Alan ... menikahlah dengan Delila, ku mohon! Aku sangat mencintai anakku Delila, aku paling tidak bisa terima bila dia di permalukan. Nelson Jocelyn
Saya tidak mau karena saya tidak mencintainya. Alan Hendra Winata
Maaf, maafkan aku telah menyeretmu ke dalam masalah besar ini. Delila Jocelyn
Pernikahan yang tak di inginkan itu apakah tumbuh benih-benih cinta atau hanya akan ada rasa sakit yang menjalar di antara keduanya?
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amarah
"Sialan Alan!" maki Luna kembali dengan dada yang bergemuruh hebat, kedua tangannya mengepal, dan sorot mata menatap tajam ke arah ponselnya.
Kini Luna duduk di atas toilet. Jemari tangannya mulai mengetikkan berbagai macam kata makian untuk mengomentari postingan foto tersebut. Tak hanya itu saja, Luna pun menyebut Delila wanita cacat tak tahu diri yang merebut kekasihnya.
Luna yang merasa kesal hampir saja dia menekan tombol kirim, namun dia sadar ketika ingat akun yang dia gunakannya sekarang itu adalah akun miliknya.
Luna sudah menebak tentu saja Alan tak akan tinggal diam. Lelaki itu pasti membalas komentar pedasnya. Dengan berat hati dia mengurungkan niatnya, menghapus kembali semua komentar yang telah Luna tulis di kolom komentarnya. Kini Luna semakin dongkol karena tak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa diam dan merasakan sesak di dada ketika melihat lelaki yang di cintainya memposting sebuah foto wanita yang dia benci.
"Wah cantiknya istri Pak manager ini." Komentar salah satu pengikut Alan.
"Congrats Pak manager. Bahagia selalu ❤️."
"Yang ini lebih cantik dari pacarnya yang dulu."
"Aaah ... aku patah hati Pak manager."
"Wow so stunning!" (Wow sangat mengagumkan)
Luna membaca satu persatu komentar yang membanjiri foto yang baru saja Alan posting dengan bersungut-sungut kesal padahal sekarang tengah menunjukkan pukul 1 dini hari.
Sejak dulu memang Alan memiliki banyak pengikut di laman sosial medianya. Dan kebanyakan dari kaum hawa tapi hal itu tak sekalipun membuat Alan berpaling dari sosok Luna yang telah menjadi pelabuhan pertama dan terakhirnya. Lelaki itu begitu setia pada dirinya, namun tidak dengan Luna. Dia dengan mudahnya menghianati Alan bahkan rela menukar cintanya dengan sebuah kemewahan dan status sosial yang tak bisa Alan berikan padanya. Itulah sebabnya Luna merebut Lucas dari Delila karena lelaki itu bisa memberikan apa yang Luna inginkan.
"Apa yang harus aku lakukan? Aku ingin Lucas tapi tak sanggup kehilangan kamu, Alan."
Luna kembali dari lamunannya. Dia menatap benda pipih di tangannya.
Luna kembali melihat diam-diam akun pribadi Alan. Kedua netranya memperhatikan satu-satu gambar atau foto yang telah Alan posting selama ini dan semakin geram saja ketika foto tentang dirinya telah Alan hapus semua.
Tak ada satupun gambar ataupun foto yang menyangkut dirinya di laman instagram Alan.
Berbagai sumpah serapah dan caci maki kembali Luna lontarkan dari mulutnya hingga terdengar ketukan pintu menyadarkan Luna.
"Luna kamu lagi ngapain jam segini di dalam sana?" tanya Lucas dengan suara paraunya.
Luna pun melihat jam yang berada di ponselnya menunjukkan pukul 3 pagi. Dan itu artinya sudah 2 jam dia berada disana memikirkan Alan.
Merasa tak ada respon apapun, Lucas kembali mengetuk pintu lebih kencang dari sebelumnya.
"Luna cepat keluar! Aku nggak tahan ingin buang air kecil," ucap Lucas sembari menggedor pintu itu.
Secepat kilat Luna menghapus air matanya dan berusaha memasang wajah cerianya sebelum dia membuka pintu.
"Maaf sayang aku juga lagi buang air kecil," jawab Luna ketika membuka pintu dan berjalan keluar.
Tak ada sahutan apapun dari Lucas. Lelaki itu dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi untuk menunaikan hajatnya.
