Cerita ini kelanjutan dari( Cinta tuan Dokter yang posesif).
Reihan Darendra Atmaja, dokter muda yang terkenal begitu sangat ramah pada pasien namun tidak pada para bawahannya. Bawahannya mengenal ia sebagai Dokter yang arogan kecuali pada dua wanita yang begitu ia cintai yaitu Mimi dan Kakak perempuannya.
Hingga suatu hari ia dipertemukan dengan gadis barbar. Sifatnya yang arogan seakan tidak pernah ditakuti.
Yuk simak seperti apa kisah mereka!. Untuk kalian yang nunggu kelanjutannya kisah ini yuk merapat!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7.Pengakuan Reihan
"Menjauh lah dari hadapanku!," ucap Reihan dengan tatapan tajam dan dingin saat seorang wanita menghalangi langkahnya sesampainya ia di rumah sakit milik keluarganya di kota xxx.
Jessi yang berdiri dibelakang Reihan tampak terkejut dengan teriakan tiba-tiba dari atasannya itu.
"Rei...sampai kapan kamu terus menghindari ku?. Pada akhirnya kita akan bersama juga," ucap wanita itu tidak tahu malunya.
"Cih...dalam mimpimu," decih Reihan pada wanita itu. Mimpi apa ia semalam bertemu wanita yang sudah lama ia hindari.
"Rei--
"Apakah anda tuli Nona, Dokter Reihan memintamu untuk menyingkir dari hadapan
nya tapi kenapa kamu malah masih saja berdiam diri di sini?," ujar Jessi tiba-tiba. Waktu pertemuan atasannya tinggal beberapa menit lagi. Tapi wanita ini berusaha menghalangi atasannya.
"Siapa kamu?," tanya wanita itu penuh selidik. Ia memperhatikan Jessi mulai dari atas hingga bawah begitu terus sebaliknya hingga beberapa kali.
"Aku a--
"Dia kekasihku, kenapa?," ucap Reihan menyela ucapan Jessi.
Jessi membola mendengar pengakuan dari atasannya. Kenapa juga atasannya mengakuinya sebagai kekasihnya. Tidak hanya itu ia semakin menegang ketika tiba-tiba saja Reihan melingkarkan tangannya di pinggangnya. Jantungnya berdegup dengan kencang karena ini adalah pertama kalinya ada pria yang menyentuhnya.
"Rei...ini tidak mungkin, mana mungkin gadis urakan seperti ini yang menjadi kekasihmu?," tanya wanita itu menggeleng cepat.
"Itu bukan urusanmu," jawab Reihan dengan ketus.
"Kamu jahat Rei, aku akan laporkan semua ini pada Oma Risa," ucap wanita itu segara pergi meninggalkan Reihan dan Jessi.
Jessi menyentak tangan Reihan dari pinggangnya."Jangan memanfaatkan keadaan Dokter, Dokter kira saya cewek apaan?," ucap Jessi dengan ketus. Ia paling tidak suka ada yang menyentuhnya seperti tadi.
Reihan menaikkan alisnya keatas, untuk pertama kalinya ada yang berani membentaknya dan itu adalah asistennya sendiri yang baru beberapa jam bekerja padanya. Bahkan asisten terdahulunya jangankan membentaknya, menatapnya saja tidak berani.
"Kamu membentak ku?," tanya Reihan.
"Kenapa?, memanglah tidak boleh?. Kamu memeluk pinggangku tanpa permisi. Asal kamu tahu ini sudah bisa dikatakan pelecehan seksual, aku bisa saja melaporkanmu pada polisi," jawab Jessi tanpa rasa takut sedikitpun. Ia tidak peduli lagi jika ia nantinya di pecat karena sudah lancang berteriak pada atasannya.
"Hehe... apakah kamu memiliki bukti?," tanya Reihan kini dengan tatapan menusuk.
"A-aku--
"Rei-- ada apa ini?," tanya Rendra yang datang menghampiri Reihan dan Jessi setelah security menghubunginya mengatakan keributan yang terjadi.
"Opa?. Bukan apa-apa," jawab Reihan beralasan.
Rendra mengerutkan keningnya karena merasa tidak puas mendengar jawaban cucunya. Ia beralih menatap Jessi yang tampak menahan kesalahannya.
"Siapa dia Rei?," tanya Rendra dengan tatapan penuh selidik.
"Dia-- asisten ku yang baru Opa," jawab Reihan mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Asisten baru lagi?," tanya Rendra. Ia sangat tahu bagaimana cucunya ini hampir satu tahun ini entah sudah berapa asisten yang dipecatnya.
Reihan mengangguk pelan, Opanya sangat tahu bagaimana dirinya. Jadi ia tidak merasa perlu menjelaskannya lagi.
"Kalau begitu ayo!, sebentar lagi pertemuan akan dimulai," ucap Rendra melirik sekilas pada Jessi dan tersenyum kecil lalu lebih dulu melangkah meninggalkan keduanya.
