NovelToon NovelToon
Pembalasan Putra Kandung Yang Tertindas

Pembalasan Putra Kandung Yang Tertindas

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Menjadi Pengusaha
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Andreas yang bernasib menyedihkan selama bersama keluarganya sendiri.

Setelah ibunya dan kakak pertamanya membawanya pulang ke rumahnya, alih-alih mendapat kasih sayang dari keluarganya, malah dia mendapat hinaan serta penindasan dari mereka.

Malah yang mendapat kasih sayang sepenuhnya adalah kakak angkatnya.

Akhir dari penindasan mereka berujung pada kematiannya yang tragis akibat diracun oleh kakak angkatnya.

Namun ternyata dia mempunyai kesempatan kedua untuk hidup. Maka dengan kehidupan keduanya itu dia gunakan sebaik-baiknya untuk balas dendam terhadap orang-orang yang menindasnya.

Nah, bagaimanakah kisah selengkapnya tentang kisah pemuda yang tertindas?

Silahkan ikuti terus novel PEMBALASAN PUTRA KANDUNG YANG TERTINDAS!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PPKYT 012. Kepercayaan dan Dukungan

Di rumah keluarga kandungnya di keluarga Graygen, seorang Andreas bukan saja dia dianggap seperti orang lain, bahkan dia ditindas di situ. Sedangkan di rumah orang lain semisal keluarga Robert, Andreas malah dianggap seperti keluarga sendiri.

Bahkan Nyonya Monika sudah menganggap Andre seperti anaknya sendiri, dan Cornelia mengganggap Andre sudah seperti kakaknya sendiri. Sebagaimana hal ini sudah disinggung sebelumnya.

Ini merupakan fenomena yang aneh sekaligus ironi bukan?

Andre masuk ke dalam kamarnya yang berdekatan dengan kamar Julian setelah memberi tahu pemuda sahabatnya itu akan kedatangannya.

Kediaman keluarga Robert, bangunannya terdiri dari tiga tingkat. Di samping itu pula besar, megah, dan indah. Sementara Julian dan Andre berkamar di tingkat ke tiga atau tingkat teratas.

Begitu telah memasuki kamarnya yang luas dan tertata baik dan indah, Andre langsung mengambil smartphondnya yang cuma diletakkan di atas nakas di dekat tempat tidur empuknya.

Sungguh ironi, seorang Andreas diberi fasilitas yang baik dan bagus di rumah ini, sedangkan di rumahnya dia tidur di gudang bawah tanah yang sempit.

Beberapa saat lamanya dia memeriksa pesan masuk atau inbox di aplikasi WA, IG dan FB. Sudah lima hari lamanya baru lagi dia datang ke rumah besar ini, ke kamar nyamannya yang luas ini. Tentu banyak pesan yang masuk ke medsosnya itu.

Akan tetapi tidak semua bisa dia balas pesan yang ada itu untuk malam ini. Dia cuma memeriksa orderan melukis yang mayoritasnya orderan melukis foto sang pelanggan yang dikirim kepadanya.

Rata-rata pelanggannya mengirim fotonya sendiri. Yang artinya ingin dilukis tentang dirinya sendiri. Dan tentu saja Andre sangat menyanggupinya.

Selagi Andre asyik memeriksa medsosnya, pintunya yang tertutup rapat terdengar diketuk dari luar.

"Tumben mengetuk pintu segala, Lian," kata Andre tanpa melihat pintu. "Biasanya kamu langsung masuk saja."

"I-ini aku, Kak," terdengar tanggapan dari luar, suara perempuan, "Alin...."

"Jazlyne," gumam Andre pelan, menyebut nama gadis cantik yang beberapa saat yang lalu baru ditemuinya dan dikenalnya.

"Kamu masuk aja!" terdengar suara lain seperti berbicara dengan gadis yang mengetuk pintu yang memang Jazlyne adanya bernada ketus. "Nggak usah pake ngetuk segala."

"Ih, nggak sopan lah, Kak Lian," tanggap Jazlyne protes. "Aku 'kan belum begitu kenal dengan Kak Andre. Masak aku langsung nyelonong gitu...."

