Seorang gadis korban pemerkosaan sampai hamil sehingga dia mau tidak mau harus menikah dengan pria yang sudah beristri karena bayi yang dikandungnya membutuhkan sosok seorang ayah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
"Tuan cepat berdiri, sudah tidak apa-apa, saya sudah senang jika Tuan sudah berniat untuk membelikan baju untuk anak anak kita, walaupun salah terima kasih. " Ucap Mahira.
"Ra, kenapa kamu sebaik ini? Aku mencintaimu Ra,. " Ucap Nando sambil memeluk Mahira.
Malam ini Nando benar benar sangat romantis, membuat Mahira yakin jika sang suami akan berusaha berubah untuk nya.
Nando membuat kan makanan Sederhana untuk Mahira yang mengidam masakan sang suami.
Mahira melihat gaya Nando yang memasak untuk nya , membuat hatinya meleleh.
Wajah Nando memang tampak seperti sugar Daddy pada umunya. Wajah putih dan mancung seperti bukan wajah loka pada umumnya.
"Tuan, wajah anda seperti campuran." Ucap Mahira.
"Aku asli Indo Ra, namun kakek buyut ku campuran Jerman. Kenapa? Aku tidak ada bule nya." Jawab Nando.
"Ada sedikit, Tuan."
"Hahahaha...... Cuma putih doang Ra.' Nando tertawa.
Mereka bercengkrama sepanjang memasak. Mahira sangat senang bisa ngobrol santai dengan Nando.
Akhirnya ritual memasak sudah selesai. Kini mereka sedang makan bersama. Nando sesekali menyuapkan makanan ke mulut Mahira dan Mahira melahap nya dengan nikmat.
"Besok kita belanja ulang, kita akan membeli pakaian untuk anak kita."
Mahira mengangguk. Nando menggenggam tangan nya sambil tersenyum. Mahira tampak malu malu di tatap oleh Nando. Nando mengusap rambut Mahira dengan lembut.
"Kamu cinta padaku, Ra?" Tanya Nando.
Mahira mengangguk. Dia tidak bisa berbohong jika dirinya menyukai Nando. Nando adalah cinta pertama nya setelah kejadian itu .
Umur ku sudah 40 an tahun , aku punya dua anak yang sudah dewasa. Bagaimana menurut mu? Tanya Nando.
"Tak masalah, yang penting jangan menyakiti ku lagi.
Nando mendekati Mahira , dan memberikan kecupan pada pipi Mahira lalu memeluk nya .
Mahira berharap jika ini tidak akting saja. Semoga suka Nando ini tulus ingin berubah.
Setelah selesai makan, Nando mengajak Mahira untuk mengobrol di atas ranjang.
Mereka berbaring saling berhadapan menatap wajah satu sama lain yang saling melempar senyum.
Nando mengusap pipi dan rambut Mahira dengan mesra lalu memberikan kecupan pada dahinya Nando juga mengelus perut besar Mahira. Telinga nya di atas perut Mahira supaya mendengar tendangan dari bayi bayinya.
"Mereka sangat heboh sekali di dalam." Ucap Nando.
Mahira tertawa, inilah yang dia rasakan setelah memasuki trimester ketiga pada kehamilan nya , bayi kembar nya semakin aktif dan tidak sabar untuk melihat bayinya .
"Ra, apa Papamu masih hidup?" Tanya Nando.
"Saya tidak tahu Tuan."
"Kamu tidak mencoba untuk mencari nya? Siapa tahu dia kaya raya."
Mahira terdiam jika memang ayahnya orang kaya , kenapa sampai sekarang tidak menemukan ayah nya. Atau mungkin ayahnya tidak mencari keberadaan nya.
Mahira menyentuh bibir Nando dengan jari telunjuknya. Nando memegangi nya dan menatap Mahira dengan intens. Mahira tersipu malu lalu memalingkan wajahnya.
" Mau cium aku lagi ?" Tanya Nando.
Mahira menggeleng, dia mengarahkan pandangannya ke tempat lain , namun sekian detik kemudian Nando mencium nya. Pertama hanya menempel, namun lambat Laun lidahnya sudah mulai bergerilya mulai masuk untuk menjelajahi nya. Mahira tidak berpengalaman namun ia sebisa mungkin mengimbangi Nando.
Tangan Nando mengelus perut Mahira lalu turun ke bawah dan kini sudah tepat berada di surganya. Tempat favorit Nando. Lidah sudah mulai beradu dan tangan Nando sudah mulai nakal.
Mahira yang sedang mempunyai hormon seksual yang tinggi di karena sedang hamil , kini hanya bisa mengikuti setiap permainan Nando.