***
Hari ini adalah agenda pertemuan ikatan Dokter yang diadakan di rumah sakit milik keluarga Reihan, rumah sakit yang dulunya di didirikan oleh Eyang Wiliam yang dua tahun yang lalu kembali kepada sang pencipta.
Tidak hanya Reihan yang hadir, Aiden dan Zain yang juga berprofesi sebagai Dokter. Dan tidak lama kemudian tampak juga Kalen dan juga Kaisan yang merupakan pimpinan rumah sakit ini memasuki ruangan.
Sementara itu Reihan tampak bersikap dingin terhadap asistennya yang juga tampak masih menyisakan kekesalannya terhadapnya.
Hilang sudah rasa hormat Jessi pada atasannya itu yang bersikap seenaknya saja padanya. Ia tidak peduli lagi jika setelah ini Reihan memecatnya karena sudah bersikap seperti tadi.
Setelah hampir dua jam lamanya akhirnya pertemuan itu selesai juga. Jessi sedikit merasa lega karena sejak tadi ia merasa bosan dengan penuturan kata demi kata dari para Dokter yang menyampaikan kata sambutannya.
"Ini asisten baru kamu Rei?," tanya Zain menghampiri adik sepupunya itu. Sejak tadi ia memperhatikan asisten sepupunya itu yang menurutnya cantik.
"Hm," jawab Reihan berdehem pelan.
"Hai, kenalkan aku Zain, Kakak sepupunya Dokter Reihan," ujar Zain mengulurkan tangannya pada Jessi.
Jessi sejenak terdiam lalu menyambut uluran tangan Zain."Jessi," jawab Jessi lali segara menarik tangannya karena tidak nyaman dengan tatapan Zain yang sejak tadi memperhatikannya.
Zain mengangguk pelan, pria itu terus memperhatikan Jessi dan itu sungguh membuat Jessi tidak nyaman.
"Ingat Maya, Zain," ucap Aiden memperingatkan suara sepupunya itu yang tampak tidak mengalihkan perhatiannya dari Jessi.
Mendengar ucapan Aiden, Reihan yang sibuk dengan ponselnya menoleh. Pria itu menatap tajam Zain karena ia tahu sejak acara berlangsung tadi sepupunya itu terus memperhatikan Jessi.
"Son... pulanglah lebih awal, Mamimu mengadakan makan malam karena besok Kakakmu akan kembali ke Singapura," ucap Kalen menghampiri putra bungsunya.
"Iya Pi," jawab Reihan.
Kalen mengangguk pelan lalu segara beranjak pergi. Setelah ini ia harus mengunjungi pembangunan rumah sakit anak miliknya yang dibangun di kota ini. Di kota tempat tinggalnya ia memiliki dua rumah sakit yaitu rumah sakit umum dan rumah sakit khusus anak. Dan di kota ini ia membangun rumah sakit khusus anak juga.
"Ayo...kita kembali," ucap Reihan pada Jessi tanpa menoleh pada gadis itu. Ia pergi begitu saja meninggalkan Jessi yang tampak memberengut kesal padanya. Ia yakin sekali gadis itu marah besar padanya tapi ia tidak punya cara lain selain memanfaatkan gadis itu untuk menjauhkan wanita yang merupakan cucu dari teman Omanya. Ia yakin wanita itu pasti nantinya mengadu pada Omanya. Tapi ia tidak akan mengambil pusing karena Omanya tidak akan bisa memaksanya jika wanita itu tidak benar benar cocok untuknya.
***
Berita tentang Reihan telah memiliki kekasih akhirnya sampai juga ke telinga Maminya, Dea. Oma Marisa menghubungi menantunya untuk memberitahu jika cucunya sudah memikirkan kekasih. Dan itu berkat pengaduan Adelia, yang merupakan cucu sahabatnya yang mengatakan jika Reihan sudah memiliki kekasih.
"By, Mama bilang Rei sudah punya kekasih," ucap Dea pada Kalen saat sang suami baru saja pulang.
"Baguslah kalau begitu sayang. Bukankah itu yang kamu mau," jawab Kalen melabuhkan kecupan di kening sang istri.
"Iya sih By, tapi aku penasaran gadis mana ya. Sudah berhasil meruntuhkan dinding beku hati anak kita?," tanya Dea.
"Siapapun dia, semoga saja gadis yang baik seperti Maminya ini," jawab Kalen mencubit gemas hidung Dea.
"Aku akan menanyakan By, semoga saja benar dan akhirnya aku mendapatkan menantu perempuan," ucap Dea.
"Memangnya Mama tahu dari mana, hum?," tanya Kalen.
"Ada seseorang yang memberitahunya By. Dan itu semua pengakuan Reihan sendiri," jawab Dea.
"Begitu ya, semoga saja itu benar sayang," ucap Kalen.
...****************...
Tinggalkan komentarnya ya