Awalnya aku merasa melayang dan jatuh cinta, tapi setelah tahu alasannya memilihku hanya karena aku mirip cinta pertamanya, membuat hatiku terluka.
Bisakah aku, kabur dari obsesi cinta suamiku🎶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Sembunyikan Aku
Masih jam tiga, tapi Viola sudah gelisah. Setelah menumpuk laporan yang dia buat di meja managernya, dia berlari ke ruangan direktur.
Ibu paruh baya itu tersenyum menyambut Viola.
"Masuklah, ada apa? apa ada yang membuatmu tidak nyaman?"
Padahal dia direkturku tapi dia bicara dengan sangat sopan begitu. Karena hanya wanita yang ada di depan Viola inilah yang tahu, statusnya sebagai istri Bastian, CEO Hexana Group.
"Maaf Bu, apa saya boleh izin pulang. Hanya hari ini saja, Kak Bastian menyuruh saya sudah ada di rumah sebelum sore."
Ibu direktur tiba-tiba menatap kalender yang ada di atas meja, wajahnya langsung terlihat tegang. Sambil dia mencengkeram kalender.
"Ya Tuhan Vio, bagaimana aku bisa melupakan hari ini. Ya Tuhan, baiklah, kau boleh pulang, bergegaslah pulang jangan sampai terlambat. Kalau ada pekerjaan yang kau kerjakan, tunda saja semuanya. Kerjakan saja besok, tidak apa-apa. Pulanglah."
Hah? kenapa malah ibu direktur yang semangat sekali menyuruhku pulang, memang kenapa dengan hari ini? Viola malah jadi penasaran, karena ibu direktur yang sedari tadi menatap kalender dan terlihat tegang.
"Memang hari ini kenapa Bu?"
"Lho kok kamu nggak tahu? ini kan hari meninggalnya kekasih Tuan Bastian." Ibu direktur menutup mulutnya. "Ah maaf, ibu nggak bermaksud Vio.. kamu juga istri yang sangat dicintai beliau..."
Pesan sekretaris Hugo sangat jelas saat itu, sebelum Viola masuk ke divisinya. Bahwa Viola adalah wanita yang dicintai Tuan Bastian, hingga dia harus memperlakukannya dengan baik dan sopan.
Bahkan Hugo mengancamnya dengan pekerjaannya, kalau sampai rahasia tentang Viola menyebar.
"Maaf ya Vio."
Jantung Viola seperti tersengat listrik, dia mendekati ibu direktur.
"Nggak papa kok Bu, saya juga pernah mendengar tentang cinta pertama Kak Bastian."
Ibu direktur menjadi lega.
"Ah, benar tidak mungkin kamu nggak tahu. Karyawan lama di perusahaan ini juga pasti tahu, walaupun kami belum pernah melihat wajah kekasih tuan Bastian. Tapi kami tahu bagaimana hancurnya beliau saat kekasihnya itu meninggal."
Dari situlah Viola tahu, dihari seperti ini, Bastian menggila tanpa alasan. Pernah dia berpapasan dengan seseorang di koridor, padahal laki-laki itu langsung menepi dan menundukkan kepala, tapi itu membuat Bastian kesal. Dia mencengkeram dasi karyawan dan membenturkannya ke tembok.
Emosinya benar-benar tidak stabil, pada hari ini, sudah seperti menjelajahi rumah hantu, horor. Yang dirasakan para karyawan. Bernafas saja salah di depan Bastian.
"Tapi semua berubah setelah kau menikah dengan Tuan Bastian Vio, tahun lalu tidak terjadi apa-apa di hari ini. Sepertinya hari ini juga begitu. Beliau pasti menyuruhmu lekas pulang karena ingin menghabiskan waktu romantis bersama mu, jadi segeralah pulang."
Semua kata-kata Bu direktur berdengung di kepala Viola.
Sekarang Viola sudah naik ke dalam taxi online yang akan mengantarnya ke apartemen.
Tapi... keraguan menghantuinya.
Ada bagian hatinya yang berdenyut sakit saat ini, entah kenapa, marah, cemburu, benci dan muak dengan keadaannya sekarang.
Hari ini adalah hari kematian wanita yang dicintai Kak Bastian, dia ingin menghabiskan waktu dengan ku lebih lama dari biasanya. Bukan karena aku Bu Direktur, Anda salah. Vio menyeringai sinis.
Dia hanya ingin melihat wajahmu Vio, wajah yang dia cintai.
"Berhenti Pak..."
Viola menghapus airmatanya. Padahal dia sudah tahu itu, tapi entah kenapa, hari ini rasanya sangat sakit.
"Lho, kan belum sampai Nona?" tanya pak sopir.
"Nggak papa Pak, saya turun di sini saja. Lanjutkan saja perjalanannya, saya bayar penuh sesuai tarif."
Bapak sopir masih bingung, tapi dia menerima uang yang disodorkan Viola.
