NovelToon NovelToon
Duke, Mari Berpisah

Duke, Mari Berpisah

Status: sedang berlangsung
Genre:Kisah cinta masa kecil / Aliansi Pernikahan / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa
Popularitas:15.7k
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

Jendral yang membawa kemenangan dalam perang, satu-satunya sword master kekaisaran itulah Duke Killian Fredrick, .

Namun, satu hal yang membuat dirinya gemetar. Hal yang tidak terjadi bahkan dalam perang berdarah sekalipun.

"Frederic, sudah saatnya mengakhiri segalanya." Itulah yang diucapkan Duchess Grisela Fredrik.

Tangan Killian mengepal, pernikahan yang terjadi di usia 9 tahun saat dirinya sakit-sakitan dan tidak memiliki kekuasaan di keluarganya. Dan sekarang setelah keadaan baik-baik saja, perceraian?

"Apa kamu fikir dapat keluar dari kekaisaran dengan mudah? Bukankah kamu berjanji untuk menemaniku selama-lamanya." Tanya Killian.

Hal yang membuat Grisela menarik tangannya. Wanita yang benar-benar mengetahui dirinya tidak akan hidup dalam waktu lama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berpihak

"Nah! Karena itu kita akan menjadi teman selama-lamanya. Kamu harus berjanji, apapun yang terjadi tidak akan melukaiku. Harus janji!" Grisela tersenyum, menghindari takdir kematian adalah tujuannya. Tinggal dengan villain? Tentu saja sudah pasti pria ini yang akan membunuhnya, walaupun tidak tertulis jelas di novel, tentang apa dan siapa yang membunuh Grisela.

"Tidak mungkin aku yang akan mati dapat melukaimu." Killian menghela napas, mengaitkan kelingking nya, mengecap stempel janji menggunakan jari jempol.

"Kenapa kamu yakin akan mati?" Grisela menghela napas kasar, sama sekali tidak terlihat anak kurus ini ketika dewasa nanti, akan menghancurkan seluruh kekaisaran.

"Karena... bukankah hidup menyakitkan?" Tanya Killian berusaha tersenyum."Bagaimana seperti burung yang tidak punya sayap untuk terbang."

"Apa dokter keluarga mengatakannya?" Tanya Grisela lagi.

Tidak ada jawaban, tapi memang samar Grisela mendengar percakapan, Killian akan mati sebelum mencapai usia dewasa. Rasa sakit yang menyebar ke seluruh tubuh karena tidak bisa mengendalikan mana yang terlalu besar.

"Ka... kalau mati bukankah tidak akan terasa sakit lagi?" Tanya Killian padanya.

"Memang, tapi tidak ada yang menjamin surga dan neraka itu ada. Jika tidak ada maka kematian hanya kegelapan bukan? Sendirian tidak dapat bicara dengan siapapun. Kamu berani?" Grisela bertanya balik.

Dengan cepat anak laki-laki itu menggeleng. Kemudian kembali berbaring dengan posisi tangan dan kaki terentang, menatap ke arah langit-langit kamar.

Bruk!

Grisela ikut berbaring dengan posisi tengkurap di samping Killian. Wajah menghadap kasur, kemudian kembali menoleh ke arah Killian.

"Mau bermain di luar?" Tanya Grisela.

"Apa boleh?" Killian bertanya antusias.

"Tentu saja, jika diam-diam." Grisela terkekeh.

***

Teh hangat berada di ruangan, sementara jendela terbuka. Mungkin pelayan mengira kedua anak ini menikmati tea time berdua dalam ruangan.

Padahal aslinya? Killian berlari, menggunakan pakaian tebal. Napasnya tersengal-sengal, melempar bola salju ke arah Grisela.

Bug!

Anak perempuan itu terjatuh, diselingi dengan tawa Killian. Tapi, ada yang aneh, Grisela tidak bangkit sama sekali. Dengan cepat Killian bergerak mendekat. Mengguncang-guncang tubuhnya merasa cemas.

"Grisela! Bangun!" Ucapnya bingung harus bagaimana.

Grisela membuka matanya, kemudian tertawa, menjatuhkan Killian sekali gerakan, membuat mereka berdua berbaring di atas salju.

Udara begitu dingin menusuk saat itu. Dua orang anak yang tertawa, tidak tau apa yang akan terjadi setelahnya.

"Kita lomba membuat boneka salju." Killian berlari, melakukan hal yang selama ini tidak dapat dilakukannya.

Sepasang boneka salju dengan hidung yang terbuat dari wortel. Mungkin ini akan menjadi kenangan yang indah bukan.

