.

“Maksudnya, Ra?” Nindy mengernyit bingung.

“Positif ke arah hubungan yang lebih serius, Nin,” jelas Ara sambil tersenyum penuh arti.

Nindy tersenyum malu. Kedua pipinya memerah, jelas terlihat ia sedang berbunga-bunga. Dalam hati, Nindy memang sudah menaruh harapan besar terhadap hubungannya dengan Deva—terutama setelah kejadian semalam. Tanpa kabar sebelumnya, Deva tiba-tiba datang ke rumahnya hanya untuk memberikan setangkai bunga hiasan.

Namun, di balik kebahagiaan itu, tersembunyi kenyataan pahit. Faktanya, Deva melakukan semua itu bukan karena tulus. Ia hanya sedang memainkan perasaan Nindy demi rencananya sendiri. Dan yang lebih menyakitkan, sebelum datang ke rumah Nindy, Deva baru saja menghabiskan setengah harinya di apartemen Selly.

Nindy melanjutkan ceritanya dengan antusias.

“Terus, semalam... aku kaget banget waktu Bunda tiba-tiba manggil. Katanya, Deva datang nyariin aku. Padahal dia nggak kasih kabar sama sekali kalau mau main ke rumah.”

Ara terperangah. “Seriusan? Dia datang malam-malam? Wah, usahanya patut diacungi jempol. Tapi, emangnya kenapa dia tiba-tiba datang?”

“Kamu mau tahu?” Nindy tersenyum makin lebar. “Dia datang cuma buat ngasih hadiah ke aku.”

Ara makin kagum. “Ih, bahkan suamiku dulu nggak pernah seromantis Deva. Kamu beruntung banget bisa deket sama laki-laki kayak dia.”

Obrolan mereka terus berlanjut tanpa terasa. Saking serunya, satu jam istirahat pun habis begitu saja. Mereka akhirnya harus kembali ke meja kerja masing-masing.

Saat Nindy dan Ara kembali ke ruangan kantor, mereka melihat Selly baru saja keluar dari ruang kerja Kevin. Suasana di sekitar seketika terasa canggung. Para karyawan yang dilalui Selly tampak kikuk. Saat Selly berjalan melewati mereka, Nindy dan Ara ikut menundukkan kepala memberi salam sopan.

Begitu Selly menghilang dari pandangan, Ara berbisik pelan di telinga Nindy. “Nin, sebenarnya ya... menurutku, sikap kita barusan kurang pantas. Kita hormat sama wanita yang sebenarnya cuma simpanannya Pak Kevin.”

Nindy membalas dengan nada tenang, “Cari aman aja, Ra. Kita masih butuh kerja. Hormat itu formalitas aja.”

“Iya sih,” kata Ara pelan. “Aku juga masih butuh uang. Demi anakku.”

Setelah Selly keluar dari ruangan, tak lama kemudian Kevin pun menyusul. Ia tampak membawa tas kerja, menandakan bahwa ia akan pulang lebih awal dari biasanya. Pemandangan yang cukup langka, mengingat Kevin biasanya meninggalkan kantor menjelang petang.

Begitu Kevin melewati ruang kerja para karyawannya, suasana kantor berubah. Para karyawan mulai berbisik-bisik, saling menatap dengan ekspresi penuh makna. Ada yang membicarakan soal Kevin yang mendadak pulang cepat, ada juga yang terang-terangan berspekulasi soal hubungannya dengan Selly.

Sudah menjadi rahasia umum di kantor, bahwa akhir-akhir ini Kevin semakin sering muncul. Padahal, sebelumnya, kehadirannya bisa dihitung jari datang hanya ketika ada urusan penting. Tapi selama sebulan terakhir, hampir setiap hari ia datang. Dan yang lebih mencolok lagi, Selly yang tidak memiliki urusan apa pun dengan perusahaan juga ikut-ikutan sering datang. Bahkan, tidak segan masuk ke ruangan Kevin seperti memiliki akses khusus.

Hubungan terlarang antara Kevin dan Selly bukan lagi desas-desus. Para karyawan tahu, mereka hanya memilih diam. Tidak ada yang cukup berani untuk menyuarakan kebenaran itu keluar dari tembok kantor ini. Semua memilih bermain aman.

Nindy membisikkan kegelisahannya kepada Ara. “Ra, kamu sadar nggak, sih? Lama-lama wanita itu ganggu kenyamanan kita. Kenapa dia makin sering ke sini?”

