Seruni, memiliki fisik yang tidak sempurna, karena cacat sejak lahir.
Sehingga kedua orang tuanya tidak menginginkan dirinya dan di minta untuk di bawa pergi sejauh mungkin.
Namun, meskipun terlahir cacat, Seruni memiliki bakat yang luar biasa, yang tidak semua orang miliki.
Karena bakatnya itu, ternyata membuat seorang CEO jatuh cinta kepadanya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Penasaran? Baca yuk!
Cerita ini adalah fiktif dan tidak berniat untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23
Saat tiba di kediaman Seruni, Jovan melihat mobil papanya ada di situ. Kemudian Jovan pun ikut masuk ke dalam rumah.
"Baru pulang?" tanya Sari.
"Iya Bu, tadi di ajak jalan-jalan ke beberapa tempat menarik oleh Mas Jo," jawab Seruni.
"Mas Joko maksudnya?" goda Farhan.
Seruni dan yang lainnya tertawa, hanya Jovan sendiri yang tidak tertawa karena mereka di olok-olok oleh papanya.
"Lihat anakmu Pa, mukanya di tekuk gitu. Sudah jelek makin tambah jelek," timpal Saskia menambahi.
Kali ini Seruni tidak tertawa, karena ia tahu bagaimana rasanya di katain oleh orang. Melihat hal itu, Saskia pun menghentikan gurauan nya untuk menggoda Jovan. Lalu mencari topik lain untuk di bicarakan.
"Kalian sudah makan?" tanya Sari.
"Sudah Bu, tadi di restoran," jawab Jovan.
Sari dan Kosim menatap Jovan. Jovan yang di tatap pun merasa di interogasi. Kemudian Jovan pun tertunduk.
"Apa kamu tidak malu mengajak Seruni makan di restoran?" tanya Kosim.
"Kenapa harus malu, Pak? Aku siap menjadi tangan Seruni agar bisa makan dengan nyaman," jawab Jovan.
"Kalau aku malu dengan kondisi Seruni, aku tidak mungkin mendekatinya," batin Jovan.
Mereka pun berbincang-bincang masalah lain lagi. Tidak berapa lama Ferry bersama istrinya datang kembali mengantar pakaian pesta.
Tiga buah paperbag pun di terima oleh Kosim. Kosim pun melihat pakaian untuknya yang ternyata pakaian formal.
Sementara untuk Seruni dan Sari gaun pesta. Ferry juga menyerahkan undangan kepada Farhan.
Dan undangan untuk ke negara-negara lain di undang khusus melalui online. Karena hanya dengan cara itu undangan bisa cepat di terima.
Termasuk untuk Sekar dan Ridwan. Mereka hanya perlu menscan undangan tersebut dan akan tertera nama mereka saat menghadiri pesta tersebut.
"Kalau begitu kami permisi, untuk satu Minggu ke depan, sepertinya aku akan sibuk," kata Ferry.
"Tidak apa-apa Pak Ferry, aku ada untuk menjemput mereka nanti," sahut Jovan.
"Terima kasih Jovan, aku minta maaf karena merepotkan. Oh ya Pak Kosim, ini sertifikat rumah yang bapak tempati di Indonesia. Mr Thomas menghadiahkan nya kepada Seruni. Jadi bapak dan ibu juga Seruni tidak perlu lagi kembali ke Surabaya," kata Ferry.
Sari merasa cemas, karena jika mereka menetap di Jakarta, otomatis akan semakin dekat dengan Sekar dan Ridwan.
Saat rumah itu di beli, sebenarnya Mr Thomas menggunakan nama Ferry. Tapi memakai duit Mr Thomas untuk membelinya.
Dan sekarang rumah itu berpindah milik atas nama Seruni. Setelah Ferry dan istrinya pulang, Kosim membuka map dan melihat sertifikat tersebut.
"Semua orang menyukaimu Nak, walau pun orang tua kandungmu tidak menginginkan mu," batin Saskia.
Perlahan Saskia menghapus air matanya yang jatuh tanpa di permisi. Farhan yang melihat hal itu pun bertanya.
"Kenapa Ma?"
Jovan dan yang lainnya menoleh ke Saskia. Saskia kemudian tersenyum sambil menghapus air matanya.
"Aku cuma terharu, semua orang baik kepada Seruni, Alhamdulillah ya sayang, Allah Maha Adil," ujar Saskia.
"Iya, Alhamdulillah banget," ujar Sari, kemudian memeluk Seruni yang duduk di dekatnya.
Setelah cukup lama mengobrol, akhirnya Saskia, Farhan, dan Jovan pun pamit. Mereka akan sering-sering datang ke sini.
"Mr Thomas terlalu berlebihan," ucap Sari.
"Mungkin memang niatnya ingin memberikan rumah untuk Seruni. Seharusnya kita bersyukur," ujar Kosim.