"Killian, bagaimana jika kita buat topinya dari---" Kalimat Grisela terhenti, menatap Killian yang berbaring di atas salju."Pasti membalas leluconku." Gumamnya.

Grisela melangkah mendekat, namun ada yang aneh. Napas Killian tidak teratur, tubuhnya dingin, tapi bukan udara dingin yang biasa. Seperti es?

"Sakit..." Tangisan Killian terdengar samar.

"Dimana yang sakit?" Tanya Grisela panik.

Tidak ada jawaban anak laki-laki itu bahkan kesulitan untuk kembali menangis, akibat menahan rasa sakitnya.

Berlari memanggil pelayan, mengira tidak akan seburuk ini. Air mata Grisela mengalir, Killian tidak seburuk yang dirinya kira. Apa dia akan mati? Bagaimana jika Killian mati?

***

Ledakan mana, itulah yang terjadi. Grisela hanya dapat melihat dari luar, beberapa pendeta menggunakan kekuatan sucinya. Tapi gerakan energi di sekitar Killian benar-benar tidak terkontrol. Udara dingin berputar di sekelilingnya yang telah dipindahkan ke tempat tidur.

"Sakit..." Jeritan tangisan anak laki-laki itu kembali terdengar. Samar Grisela melihatnya dari celah pintu kamar yang terbuka. Mata merah yang begitu cantik itu mengeluarkan darah, menatap padanya. Anak laki-laki yang berusaha mengangkat tangannya. Seakan berkata agar Grisela berada di sampingnya.

"Lebih baik dia mati..." Gumam Duchess Matilda Frederick, lebih tepatnya Duchess saat ini, selaku ibu tiri Killian. Mengingat Duchess sebelumnya yang merupakan ibu kandung Killian telah tiada.

Grisela membulatkan matanya, tangannya gemetar. Matilda, tersenyum mengusap pucuk kepala Grisela."Grisela sayang, kamu tidak salah. Sering-seringlah bermain di luar dengan Killian..."

Napas Grisela tidak teratur. Jadi berbeda dari rumor jika Duchess Matilda Frederic menyayangi Killian? Apa tanpa sengaja dirinya menjadi tangan yang membunuh anak ini.

Grisela menepis tangan Matilda, memasuki kamar walaupun dihalangi. Dirinya berdiri di samping Killian yang tengah berbaring. Tidak peduli hawa dingin di sekitarnya. Memegang jemari tangan Killian.

Anak laki-laki dengan wajah pucat pasi, darah masih mengalir melalui matanya."Terimakasih sudah menemaniku. Kenangan yang indah..."

"Kamu takut dengan kematian kan? Berjuanglah aku mohon, kita adalah teman! Saat musim semi nanti, kita akan kembali bermain bersama. Ti... tidak berbaring di atas salju. Tapi berbaring di atas rumput." Grisela meneteskan air matanya. Dirinya menjadi penyebab kematian anak ini? Apa akan begitu?

"Nona...nona harus---" Kalimat sang pelayan yang hendak menarik Grisela disela.

"Biarkan saja." Seorang pendeta yang tersenyum ke arahnya. Merasakan ledakan mana, perlahan dapat dikendalikan oleh tubuh. Perubahan fisik, kondisi emosional, segalanya dapat menjadi penyebabnya. Tapi satu yang pasti, aliran mana anak ini yang kacau, perlahan lebih terarah.

***

Pendeta dan dokter telah pergi. Hanya Grisela dan seorang pelayan yang masih berada di dalam ruangan. Menatap ke arah wajah Kilian yang tertidur lelap.

"Apa ini sering terjadi?" Tanya Grisela.

"Aku mendapatkan informasi dari beberapa pelayan. Duke muda (Killian) memang sering mengalami ledakan mana. Karena itu, tubuhnya semakin hari semakin lemah. Sebaiknya nona mengatakan ini pada tuan Count Nicolas (ayah Grisela). Jika seperti ini Duke muda mungkin tidak dapat melewati usia dewasa." Pelayan pribadi bernama Ana itu menunduk. Pelayan pribadi yang memang mengikuti Grisela dari kediaman Count."Sebaiknya nona kembali ke kediaman Count di selatan."

"Ana, tau hal yang paling aku benci?" Tanya anak kecil berwajah manis itu tersenyum.

Tidak ada jawaban dari Ana. Hanya pelayan ini yang mengetahui sifat asli dari nonanya yang berusia 9 tahun. Terlihat manis dari luar, tapi tajam dan berbahaya di dalam.

"Aku membenci ular yang menganggap dirinya lebih hebat daripada aku." Jawaban Grisela, menbuat Ana hanya dapat menghela napas. Ini sudah pasti, tugas dari nonanya lagi.