Nada dan leka bicara Jazlyne begitu kalem, lembut, terkesan begitu sopan, meski itu bicara dengan Julian yang notabene adalah kakaknya juga.

"Udah! Kamu cerewet sekali! Masuk saja!"

Awalnya pintu terbuka dengan perlahan. Itu tentunya Jazlyne yang membukanya. Namun kejap berikut pintu kamar terbuka cukup cepat dan lebar. Siapa lagi yang membukanya kalau bukan Julian. Karena dia ingin cepat-cepat masuk.

Begitu Julian masuk ke kamar Andre, Jazlyne ikut masuk dan seperti menguntit dari belakangnya. Tampak gadis cantik berambut lurus itu masih canggung dan malu-malu.

Gadis cantik yang sebenarnya baru saja datang dari kampung itu datang tidak sendiri. Maksudnya, dia datang dengan membawa nampan yang berisi hidangan kue bolu yang sudah diiris-iris, lengkap dengan minuman sirupnya.

"Kamu sudah kenal cowok cupu itu?" tanya Julian sambil menunjuk Andre yang masih duduk di tempat tidurnya dengan isyarat kepalanya.

Ucapan itu tidak bermaksud menghina Andre, itu ucapan biasa di antara Julian dan Andre. Dan Andreas tidak tersinggung, menganggapnya hal biasa sebagai sesama sahabat.

Sementara Julian terus melangkah menuju sofa yang ada di kamar itu. Tampak di tangan kanannya menenteng kotak dus persegi panjang yang sepertinya dus laptop.

"Su-sudah, Kak," sahut Jazlyne masih sedikit kikuk sambil melirik Andre sebentar. "Barusan tadi...."

"Ta-tapi Kak Andre nggak cupu, Kak," bantah Jazlyne meski dengan sikap canggung. "Ke-kenapa kamu mengejeknya? Kak Andre 'kan temanmu?!"

"Udah, nggak papa, Alin," kata Andre meluruskan kesalahpahaman Jazlyne. "Santai saja. Itu biasa di antara kami, Lian bukan mengejekku."

"Kalau kamu belum tahu kebiasaan di antara kami, nggak usah sok-sokan menuduh," ketus Julian.

Jazlyne langsung terdiam mendengar ucapan kedua pemuda itu. Dalam hati berusaha mengerti kalau hal itu memang biasa terjadi di atara dua sahabat itu.

★☆★☆

Sementara Julian, begitu sudah tiba di sofa, meletakkan barang bawaannya di dekat laptop Andre yang ada di atas meja, dia langsung menghempaskan pantatnya di atas kursi empuk itu. Memandang Andre, lalu berkata bernada tanya.

"Kenapa kamu datang malam-malam begini? Dan juga... aku seperti melihat ada perubahan pada dirimu.... Perubahan yang aneh...."

Andre segera menghentikan kegiatannya mengutak-atik HP-nya. Lalu meletakkannya di atas nakas, terus menoleh pada Julian, siap menjawab ucapan Julian.

Namun ekor matanya sempat menangkap wujud Jazlyne yang masih berdiri diam di tempatnya sambil masih memegang nampan yang berisi hidangan kue dan minuman.

Maka tentu saja dia tidak jadi berbicara karena masih adanya Jazlyne di kamarnya. Sementara yang hendak diucapkan tentu amat rahasia.

Sedangkan Julian yang seperti tahu yang dipikirkan Andre langsung menegur Jazlyne dengan ketus.

"Kamu datang ke kamar ini cuma untuk berdiri di situ sambil memegang nampan atau bagaimana, Alin?"

"Eh, ma-maaf," Jazlyne makin kikuk, makin tersipu malu.

Tapi dia beranikan diri juga meletakkan bawaannya di atas meja. Lalu berkata pada Andre sambil tertunduk malu, tapi kedua matanya melirik bagai takut-takut pada Andre.

"Si-silahkan dimakan kuenya, Kak Andre. I-ini bolu buatanku sendiri.... Se-semoga kakak suka."

"Oh, terima kasih, Alin. Jadi merepotkan kamu," sambut Andre, meski santai tapi bernada sopan.

