Si Villainess tiba-tiba berubah?
Yrina Lavien, si penyihir yang dapat julukan Gadis Beracun sangat mencintai Anthony, Si Putra Mahkota, namun Anthony mencintai Margareth Thatcher. Suatu malam, Yrina tak sadarkan diri dan dia berubah ketika dia bangun. Dia yang awalnya suka pada Bunga Lily of The Valley jadi menyukai Bunga Mawar, dia yang dulunya tergila-gila pada Anthony malah jatuh hati kepada Dimitry Thatcher, kakak laki-laki Margareth yang telah 'merebut' kekasihnya. Dengan dalih 'lupa ingatan' dia benar-benar berubah. Tak banyak yang tahu, jika Yrina Lavien bukanlah dirinya yang asli dan merupakan jiwa lain yang sedang bertransmigrasi. Kini, Yrina yang baru hanya ingin hidup tenang. Mampukah dia mewujudkannya jika dia menjadi gadis paling dibenci dan paling jahat di seluruh kerajaan? Lalu sebenarnya dimanakah jiwa Yrina yang asli?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 : Skenario Kusut, Aktor yang Berisik
"Kak, namanya siapa?" Tanyaku kepada Galliard, menengok ke belakang dan menghentikan langkahku.
"Siapa? Yang mana? Yang kau pandangi atau Putra Mahkota?" Tanya Galliard, dia bingung namun terlihat antusias.
"Si Putra Mahkota."
"Anthony, namanya Anthony." Katanya sambil berbisik.
Aku mengacungkan pelan jempolku dan mengedipkan satu mataku kepada Galliard. Baiklah, lalu aku kembali berjalan ke depan dan aku akan memainkan peran yang mengesankan.
Aku memasang wajah yang sangat marah dan berjalan tergesa-gesa menghampiri mereka. Lalu saat aku sampai beberapa langkah di depan mereka aku memandangi mereka berempat satu persatu.
Ratu berbicara lebih dulu, "Bagaimana kabarmu, Nona Lavien? Aku ikut senang mendengar jika kau sudah bangun dari koma. Tadinya aku ingin langsung menemuimu namun ternyata aku malah mengadakan acara minum teh hari ini jadi aku minta maaf karena telah membuatmu menunggu." Ratu tersenyum melihatku. Senyum yang sangat palsu. Dia bahkan tak mempersilahkan aku duduk. Jika dia memang benar senang, bukan ekspresi terganggu yang akan ia tunjukkan. Anak bayi juga tahu jika dia sedang berbohong. Aktingnya kurang bagus, seharusnya ia memelukku dan menangis, walaupun hanya pura-pura. Aku jadi sebal duluan.
Ah, tak apa-apa, lah. Aku jadi tak menyesal mengakhiri pertunangan dengan Anthony. Aku tak bisa membayangkan hidup di bawah satu atap yang sama dengan Ibu Mertua sepertinya. Aku takkan merugi jika mengakhiri hubungan kami. Aku masih punya keluargaku dan orang-orang di Menara Sihir yang mulai tersenyum saat aku menyapa mereka. Walau kebanyakan tetap langsung berlari menjauh sekuat tenaga. Aku tak menggigit, kok. Setidaknya sekarang aku tak menggigit, beda dari yang dulu.
Aku lalu memberinya hormat seperti yang dicontohkan Mama tadi pagi. "Terima kasih, yang mulia. Senang mendengar hal itu dari anda."
Dari tadi aku sengaja tak berkedip agar air mata cepat mengalir ke pipiku namun yang ada mataku malah semakin kering dan air mataku tak kunjung turun padahal aku ingin menampilkan citra jika aku benar-benar sedih dan menangis. Aku lalu melirik ke arah gadis yang duduk di samping ratu sekaligus duduk berhadapan dengan putra mahkota. Dia menunduk, tak menatap ke arahku. Dia gadis yang mungil dan begitu cantik, dengan bibir semerah darah, kurasa warna lipstiknya. Jadi seperti ini selera putra mahkota hingga ia tergila-gila padanya.
Tentu saja, dia sangat berbeda denganku yang memiliki tubuh menjulang tinggi dan raut wajah yang terkesan jahat. Gadis di hadapanku ini sangat manis dan terlihat lembut. Jadi dia Margareth Thatcher. Haruskah aku memanggilnya si wanita ketiga yang merebut kekasihku? Ah tidak, kurasa itu terlalu berlebihan. Aku akan mengacuhkannya saja. Aku tak ingin memperbanyak musuh. Aku kan sedang mempersiapkan masa pensiunku. Yup, The Villainess wants to retired. Atau haruskah aku menyebut diriku 'Fake Villainess'?
"Ayo pergi, Yrina! Aku tahu kau ingin bicara denganku. Aku minta maaf karena tak sempat menjengukmu kemarin karena aku sangat sibuk, sejujurnya aku ingin mengunjungimu sekarang namun ternyata kau sembuh lebih dulu. Aku sangat senang kau sudah bangun." Cerocos Si Putra Mahkota sambil bangkit dari duduknya.