"Hiks... hiks..."
Karena melihat penumpangnya yang tiba-tiba menangis, membuat bapak sopir tidak berkata apa-apa lagi.
Viola berlalu turun dari taxi, memilih menyusuri jalan trotoar. Dalam keramaian lalu lalang orang yang berjalan, pikirannya entah berlabuh dimana.
Dia hanya tidak mau pulang, dia tidak mau menjadi gadis pengganti. Dia tidak mau dipeluk dan dicumbu, sementara sebenarnya bukan dia yang ada dipikiran Kak Bastian.
Viola meraih hpnya, mematikan.
Entah akan seperti apa hari ini, dia hanya muak, benci dan cemburu pada cinta pertama Kak Bastian.
"Vio kembalilah, kau mau membuat CEO gila itu benar-benar menggila." Hati nurani Viola.
"Bodo amat! Biarkan saja! Memang Vio orang tidak punya hati, tidak boleh marah dan cemburu suaminya memikirkan wanita lain." Hati nurani yang lain bicara.
"Lha kenapa kau cemburu Vio? bukannya kau tahu siapa yang dicintai Bastian. Kenapa? apa kau sudah jatuh cinta pada Bastian jadi sekarang marah dan cemburu?"
Viola berhenti melangkah, entah hati nuraninya yang mana itu yang bicara.
Berhentilah! Pergi kalian semua! Memang siapa yang mencintai CEO gila itu! aku mau kabur! aku mau melarikan diri dari CEO Posesif itu! Aku mau menghilang dari hidupnya! cinta apa! Kenapa juga aku mencintainya, dia mencintaiku saja tidak!
Rasanya Viola kehabisan energi, berdebat dengan dirinya sendiri. Entah sudah berjalan berapa jauh dia sekarang, Viola merasakan kakinya pegal. Dia menatap sekelilingnya, di depannya ada toko tanaman, mereka menjual banyak tanaman, baik pohon buah maupun bunga.
Viola memilih duduk di kursi yang ada di depan toko, kebetulan ada kursi besi panjang. Dia terkulai lemas di sana.
Berhenti mengajakku bicara hati nurani sialan!
Viola benar-benar tidak mau berfikir sekarang. Kepalanya tertunduk menatap sepatu yang dia pakai sekarang.
Sudah jam berapa sekarang ya? Ah, bodo amatlah.
Tiba-tiba...
Sebuah kaki berdiri di depan Viola, kaki jenjang dan ramping, saat Viola mengangkat kepalanya, dia menatap seorang wanita yang menatapnya tajam, memegang pot tanaman, hah? untuk apa dia membawa pot tanaman yang isinya pohon nanas begitu?
"Apa yang kau lakukan di sini Viola?" ujar wanita yang memegang pot berisi tanaman nanas itu dengan sinis.
Kenapa aku malah bertemu dengannya!
"Nona Celine? Apa yang Anda lakukan di sini? Kenapa Anda memegangi pot berisi pohon nanas?"
Beruntungnya Anda, karena tidak mirip dengan wanita yang dicintai Kak Bastian, Anda bisa bebas melakukan apapun yang Anda inginkan, gumam Viola menatap iri pada Celine.
Kenapa? Kau mau menertawakan aku? Istri CEO Hexana Group yang diabaikan, mengisi hari-harinya yang menyedihkan dengan bercocok tanam. Mata Celine menyala marah dan kesal.
"Bukannya aku yang bertanya, apa yang dilakukan istri kesayangan Bastian di sini?" ujar Celine dengan sinis. "Seharusnya sekarang kau sedang memeluk Bastian kan, kenapa kau malah duduk di sini seperti orang linglung."
Viola tersentak sadar, lalu tiba-tiba dia meraih tangan kanan Celine yang tidak dia pakai memegang pot tanaman.
"Apa yang kau lakukan! Kenapa menyentuh ku seenaknya!"
Celine mengibaskan tangannya.
"Nona Celine, apa Anda bisa menyembunyikan saya hari ini saja? Tolong, bawa saya kabur. Saya tidak mau bertemu Kak Bastian hari ini."
"Hah? kau sudah gila ya! kenapa juga aku menyembunyikan musuhku! aku membencimu Viola, aku sangat-sangat membenci mu!"
Tanpa perlu kau katakan sejelas itu, aku juga tahu.
Viola menunjuk pot tanaman yang didekap Celine.
"Keluarga saya punya kebun nanas, Anda mau melihat foto-fotonya. Kakak saya selalu mengirim foto pohon nanas setiap hari, Anda mau melihatnya?"
Bola mata Celine berbinar, Viola mengeluarkan hpnya yang sudah dia matikan, lalu menggoyangkannya.
"Anda tidak penasaran?"
"Tunjukkan padaku."
"Tidak! Sembunyikan saya dulu, dari Kak Bastian."
Bersambung
makasih kak Sheira up nya 🙏🏻❤️