🌷🌷🌷
"Alan bangun, hari sudah siang. Maaf aku juga terlambat bangun," ucap Delila sembari mengusap lembut kaki suaminya itu.
Alan mengerjapkan kedua netranya secara perlahan. Wajah polos nan cantik istrinya lah yang dia lihat pertama kali ketika bola matanya terbuka dengan sempurna. Entah kenapa Alan senang akan hal sederhana itu, mungkin saja sudah terbiasa bagi Alan yang beberapa minggu ini Delila lah yang pertama kali dia lihat ketika terbangun.
"Selamat pagi, aku tunggu di bawah ya," sapa Delila sebelum dia pergi meninggalkan Alan.
Setelah Delila pergi, Alan meminum segelas air yang selalu Delila siapkan untuknya dan segera bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tak terasa hari mulai terang tapi Alan masih tetap duduk di tepi ranjangnya. Lelaki itu masih belum bersiap juga, dia justru terhanyut dalam laman sosial medianya.
Tampak Alan yang begitu heran melihat banyak sekali komentar yang membanjiri postingannya, lebih banyak dari biasanya. Seketika dia sadar bahwa semalam dia telah memposting foto Delila tanpa izin istrinya itu.
"Aduh mati gue," gumam Alan lirih. Terlalu terpesona dengan tawa Delila hingga dia lancang mempublikasikan gambaran foto istrinya tanpa izin.
Sementara di ruang makan Delila merasa heran melihat Alan yang tak kunjung datang. Sebelum akhirnya Delila bergegas mendatangi kamar suaminya itu. Justru dia lah yang sekarang di buat heran melihat Alan duduk termenung di tepian ranjang hanya dengan handuk terlilit menutupi tubuh bagian bawahnya.
"Ah maaf," ucap Delila dengan wajah panik membalikkan badannya. Seketika wajahnya terasa memanas ketika melihat Alan seperti itu untuk pertama kalinya.
Alan pun menolehkan wajahnya dan terkejut melihat Delila yang berdiri membeku di ambang pintu.
"Mmm ... kamu nggak turun-turun juga jadi aku susul takutnya kamu ketiduran lagi," ucap Delila sembari terus membelakangi Alan.
"Ah, aku memang kesiangan," jawab Alan santai sembari berdiri.
"Apa yang bisa aku bantu?" tanya Delila dengan posisinya yang masih membelakangi.
Alan yang belum sadar Delila malu akan penampilannya saat ini, lelaki itu berkata.
"Bisa siapkan bajuku?" pinta Alan yang kemudian di angguki kepala oleh Delila sebagai jawabannya.
Dengan wajah tertunduk Delila membuka lemari Alan yang berisi sedikit pakaian karena sebagian besar barang Alan masih ada di apartemennya.
Pilihannya jatuh pada sebuah kemeja hitam slim fit dengan celana bahan berwarna abu-abu tua dan sebuah celana boxer. Secepat mungkin dia menyodorkan pakaian itu untuk suaminya dan Alan pun meraihnya.
Delila hendak ingin pergi tiba-tiba tangan kekar Alan menahan lengannya.
"Tunggu Delila, ada yang ingin aku bicarakan," ucap Alan dengan wajah serius khas orang bersalah.
"Kenapa?" tanya Delila sembari menolehkan wajah ke arah suaminya itu.
"Tapi sebaiknya kamu berpakaian dulu." Lanjutnya dengan pipi Delila yang kembali merona ketika mengatakan itu.
"Tunggu di situ Delila, aku berbuat salah padamu," ucap Alan sembari masuk ke kamar mandi untuk memakai pakaiannya dan kembali secepat kilat dengan kemeja yang belum dia kancingkan.
Delila menarik nafas dalam ketika Alan telah berdiri tepat di hadapannya, memperlihatkan otot-otot perut yang terlihat menggoda. Namun sang pemilik pesona masih tak sadar juga ada wanita yang darahnya tengah berdesir karena ulahnya.
Delila pun berinisiatif untuk menutupi apa yang seharusnya tidak dia lihat karena ini pertama kali bagi Delila yang berdekatan dengan pria seintim ini.
"Apa yang ingin kamu katakan sama aku?"
.
.
.
🌷Bersambung🌷
yah dah di pastikan ini mah novel sering tahan nafas 😁😁😁😁
pantes kalau Lucas sma Luna