Ara mengangguk, matanya melirik ke arah pintu ruangan Kevin yang baru saja tertutup kembali. “Iya, aku juga ngerasa begitu. Dan bukan cuma kita, Nin. Kamu lihat sendiri, kan? Begitu dia keluar dari ruangan Pak Kevin, semua langsung pada bisik-bisik.”

“Benar. Rasanya suasana kerja jadi nggak enak. Apalagi kalau mereka berdua ada di sini dalam waktu yang sama,” sahut Nindy, suaranya makin pelan.

Mereka saling berpandangan, penuh rasa waspada. Mereka sadar, berada terlalu dekat dengan rahasia besar bisa jadi membahayakan. Tapi di sisi lain, rasa tidak nyaman itu terus menghantui.

Ruangan kantor kembali tenang, tapi tensi di udara masih terasa.

Setelah itu, mereka kembali fokus menatap layar komputer di meja masing-masing, menenggelamkan diri dalam pekerjaan seperti biasa.

Ardi dan Deva sedang dalam perjalanan dinas ke luar kota. Perjalanan dari kantor memakan waktu sekitar dua jam. Sepanjang jalan, keduanya larut dalam obrolan ringan—tentang pekerjaan, cuaca, hingga hal-hal remeh temeh yang membuat perjalanan terasa singkat.

Namun, suasana mendadak berubah ketika Ardi tiba-tiba mengganti topik.

“Ehem… Dev,” gumamnya sambil melirik ke arah Deva.

Deva menoleh sebentar. “Kenapa? Ngobrol aja, Ar. Santai.”

“Hmmm… aku mau nanya sesuatu. Tapi mungkin ini agak nyentuh ranah pribadi,” ucap Ardi, agak canggung.

“Tanya aja, Ar. Kita kan bukan orang baru kenal,” sahut Deva, mencoba terdengar santai.

Ardi menghela napas, lalu dengan hati-hati bertanya, “Dev… hubunganmu sama Selly… masih baik-baik aja, kan?”

Pertanyaan itu membuat Deva seketika diam. Matanya menatap lurus ke depan, tapi pikirannya langsung penuh tanda tanya. Kenapa Ardi tiba-tiba menanyakan soal Selly? Apa dia tahu sesuatu? Apa dia dengar kabar kalau Deva dan Selly putus? Atau lebih buruk—apa dia tahu tentang hubungan rahasianya dengan Selly, di tengah pertunangannya dengan Nindy?

Deva harus berhati-hati menjawab.

“Baik-baik aja kok, Ar. Emangnya kenapa?” balasnya sambil menyembunyikan kegugupan.

Ardi nyaris membuka suara, ingin memberi tahu tentang apa yang pernah ia lihat—Selly yang tampak bermesraan dengan pria lain. Tapi ia ragu. Tanpa bukti kuat, bisa-bisa malah jadi salah paham. Akhirnya, ia menahan diri.

“Enggak, nggak apa-apa. Cuma nanya aja,” ucapnya, berbohong.

Deva memicingkan mata. “Tapi ini udah dua kali kamu nanya soal aku dan Selly. Kamu nyembunyiin sesuatu ya, Ar?”

Kali ini, justru Deva yang mulai panik. Ia takut kalau Ardi tahu tentang hubungannya dengan Selly yang sejatinya adalah sebuah perselingkuhan. Ia menyeka keringat yang mulai muncul di pelipisnya. Pikirannya penuh dengan kemungkinan buruk.

Ardi yang melihat perubahan raut wajah Deva, buru-buru mencoba mencairkan suasana. Ia menepuk pundak sahabatnya itu.

“Ah, jangan tegang gitu, Dev. Aku cuma nanya karena kita teman. Gak ada yang aku sembunyiin, kok. Syukurlah kalau hubungan kamu sama Selly juga baik-baik aja.”

Ia menyertakan senyum kecil, meskipun tampak canggung.

Di dalam mobil itu, keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing. Ardi sebenarnya hendak memperingatkan Deva tentang kemungkinan Selly berselingkuh. Sementara Deva mengira Ardi tahu tentang hubungan gelapnya dengan Selly. Keduanya terjebak dalam kesalahpahaman dan saling menjaga rahasia, tanpa tahu bahwa mereka sedang berbicara tentang dua hal yang sama sekali berbeda.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!