"Ah nggak merepotkan kok, Kak," balas Jazlyne masih dengan canggungnya. "Dimakan ya, Kak!"

"A-aku tinggal ya. Maaf kalau aku mengganggu."

Lalu dia berbalik cepat, terus keluar dari kamar, meninggalkan kedua pemuda itu yang memandang kepergiannya hingga menghilang di balik pintu yang ditutup kembali oleh Jazlyne dari luar.

Belum lama Jazlyne keluar dari kamar, Andre beranjak melangkah ke pintu, memeriksa keadaan di luar kalau-kalau Jazlyne masih ada di sekitar sini, atau hendak menguping pembicaraan mereka.

Setelah memastikan keadaan aman, Andre lalu mengunci pintu kamarnya. Kemudian melangkah menuju sofa, dan duduk tidak jauh dari Julian.

"Kotak apa itu?" tanya Andre sambil mengamati bawaan Julian tadi, seperti lupa akan pertanyaan Julian tadi. "Kayaknya laptop? Kamu belikan buatku?"

"Ya, itu memang laptop," sahut Julian mengakui. "Itu hadiah dari Kak Valen atas kelulusanmu."

Andre segera membuka bungkusan laptop itu, dan langsung melihat sekaligus mengamati laptop macam bagaimana hadiah dari Valencia.

Kejap berikut senyum cukup lebar langsung terkembang di bibir kemerahannya, seketika rasa bahagia sekaligus haru menyeruak di dalam hatinya.

Ternyata hadiah Valencia merupakan salah satu laptop terbaik dan tercanggih yang sepertinya keluaran terbaru. Sudah lama Andre memimpikan ingin memiliki benda itu, akhirnya kesampaian juga.

Meski laptop itu dia peroleh bukan dari hasil jerih payahnya, tapi sudah cukup membuatnya amat senang. Terkhusus laptop itu hadiah dari Valencia, membuatnya amat terharu.

Terlebih Valencia pula yang merupakan salah satu keluarga Robert, sudah menganggapnya sebagai adiknya sendiri dan amat menyayanginya, selain Nyonya Monika tentunya.

"Aku semakin nggak enak dengan keluargamu, Lian," kata Andre mengungkapkan isi hatinya dengan penuh haru. "Kalian menganggapku seperti keluarga sendiri...."

"Menyayangiku, bahkan menempatkan aku sebagai salah satu yang terpenting di antara kalian," lanjut Andre semakin haru.

"Sedangkan keluargaku sendiri..., bukan saja menganggapku seperti orang lain..., bahkan mereka menindasku tanpa belas kasihan. Seakan-akan... aku nggak boleh bahagia di mata mereka...."

"Setiap orang berhak memperoleh kebahagiaan, Ndre," kata Julian yang kalau suasana kayak begitu keluar kata-kata bijaknya, "termasuk kamu. Mereka sungguh buta kalau sebenarnya kamu adalah harta kekayaan yang amat mahal."

Penggalan ucapan terakhir Julian bukan hanya sekedar ucapan kosong. Andreas memang seorang yang jenius lagi berbakat. Tidak berlebihan jika Julian mengibaratkannya sebagai harta kekayaan yang amat mahal.

★☆★☆

"Oh iya, kamu belum menjawab pertanyaanku tadi, Ndre," Julian mengingat kembali pertanyaannya yang belum dijawab. "Kenapa kamu tiba-tiba datang malam-malam ke sini? Pasti ada apa-apa 'kan?"

"Aku sudah memutuskan meninggalkan rumah neraka itu, Lian," sahut Andre tanpa berpikir lama. "Lebih dari itu aku sudah memutus hubungan keluarga dengan keluarga Grayden."

"Bagus, aku amat setuju dan mendukung penuh atas keputusanmu, kawan," dukung Julian sepenuh hati. "Sungguh kamu mengambil keputusan yang amat tepat."

"Sebenarnya ada peristiwa aneh yang juga terjadi sebelumnya, Lian," ungkap Andre tanpa ragu. "Tapi aku sangsi, apa kamu percaya atau nggak kalau aku ceritakan padamu."

