Ingin melihat Tim Nasional Indonesia bermain di panggung Piala Dunia? Simaklah! Jalu akan membawa kalian ke dunia yang tidak pernah kalian bayangkan sama sekali.
Di saat karirnya sebagai presenter sedang naik daun, Jalu harus menerima pil pahit yaitu pemecatan kerja tanpa alasan yang jelas dari pihak perusahaan, hal ini membuat Jalu sangat frustasi dan mengalami kemunduran dalam hidup.
Jalu memutuskan untuk menjadi seorang agen sepak bola dan perjalanan karirnya sebagai agen sepak bola akhirnya berjalan sangat baik tapi suatu ketika, semuanya mulai berubah dengan dimulainya penolakan perpanjangan kontrak agen - pemain dan pemutusan kontrak dari para pemainnya.
Pil pahit kedua Jalu telan kembali dan membuat hidupnya hampir hancur tapi pertolongan dari sang Ibu membuat karir Jalu sebagai agen sepak bola mulai bangkit kembali sampai Jalu di kenal sebagai seorang legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon c a i n, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34.
"Halo, apakah kamu senior yang di kenalkan oleh Amir?"
Diamond cafe, itulah tempat Jalu berada saat ini untuk melakukan pertemuan dengan seorang manajer komersial dan pemasaran yang di kenalkan oleh Amir sebelumnya.
Manajer komersial dan pemasaran yang sebelumnya Amir katakan sebagai kakak seniornya itu jelas terlihat sekali dengan penampilan dan wajahnya itu, Jalu pun bisa segera menilai usianya yang kisaran 35 atau 36 tahun dan kurang lebih hampir sama seperti Victor.
Tujuan dari pertemuan ini adalah selain untuk berkenalan karena pertama kalinya bertemu, Jalu juga berniat menanyakan alasan kenapa pihak lain mau untuk bekerja di agensinya.
"Benar, apakah kamu Jalu yang berencana mempekerjakan ku untuk menjadi manajer komersial dan pemasaran yang di katakan Amir?"
"Kalo begitu, mari kita saling mengenal dulu, aku Jalu Sundara dan aku adalah seorang agen sepak bola profesional."
"Brian, kamu bisa memanggilku Brian saja."
"Oke, berhubung perkenalan sudah kita lakukan, aku akan bertanya dulu sebelum menuju ke topik penting selanjutnya."
"Silahkan tanyakan apa saja, aku sedia untuk menjawabnya."
"Apakah Amir sudah menjelaskan mengenai situasi agensiku? Kenapa kamu mau bekerja di tempat kecil sepertiku?"
"Amir sudah menjelaskan nya mengenai agensi mu dan pekerjaan mu sebagai agen sepak bola secara detail padaku dan aku sangat paham mengenai apa yang kamu butuhkan ketika Amir menjelaskan mengapa kamu membutuhkan seorang manajer komersial dan pemasaran."
"Alasan kenapa aku memilih untuk menerima dan bekerja di tempat kecil milikmu itu karena aku sudah dan sangat di yakinkan oleh penjelasan Amir mengenai situasi dari agensimu di masa depan nanti."
"Selain itu, jujur saja bahwa sebelumnya aku juga sudah mempelajari sedikit mengenai pekerjaan dari seorang agen sepak bola yang mana pendapatan nya sangat tinggi dan besarnya perputaran uang di industri sepak bola juga sangat besar sehingga alasanku menerima pekerjaan ini karena realistis saja, uang yang akan aku dapatkan atau gaji itu akan lebih besar di bandingkan dengan tempat ku bekerja itu."
Mendengar jawaban dan penjelasan Brian mengenai alasan kenapa memilih menerima tawaran bekerja di tempatnya sangat memuaskan Jalu karena Jalu tidak ingin alasan yang di berikan itu bertele tele.
Brian menjelaskannya dengan sangat baik bahwa dia bekerja untuk mendapatkan uang atau gaji yang lebih besar di bandingkan sebelumnya.
Seperti yang di jelaskan Brian, Jalu juga sebenarnya sudah menjelaskan mengenai besaran gaji yang akan Brian terima setelah bekerja di agensinya dan jumlah gajinya itu 10% lebih besar di bandingkan dengan gaji di tempat bekerja sebelumnya.
Selain itu, Jalu juga sudah memberikan penjelasan melalui Amir mengenai bonus yang akan di terima oleh Brian jika dia berhasil mendatangkan dukungan untuk klien kliennya dan kesepakatan dukungan itu berhasil di tandatangani.
Bonus atas pencapaian kerjanya itu sebesar 0,25% dari setiap dukungan yang berhasil di tandatangani.