"Nona berencana tinggal di tempat ini? Nona menyukai Duke muda?" Tanya Ana.

"Aku tidak mungkin menyukai bocah!" Teriak seorang bocah, menunjuk-nunjuk ke arah Killian yang tengah tertidur.

"Nona sediri bocah." Sang pelayan kurang ajar itu mengangkat salah satu alisnya.

"A... aku bukan bocah. Soal tipe, aku menyukai pria yang posesif, terkadang begitu manis, ukuran otot-ototnya harus pas. Ditambah dengan---" Kalimat Grisela disela.

"Nona, itu hal yang tidak pantas diucapkan anak berusia 9 tahun. Jaga martabatmu." Ucap Ana tersenyum.

Benar-benar! Terkadang pelayannya begitu menyebalkan. Tapi hanya orang ini yang dapat dipercaya olehnya. Matanya menatap ke Killian, dirinya tidak dapat membunuh Killian. Jadi mungkin jika melindunginya, suatu hari nanti ketika saatnya tiba, Killian tidak akan membunuhnya.

Wajah Grisela tersenyum."Ana, cek makanan apa saja yang biasa dikonsumsi Duke muda (Killian). Mari kita bermain dengan Duchess..."

1
Inah Ilham
terima kasih thor Ko, akhirnya dapat menikmati puisi puisi indahmu lagi
yesi yuniar
bisa nggak ya killian sedikit terbuka pada grisella tentang buku tsb... atau setidaknya grisella menemukan buku tsb dan membacanya lagi 🤔
imau
cari jln aman saja dgn cara menyembunyikan pakat yg di miliki Grisela, seperti Annette yg menyembunyikan bakatnya dari dunia luar
Nur Wahyuni
jangan bawa2 sarah grisela.. dia itu nanti yg akan membunuhmu...
Eka suci
cerita sudah sedikit berubah, entah kapan Sarah akan bertemu dgn kaisar, semoga cerita nya happy ending ngga ada yg benar benar jahat
imau: iya semoga happy ending
total 1 replies
Blue Shappier
maling teriak maling, dia sendiri yang serakah malah menuduh orang lain.
Nur Wahyuni
Sarah dari kecil udah punya sifat iri dengki sama grisela.. dan mungkin pas annete mati si sarah nanti ngaku2 siantess dan memfitnah grisela Saintes palsu..
yesi yuniar
mungkin inilah kematian grisella dimasa lalu
yesi yuniar
ini nih yg selalu bikin kangen karyamu kak 🤗🤗
vj'z tri
😱😱😱😱 tidak jangan bilang karna ulah Sarah nanti grisela jangan jangan semoga berubah
Eka suci
duuuh Annette adikmu itu orang jahat, semakin menarik misteri masa depan grisela
Senjaa💞
pantas saja dikehidupan sebelumnya killian marah besar n kekuatan jahatnya bangkit ternyata grisela dibunuh secara tragis...
nurul zakiyah
lah.. malah saintessnya grisela, brti sarah mengaku saintess dong saat di novel...
Jeng Ining
pdhl mungkin otak pembunuhan Grisella adalah Sarah sndiri, Anette ga melihat bibit² pendengki dr adiknya krn saking sayangnya dg Sarah🙄🙄🙄
imau: nyesek banget bayangi Grisela di siksa, di lempari baru, dan di penggal di depan semua rakyat 😭.
di sini kesalahan Annete memberi kalung itu kekuatan dan di salah gunakan oleh Sarah
total 1 replies
i_r cute
ternyataaaaa.....Sarah adalah antagonisnya.....
i_r cute
karya yang bagus.....tidak tertebL jalan ceritanya.....bikin penasaran
Ufi Yani
ttik terang pnyebb kmatian grisella
Aisyah Ranni
Hmm penyembuh sebenarnya adlh Grisella sudah kuduga,dan Sarah mengaku Santess karena kalung peninggalan Annete ,karena sifat tamaknya dia fitnah Grisella.
Kachikito
sedikit ada titik terang,ternyata otak pembunuhan grisella adalah sarah.
makanya killian menghancurkan istana kerajaan.
lugunya annete sampai tdk mengetahui adiknya sendiri serakah sejak kecil dari pertama muncul digubuk bertemu grisella dan killian
imau
terjawab sdh apa penyebab Killian murka pada kerajaan, penjaga kuil Sarah dan Kaisar memang terlibat dlm kematian Grisela, Sarah cuma saintess abal-abal dan saintess sejati adalah kakaknya yg akan meninggal 12 thn lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!