"Kamu ini kayak apa saja," gerutu Julian. "Ceritakan saja, nggak usah peduli aku percaya atau nggak!"

"Apa kamu percaya keajaiban dari Tuhan?" tanya Andre serius.

"Aku pernah mendengar pemuka agama mengatakan bahwa keajaiban Tuhan yang terjadi pada manusia itu ada," tutur Julian menyitir ucapan pemuka agama. "Siapa saja orangnya yang terlimpah keajaiban Tuhan itu, menandakan orang itu adalah orang istimewa."

Setelah beberapa saat terdiam, lalu Andre menceritakan secara singkat kejadian tadi sore, di mana Leonard telah meracuninya dengan racun pembasmi hama hingga dia mati, sebenarnya.

Akan tetapi beberapa jam kemudian Andre seperti hidup kembali dari kematiannya. Namun dia merasa dalam dirinya seperti ada dua jiwa yang bernaung dalam satu jasad; jiwa Andreas dan Andreas yang berada di dalam jasad Andreas.

Beberapa saat lamanya Julian tercenung memikirkan kejadian yang menimpa Andre setelah pemuda itu selesai bercerita. Namun tak lama sudah terdengar tanggapannya.

"Kejadian yang menimpa dirimu amat susah diterima oleh akal sehat sebenarnya, Ndre. Kejadian seperti itu amat langka jika terjadi pada manusia biasa."

"Tapi kamu sudah bercerita, menandakan hal itu benar-benar terjadi. Pantaslah kamu mengganggap kejadian itu adalah sebuah keajaiban, keajaiban yang luar biasa...."

"Aku juga masih belum habis pikir kalau hal aneh itu bisa terjadi padaku," kata Andre mengungkapkan. "Tapi itu benar-benar terjadi padaku."

"Sekarang... apa rencanamu dengan kehidupan ke duamu ini, Ndre?"

"Yang jelas kedepannya aku ingin menjadi lebih baik lagi, tidak mudah diremehkan oleh orang lain...."

"Aku setuju sekali," Julian langsung mengacungkan kedua jempolnya pada Andreas seraya tersenyum.

"Terima kasih, kamu memang sahabatku yang terbaik...," Andreas tersenyum penuh kehangatan mendapat dukungan penuh dari Julian.

"So pasti lah...."

★☆★☆★

1
SJR
Mampir thor
Don Khing
bukan seperti novel,,,melainkan seperti sebuah cerita atau dongeng,,,karena di sini othor lebih mendominasi jalan cerita ketimbang sebuah dialog dari beberapa karakter itu sendiri,,, padahal sebenernya cukup menarik dengan menampilkan banyak sekali karakter,,, tapi ya itu tadi,,,HAMPA,,,karena sangat minim DIALOG,,,,😁🙏
Adhie: siap...
terima kasih saran dan kritiknya, mas bro....
kedepannya author akan lebih memperhatikan kualitas cerita/novel....
terima kasih...
total 1 replies
Hayella Andini
lanjut thor
Adhie: lanjut....
total 1 replies
Hayella Andini
mana lanjutannya thor,kita nunggu nieh
Adhie: siap....
total 1 replies
Yurniati
tetap semangat terus thorr
Adhie: semangat...
total 1 replies
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Adhie: siap... semangat...
total 1 replies
Yurniati
tetap semangat terus thorr
Adhie: ya, tetap semangat...
terima kasih
total 1 replies
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Adhie: siap...
total 1 replies
( KANG SESAD )
gak di lanjutkan nih proyek novel
Adhie: hehehe...
( KANG SESAD ): tot gua gabut nih ada kah seratus buat jalan²
total 5 replies
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Adhie: semangat....
soalnya lagi lebaran nih... jadi agak terganggu upnya
total 1 replies
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Adhie: siap....
total 1 replies
Lintong Samosir
cerita nya enak di baca.
Adhie: terima kasih atas dukungannya...
Adhie: terima kasih atas dukungannya...
total 3 replies
Adhie
Ini karyaku yang berikut ya...
Semoga berkenan....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!