Apakah bonus 0,25% itu kecil? Tidak sama sekali. Justru itu sangat besar karena perputaran uang dan pendapatan untuk para pemain sepak bola itu sangat besar sekali bukan hanya ratusan juta saja tapi miliaran.
Bayangkan atau hitung saja bahwa Brian berhasil mendatangkan sponsorship untuk Noah dengan sebuah brand dan rate card atau endorse fee nya itu sebesar 5 miliar, maka 0,25% dari 5 miliar adalah 12,5 juta yang bisa Brian dapatkan dari keberhasilan atas kerjanya itu.
Itu hanyalah endorse fee kecil dan bayangkan saja di masa depan nanti akan sebesar apa mengingat pemain pemain Jalu yang memiliki potensi untuk menjadi seorang pemain kelas dunia.
Contoh nyata untuk salah satu pemain kelas dunia mari contohkan dengan Neymar Jr yang memiliki kesepakatan dukungan dengan Puma sebesar $30 juta atau sebesar Rp 432 Miliar.
Jika mengambil contoh atas Neymar Jr tersebut, Brian bisa mendapatkan uang atau bonus kira kira sebesar Rp 1 miliar kurang lebih yang mana ini jelas pendapatan dan bonus yang sangat besar di bandingkan dengan bekerja di tempat lain.
Tentu saja, jumlah sebesar itu belum dengan pajak pendapatannya dan Brian harus membayar pajak tersebut supaya menjadi warga negara yang baik yang taat pada aturan.
"Aku suka keterusan terangan dan kejujuran mu itu. Kalo begitu, aku menantikan mu bekerja untuk membawa kesepakatan kesepakatan yang menguntungkan bagi kita semua."
"Terima kasih atas keramahtamahan mu, aku menantikan hariku bekerja."
"Sebelum menandatangani kontrak kerja, aku akan menjelaskan dulu padamu mengenai bentuk dukungan apa saja yang harus kamu cari nantinya supaya kamu tidak bekerja dua kali."
"Silahkan, aku akan mendengarkan."
Jalu mulai menjelaskan mengenai produk dan bentuk dukungan apa saja yang harus di cari oleh Brian untuk di ajak kerja sama mendukung klien klien agensi Jalu yaitu para pemain ataupun pelatihnya.
Selain menjelaskan mengenai bentuk dukungan apa yang harus di cari Brian, Jalu juga menjelaskan mengenai karakter karakter atau sifat pemainnya sehingga produk nya bisa di sesuaikan dengan pemain pemain itu sendiri.
Tentu tujuan nya adalah untuk membangun citra pemain sedini mungkin sehingga kedepannya tidak lagi kesulitan ketika adanya dukungan dukungan yang berdatangan.
Dengan adanya citra pemain yang sudah di bentuk, maka di masa depan nanti, Jalu hanya perlu memilih produk mana yang sesuai dengan citra pemain sehingga kerja sama tersebut bisa menghasilkan win win solution bagi kedua belah pihak.
Pemain mendapatkan uang karena bekerja sama dengan produk tersebut dan produk tersebut mengalami peningkatan dalam penjualannya berkat melakukan dukungan terhadap sang pemain.
"Aku paham sekali mengenai pandangan dan rencanamu itu dan jika begitu maka lebih baik aku harus bertemu dengan para pemain mu dulu sehingga aku bisa menyesuaikan dengan sangat akurat mengenai karakter karakter pemain dan apa yang cocok untuk mereka."
Atas penjelasan yang Jalu jelaskan, Brian segera memahami maksud dan tujuan Jalu dan segera mengajukan apa yang harus dilakukan nya terlebih dulu.
"Oke, kalo begitu mari rencanakan untuk pertemuan dengan para pemain nanti karena mereka sekarang sangat sibuk dengan pertandingan pertandingan yang sangat penting dan ujian kelulusan yang harus mereka hadapi."
Setelah pertemuan dengan pembahasan kerja ini terselesaikan, Jalu tentu banyak mengobrol dengan Brian untuk mengakrabkan diri dengannya supaya hubungan nya tidak canggung sama sekali apalagi mengingat bahwa Jalu adalah seorang bos tapi umurnya jelas lebih muda darinya, Jalu merasa sedikit canggung dengan situasi ini sehingga dengan obrolan yang di lakukan ini, Jalu berharap kecanggungan akan hilang dan kedekatan akan tumbuh sehingga semuanya akan jadi baik baik saja.
Dalam obrolan untuk mengakrabkan diri dan menghilangkan kecanggungan ini, Jalu mendapatkan banyak sekali ilmu juga dari Brian mengenai pekerjaan seorang manajer komersial dan pemasaran.
Tentunya selain itu, Jalu juga sedikit menambahkan atas kekurangan dalam rencana yang akan di ambil dan telah di buat oleh Brian setelah bekerja nanti.
