Follow IG @ersa_eysresa
Bagaimana jika kekasih yang kamu cintai ternyata bermain hati dengan adikmu. Dan di hari pertunanganmu dia membatalkan pertunangan kalian dan mempermalukanmu dengan memilih adikmu untuk dinikahi.
Malu sudah pasti, sakit dan hancur menambah penderitaan Rayya gadis berusia 23 tahun. Gadis cantik yang sudah mengalami ketidakadilan di keluarganya selama ini, kini dipermalukan di depan banyak orang oleh adik dan kekasihnya.
Namun di tengah ketidakadilan dan keterpurukan yang dia alami Rayya, muncul sosok pangeran yang tiba-tdi berlutut di depannya dan melamarnya di depan semua orang. Tapi sayangnya dia bukanlah pangeran yang sebenarnya seperti di negeri dongeng. Tapi hanya pria asing yang tidak ada seorangpun yang mengenalnya.
Siapakah pria asing itu?
Apakah Rayya menerima lamaran pria itu untuk menutupi rasa malunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Penghianatan
Namaku Rayya aku memiliki usaha bakery sejak dua tahun yang lalu. Tapi tidak semua orang tau kalau aku adalah pemilik sebuah bakery. Mereka malah mengira aku adalah pelayan di bakery tersebut, termasuk orangtua dan juga adikku.
Aku memiliki seorang kekasih bernama Putra, pria yang sangat aku cintai dan selalu membuatku bahagia. Tidak seperti keluargaku yang selalu meminta pamrih atas apa yang mereka lakukan selama ini kepadaku dan berbuat tidak adil padaku.
Katanya aku harus membalas budi atas semua jasa mereka yang sudah membesarkan ku. Tapi Kenapa hanya aku yang diperlakukan seperti itu, tidak dengan adikku yang sangat mereka sayangi. Terkadang aku berfikir apakah Aku bukan anak kandung mereka sehingga membuat mereka bersikap tidak adil kepadaku?
Dan inilah kisahku.
Hari ini Putra dan Rayya akan melangsungkan pertunangan mereka. Setelah kurang lebih satu tahun menjalin hubungan akhirnya Putra ingin melamarnya dan menyematkan cincin pertunangan untuk mengikat janji sebelum pernikahan.
"Aku benar-benar tidak percaya akhirnya aku dan Putra akan melangsungkan pertunangan. Dan setelah itu aku akan menikah dengannya, menjadikanku miliknya satu-satunya, "
Senyum kebahagiaan tak lepas dari bibir Rayya karena dia merasa sangat bahagia. Akhirnya kebahagiaan akan ia dapatkan, sedikit lagi didepan matanya. Rayya terus meyakinkan hatinya dengan pikiran positif yang selalu dia tanamkan dalam menghadapi masalah apapun.
Rayya terlihat sangat cantik dengan balutan kebaya putih, namun di sampingnya sang adik ternyata ikut berdandan. Entah kenapa dia melakukan itu, apakah dia ingin bersaing dengannya? Namun Rayya tidak peduli sama sekali dengan apa yang dilakukan oleh Livia, karena hari ini hanya dia yang akan menjadi pusat perhatian di acara pertunangannya.
"Setelah kita mendengarkan kata sambutan dari kedua belah pihak, sekarang saya persilahkan mbak Rayya dan mas Putra maju ke depan untuk bertukar cincin yang akan mengikat kalian berdua untuk menuju ke jenjang pernikahan. "
Ucapan pembawa acara itu sangat melengking dan memecah suasana yang terlihat tegang setelah mendengar sambutan-sambutan dari kedua belah pihak. Putra mengulurkan tangannya dan disambut dengan penuh bahagia oleh Rayya. Mereka berdua maju ke depan untuk melakukan tukar cincin.
"Nah, ini dia calon pengantin kita yang akan bertunangan terlebih dulu. Silahkan mas Putra dan mbak Rayya memasangkan cincin ke jari pasangan nya. " kembali pembawa acara itu menunjukkan suaranya dengan gaya yang sedikit lemah gemulai.
Rayya melihat Putra mengambil sesuatu dari kantong jasnya dan dia menebak kalau yang diambilnya adalah cincin. Ternyata benar, Putra membuka kotak cincinnya dan mengambil satu cincin berukuran kecil lalu mengambil tangan Rayya.
Rayya terlihat sangat bahagia karena sebentar lagi dia akan menjadi tunangan Putra kekasihnya. Tapi apa ini, kenapa Putra tidak segera menyematkan cincin itu ke jari tangannya?
"Mas, kenapa? " tanya Rayya khawatir setelah melihat wajah Putra yang terlihat suram.
"Maaf aku tidak bisa melakukannya, Rayya. Aku tidak bisa menikah denganmu, karena aku tidak mencintaimu. "
Bak disambar petir di siang hari Tubuh Rayya terasa membeku seketika itu. Sungguh ini adalah sesuatu yang sangat tidak diinginkan olehnya. Dan kenapa ini harus terjadi padanya? Kenapa?