Dia kira aku bodoh, ya? Perkataannya sungguh dingin tak berekspresi dan tentu saja itu kebohongan yang luar biasa. Pada kenyataannya dia malah menghabiskan waktu dengan Margareth di sini. Ibu dan anak ini sangat tak pandai berakting. Dia kira aku akan menurut padanya begitu? Maaf saja! Aku bukan Yrina yang tergila-gila pada orang sepertinya.
Lalu aku mengambil gelas berisi anggur di atas meja dan menuangkan isinya ke atas kepala gadis itu. Tentu saja semua orang terkejut bahkan Putra Mahkota berteriak marah. Lalu aku merasa jika Galliard menahan tangan kananku yang kugunakan untuk menuangkan anggur ke gadis itu. Sempurna. Ini saatnya bermain peran, aku lalu menjerit dan pura-pura menangis tersedu-sedu. Akhirnya aku berhasil mengeluarkan air mataku setelah mataku kemasukan banyak debu dan terasa benar-benar kering. Ya, setidaknya aku berhasil menangis meskipun karena kelilipan. Aku bahkan menepis tangan Galliard dan menjatuhkan diri ke lantai. Pura-pura terluka dan frustasi.
"Bagaimana bisa anda melakukan ini kepadaku, Anthonyku tersayang?" Jeritku. "Tak ada satu orang pun aku cintai sedalam aku mencintaimu. Bahkan aku banyak berkorban untukmu dan hanya kamulah yang benar-benar kucintai namun apa kenyataannya? Kau memilih gadis ini dan kau berselingkuh dengannya padahal kau sudah punya aku. Di saat aku sedang terbaring koma, kau malah sedang bermesraan dengan gadis ini? Tadinya aku pergi ke sini karena aku sungguh merindukanmu, karena aku sangat mencintaimu, Anthonyku tersayang. Cukup sudah! Aku tak bisa menahan semua ini lagi! Cinta yang kuberikan padamu setulus dan sedalam samudera. Namun dengan teganya kau mencampakkan cintaku. Tega-teganya Kau berselingkuh dariku, Anthonyku tersayang. Aku tak bisa menahan ini lagi, mulai hari ini hubungan kita berakhir! Kau bisa menghabiskan seluruh hidupmu dengan selingkuhan yang sangat kau cintai ini, wahai Anthonyku tercinta. Aku sudah lelah! Aku menyerah!" Aku lalu bangkit dari dudukku dan memperhatikan semua orang yang tampak terkejut. Orang-orang ini bangsawan berpengaruh dari seluruh kerajaan, sempurna.
Sempurna sekali. Bahkan Ratu juga sudah ikut berdiri dan berusaha menenangkanku. Aku tak peduli. Maaf, Yrina yang baru tidak mencintai Anthony si Putra Mahkota jadi tak masalah bagiku untuk melepaskannya. Aku lalu menoleh ke arah Margareth. Dia tampak begitu terluka dan menahan malu. Tentu saja, itu memang tujuanku. Aku ingin memutuskan pertunangan ini dan sejujurnya aku ingin membuat pasangan selingkuh ini merasakan akibatnya dan kurasa rencanaku berhasil. Para bangsawan lain yang sedang berkumpul mulai berbisik-bisik tentang apa yang baru saja mereka lihat. Aku sengaja menekankan kata selingkuh berulang kali agar mereka tahu jika meskipun Putra Mahkota membenciku, aku tetap tunangan sahnya dan pasti mereka akan selalu mengingat jika Putra Mahkota dan Margareth adalah pasangan selingkuh yang tega menyakiti dan mengkhianati perasaanku.
Untuk mendukung permainan peranku, aku bahkan berpura-pura pingsan, aku berpura-pura terkulai ke belakang yang langsung ditangkap oleh Galliard. Aku tak terkejut jika Anthony lebih memilih untuk membantu membersihkan anggur di rambut Margareth daripada membantuku.
Karena kesal aku lalu bangkit dari kepura-puraanku dan memandanginya dengan tajam. Sejujurnya aku memang sangat marah terhadap Anthony jadi aku menamparnya saat itu juga sebelum kembali pura-pura pingsan. Suara pekikan tertahan banyak orang terdengar. Rasakan itu! Saat aku memejamkan mataku aku bisa mendengar suara Galliard yang berteriak meminta pertolongan sambil sedikit menahan tawanya, suara Ratu yang terdengar panik dan juga suara mama yang perlahan mendekat.
Lalu Galliard membantuku berdiri. Untuk terakhir kalinya aku membuka sedikit mataku dan memandang ke arah pria tampan bermata biru tadi yang sekarang sedang terlihat memeluk Margareth dan menatap tajam ke arahku dengan tatapan seakan ingin membunuh. Ah rasanya puas sekali sekaligus penasaran.