Sampai suatu ketika ponsel Nando berdering yang ternyata Meera yang menelpon nya.
Nando melepaskan ciumannya dan mulai mengangkat telepon dari istri pertama nya.
"Mas , Dinda kecelakaan."
"Apa ? Kenapa bisa? " Nando panik lalu menatap Mahira.
Mahira juga menatap nya dengan penasaran.
"Oke, aku akan segera kesana." Nando menutup teleponnya lalu segera memakai jaket.
"Dinda kecelakaan, aku harus ke rumah sakit."
Mahira terkejut, ia juga tak kalah khawatir nya dengan Nando. Nando yang kini berjanji akan menginap dengan nya tidak bisa menepati janjinya. Mahira cukup kecewa namun tidak boleh melarang Nando untuk pergi. Sebab Nando bukan hanya miliknya.. "Ra, kamu ingin ikut? " Tanya Nando yang tidak tega melihat wajah sedih Mahira.
"Apa boleh?" Tanya Mahira.
Nando mengangguk, Mahira mengambil jaket dan tasnya lalu mereka menuju ke rumah sakit Dinda di rawat.
Pak Ibnu menyetir mobil dengan kecepatan tinggi namun hati hati. Setengah jam kemudian mereka sampai ke rumah sakit tempat Dinda di rawat.
Nando tergesa gesa namun tetap menggandeng Mahira.
Meera dan Dani sudah berada di depan ruangan.
Meera dan Dani melihat mereka yang bergandengan tangan, pemandangan yang langkah.
"Meera, bagaimana Dinda bisa kecelakaan?" Tanya Nando.
"Dia naik motor bersama pacarnya."
Nando terkejut, ia baru tahu jika Dinda sudah mempunyai pacar.
"Lalu bagaimana keadaan nya?"
"Dinda patah kaki dan pacarnya tidak apa-apa hanya luka ringan."
Nando mengepalkan tangannya. Inilah sebabnya dia tidak memperhatikan pergaulan putri nya.
Meera menyuruh Nando masuk. Mahira menunggu di luar bersama Meera dan Dani. Mahira duduk di sebelah Dani sangat canggung, bocah berseragam putih abu abu itu memang tidak menyukai kehadiran Mahira.
"Maafkan aku Dani!!!" Ucap Mahira.
"Untuk apa minta maaf?"
"Aku merusak suasana."
Dani hanya diam , helaan nafasnya terdengar. Dia melipat tangan di depan dadanya lalu memandang Mahira.
"Mereka laki laki atau perempuan?" Tanya Dani .
Mahira yang paham dengan pertanyaan Dani langsung tersenyum.
"Laki laki"
"Jika memang mereka laki laki, ku harap mereka tidak b******n seperti ayahnya."
Dani berdiri, lalu masuk ke ruangan Dinda dan meninggalkan Mahira yang termenung setelah mendengar ucapan anak tirinya.
Tiba tiba Dokter Evan mengirim pesan.
[Dokter Evan : Apakah kamu baik baik saja?]
[Mahira :Aku baik baik saja Dok, Dokter jangan khawatir.]
[Dokter Evan ; Kamu dimana?]
[Mahira. : Aku di rumah sakit]
[Dokter Evan : kamu kenapa Ra, ? Ada pa ? Apakah kamu sakit? Di rumah sakit mana?]
Dokter Evan langsung panik setelah tahu kalau Mahira di rumah sakit. Dokter Evan mengira kalau Mahira sedang sakit.
[Mahira :Bukan aku yang sakit, tapi putri Tuan Nando kecelakaan]
[Dokter Evan : Syukurlah bukan kamu , jika kamu ada apa apa segera hubungi aku , dan jangan lupa 3 hari lagi waktunya kamu kontrol.]
[Mahira : Tapi Dok, Tuan Nando akan mencari dokter kandungan yang lain untuk saya . Maaf jika mulai besok saya tidak datang]
[Dokter Evan : Ra, aku dokter profesional, aku tidak akan mencampur adukkan urusan pribadi dengan pekerjaan. Kamu dari awal pasien ku kurang beberapa Minggu kamu melahirkan, lebih baik jangan ganti Dokter. Kamu boleh mengajak suami mu untuk mengobrol]
[Mahira : saya akan coba untuk bicara dengan Tuan Nando. Terima kasih Dok]
[ Dokter Evan : sama sama , jika ada apa apa langsung bilang padaku. Aku akan berusaha untuk membantu]
sakit hati ku baca nya...
semoga ending nya Mahira dgn laki² lain yg lebih menyayangi nya dgn tulus...
semangat Kaka.. karyamu bagus..