Seruni tidak ikut-ikutan, dia pun pamit untuk istirahat di kamar. Karena tubuhnya lumayan capek setelah jalan-jalan bersama Jovan.
Sementara di Indonesia ...
Anita yang ingin mengunjungi mamanya tidak jadi masuk ke dalam ruang perawatan. Anita sempat mendengar pembicaraan Sekar dan Ridwan tentang Seruni.
Kemudian Anita juga mendengar kalau dirinya bukan anak kandung Sekar dan Ridwan. Anita terdiam mendengarkan pembicaraan Sekar dan Ridwan.
"Jadi Seruni adalah anak kandung mereka? Dan aku cuma anak adopsi?" batin Anita.
Anita mengepalkan tangannya kuat, setelah 18 tahun, baru sekarang dia mengetahui kenyataan, jika dirinya bukan anak kandung Sekar dan Ridwan.
"Tidak! Aku tidak akan biarkan Seruni kembali ke mama dan papa. Biar bagaimanapun, aku tetap akan menjadi anak mereka," gumam Anita.
Kemudian Anita pun segera pergi dari situ. Tadinya ingin menemui orang tuanya, namun tidak jadi.
Sepanjang perjalanan, pikiran Anita penuh dengan rencana-rencana licik untuk menyingkirkan Seruni agar tidak kembali ke keluarganya.
"Pokoknya, semua harta papa tidak boleh jatuh ke tangan orang lain," kata Anita berbicara sendiri.
Anita akan mencari cara untuk menyingkirkan Seruni. Kalau tidak sampai mati, setidaknya akan di buat cacat kakinya.
Sedangkan di ruang perawatan, Sekar dan Ridwan tidak menyadari jika omongan mereka sudah di ketahui oleh Anita.
Tidak berapa lama pesan masuk ke ponsel Ridwan. Ternyata undangan untuk mereka berdua.
"Mr Thomas mengundang kita ke pestanya Minggu depan. Apa kita akan ikut?" tanya Ridwan.
"Datang saja, lagi pula Mr Thomas sudah mengundang kita. Berarti kita masih di anggap penting olehnya," jawab Sekar.
"Oh ya Pa, mama sudah boleh pulang, kan? Mama sudah baik-baik saja," ujar Sekar.
"Nanti papa tanya dokter dulu, jika benar sudah tidak apa-apa, berarti kita sudah boleh pulang."
Ridwan pun menemui dokter dan menanyakan tentang keadaan Sekar. Lalu bertanya apakah Sekar sudah boleh pulang?
Dokter menjawab bisa. Lagi pula Sekar tidak sakit apa-apa, hanya syok saja sehingga membuat kesehatannya menurun.
Ridwan pun kembali ke kamar tempat istrinya di rawat. Kemudian mereka pun bersiap-siap untuk kembali ke rumah.
Namun sebelum itu, Ridwan menghubungi sopir pribadinya. Setelah Kosim berhenti, sudah beberapa orang yang menjadi sopirnya.
Mereka tidak bisa bertahan lama bekerja, tidak seperti Kosim yang bertahun-tahun menjadi sopir pribadi Ridwan.
"Kita tunggu dadang menjemput," kata Ridwan. Sekar hanya mengangguk saja sebagai jawaban.
Satu jam kemudian, Dadang datang untuk menjemput mereka. Dadang segera membukakan pintu untuk Tuan dan Nyonya nya.
...****************...
Hari pesta pun akhirnya tiba. Seruni mengenakan gaun yang di berikan Ferry. Seruni terlihat begitu cantik.
Hanya di poles sedikit saja, Seruni sudah terlihat begitu cantik. Sayangnya tidak memiliki anggota tubuh yang lengkap.
Tapi selama dia di sini, tidak ada orang yang menghina kekurangan fisiknya. Malah Seruni di puji-puji karena bakatnya.
Orang hanya memandang bakatnya yang luar biasa, tidak memandang kekurangan fisiknya. Mereka tidak perduli dengan kekurangan Seruni, namun mereka menganggap Seruni istimewa.
"Bagaimana? Sudah siap Pak?" tanya Jovan.
Ya Jovan lah yang menjemput mereka untuk ke pesta. Dan ini adalah kesempatannya untuk terus mendekati Seruni.
"Sebentar lagi, tunggu Seruni dan ibunya. Sari masih merias Seruni," jawab Kosim.
Setelah beberapa detik, Seruni dan Sari pun keluar. Jovan melihat Seruni pun terpesona. Karena Seruni terlihat berbeda dari biasanya.
09
2138
lanjut lagi kak up
semangat, sehat selalu /Heart//Heart//Heart/
yg cuma buat malu 😀😀😀
kehendak Tuhan, jngan kau i gkari, yg pasti ny kau yg akan hancur sekar/ridwan 😁😁😁