"Aku mencintai wanita lain dan aku akan menikahinya."
Putra berjalan begitu saja meninggalkan Rayya yang hanya diam mematung. Wanita malang itu benar-benar shock dengan keadaan yang menimpanya saat ini. Sedangkan Putra berjalan mendekati Livia yang tersenyum lebar menyambut kedatangan kekasih gelapnya itu.
"Ayo, sudah saatnya kita go publik dan mengatakan kepada semua orang kalau kau adalah kekasih ku. " Putra mengulurkan tangannya dan di terima dengan senang hati oleh Livia.
"Tentu saja, Ayo. "
Rayya berdiri kaku di sudut ruangan yang dipenuhi gemerlap lampu pesta. Senyum palsu terpampang di wajahnya, meski hatinya hancur berkeping-keping. Hari ini seharusnya menjadi hari bahagia bagi dirinya dan Putra, kekasih yang selama ini ia cintai dan percaya dengan sepenuh hati. Namun kenyataan justru berbalik menyakitkan.
Rayya menelan pil pahit saat Putra dengan wajah tanpa rasa bersalah mengumumkan bahwa ia membatalkan pertunangan mereka. Lebih mengejutkan lagi, Putra mengumumkan pertunangannya dengan Livia, adiknya sendiri. Tepuk tangan meriah bergema di ruangan, seakan semua orang merestui pengkhianatan itu.
Orang tuanya yang selama ini tampak dingin terhadap Rayya justru menyambut kabar itu dengan sukacita. Rayya tahu mereka lebih menyukai Livia, si adik yang dianggap sempurna dalam segala hal. Namun ia tak pernah menyangka akan dihancurkan sedemikian rupa oleh orang yang ia cintai dan keluarganya sendiri.
"Maaf, Rayya," ujar Putra setelah acara penyematan cincin usai. "Tapi selama ini yang benar-benar aku cintai adalah Livia, bukan kamu. Kamu hanya batu loncatan supaya aku bisa dekat dengannya. Jadi saat aku sudah bisa mengambil hatinya, untuk apa aku bertahan dengan wanita yang tidak aku cintai. "
Kalimat itu menampar Rayya lebih keras daripada apa pun yang pernah ia alami. Hatinya terasa remuk. Bagaimana mungkin seseorang yang pernah berjanji untuk selalu bersamanya tega mempermalukan dirinya di depan banyak orang hanya demi cinta yang selama ini disembunyikan?
Livia, yang berdiri di samping Putra, tampak terdiam namun tidak menunjukkan penyesalan sedikit pun, dia bahkan tersenyum mengejek kepada Rayya. Rayya tahu bahwa adiknya telah menerima cinta Putra dan ikut berkontribusi dalam penghinaan ini.
"Lalu jika kamu ingin bertunangan degan Livia, kenapa menyuruhku menyiapkan semua acara ini? " tanya Rayya dengan suara tercekat.
"Tentu saja untuk menghemat pengeluaran ku. Aku tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk acara pertunangan kami. " ucap Livia seenaknya.
"What? apa kau bercanda. Jadi kamu dan dia memanfaatkan aku untuk acara gila kalian ini. Kalian benar-benar keterlaluan. " Rayya benar-benar tidak percaya kalau dia hanya dimanfaatkan oleh kedua penghianat itu hanya untuk membuat acara pertunangan seperti ini.
"Jangan marah-marah kakakku sayang, nanti tidak ada pria yang mau denganmu jika kamu terlihat tua, lagipula ini hanya acara pertunangan. Kamu belum membiayai pernikahan ku nanti dengan Putra. " kata Livia dengan tawa mengejeknya.
"Bermimpilah, dan nikmati acara bodoh ini. Penghianat memang sangat pantas dengan penghianat. Karena kalian tidak ada bedanya. "
Meski malu dan sakit hati merajam hatinya, Rayya tahu ia tidak boleh terlihat lemah. Dengan sisa harga dirinya, ia menegakkan kepala dan melangkah keluar dari ruangan penuh kemunafikan itu.
Dalam hati, ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ini bukan akhir dari hidupnya. Putra mungkin berhasil mempermalukannya hari ini, tetapi suatu hari nanti dia akan bangkit, lebih kuat dan bahagia tanpa cinta yang penuh kepalsuan seperti ini.
"Mau kemana nona, "
Suara berat seseorang menghentikan langkahnya dan membuat semua orang yang ada di sana menoleh ke asal suara dan saling bertanya siapa pria itu?
"Apakah kamu akan pergi dengan semua rasa sakit dan malu itu? " tanya pria itu dengan senyuman yang membuat wajahnya terlihat sangat tampan.
"Ya, tidak ada gunanya aku disini. Sebaiknya aku pergi dan menenangkan diri. " Jawab Rayya dan kembali akan melangkah kan kakinya. Namun lengannya langsung di cekal oleh pria itu.
"Jangan kemana-mana tetaplah disini aku ingin menawarkan sesuatu padamu. "
"Apa?"
"Maukah kau menjadi istriku? "