Kejadian tidak di inginkan terjadi, membuat Gus Ikram terpaksa harus menikahi seorang gadis yang sama sekali tidak di kenal olehnya. "Kita menikah, jadi istri rahasia saya " Deg ... Ramiah sungguh terkejut mendengar perkataan pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5
Namanya Muhammad Al-Ikram, usianya baru menginjak tiga puluh tahun, sudah menikah lima tahun yang lalu dengan seorang Wanita muslimah yang bernama Via. Gadis yatim piatu yang tidak mempunyai sanak saudara, dan kyai Arham --- Abi Gus Ikram yang meminta putra nya menikah dengan Via. Karena ayah dari Via ini bersahabat dengan Kyai Arham. Dan ayah Via punya perjanjian dengan kyai Arham untuk menjodohkan kedua anak mereka setelah dewasa.
Keduanya tak saling mengenal, namun karena baktinya kepada orang tuanya, Gus Ikram mau di nikahkan dengan Via..
Dan beruntung, setelah meninggal ayah Via, kyai Arham mencari keberadaan sahabatnya hingga bertemu dengan anaknya. Itu semua karena bukti foto-foto ayah Via yang ada di dompet wanita itu. Karena sudah hampir dua puluh lima tahunan, keduanya sama sekali belum bertemu, tepatnya setelah ayah Via menikah, dan menetap di Yogyakarta...
Via wanita sebatang kara itu sangat bahagia, mendapati kenyataan bahwa ia akan menjadi istri dari seorang Gus, dan terlebih Gus Ikram merupakan penerus pondok pesantren Ar Rahman ini... Ia tak akan susah payah lagi mencari pekerjaan yang sulit di carinya selama ini.
Sekarang, Via hanya perlu duduk diam di rumah, sesekali membantu ummi Laras, mertuanya,
Mereka semua memperlakukannya dengan baik, tidak pernah menganggap Via orang lain.
Bahagia sekali Via sudah bertemu dengan keluarga sebaik itu.
Dan Gus Ikram, sama sekali tidak menolaknya, ia yang patuh menurut apa yang di katakan oleh sang Abi.
Walaupun sama sekali tidak ada cinta di antara keduanya, tapi Gus Ikram tetap membangun rasa itu, hingga lima tahun lamanya mereka menikah, Gus Ikram menerima Via.
Namun, sudah lima tahun pula keduanya menikah, Gus Ikram dan Via sama sekali belum memiliki keturunan. Berulangkali Abi dan Ummi meminta Gus Ikram dan Via untuk memeriksa ke dokter kandungan, tapi Via selalu saja menolak, karena di rasa ia subur dan tidak memiliki masalah apapun. Dan Gus Ikram juga tidak mempermasalahkannya, ia hanya menurut apa kata istrinya tak mau membuat Via merasa bersedih. Dan Gus Ikram pula juga memberikan pengertian kepada kedua orang tuanya..
Walaupun sudah sangat menginginkan cucu, tapi keduanya hanya ikhlas dan pasrah saja, tidak menuntut Gus Ikram maupun Via.
Gus Ikram, bukan hanya menjadi seorang Gus, tapi Gus Ikram juga salah satu pengusaha sukses dan terkenal di ibukota. Perusahaan yang baru beberapa tahun di dirikan olehnya itu melaju sangat pesat, hingga dirinya sudah mendirikan dua cabang perusahaan di lain daerah lain.
Gus Ikram sangat berkompeten, pria itu terkenal galak dan datar minim ekspresi jika sedang mode mengajar dan memberikan ulasan ilmu pada santri di pondok itu, dan bukan itu saja, Gus Ikram akan bersikap seperti itu bersama dengan orang yang tidak di kenal olehnya.
Gus Ikram, sangat mampu menjaga pandangannya kepada lawan jenisnya yang bukan mahram, bahkan berdekatan dengan perempuan saja tidak, kecuali dengan Aisyah , ummi dan adiknya-- Rana.
Ya Gus Ikram punya adik, adik satu-satunya yang berusia dua puluh satu tahun itu, seusia dengan Putri Ramiah-- istri rahasianya...
Gus Ikram menghembuskan nafasnya kasar. Tangannya semakin melilitkan sorban yang ada di lehernya itu, demi menghalau rasa dingin yang menyeruak di dalam tubuhnya.
Ini sudah pukul dua pagi, dan satu jam lagi Gus Ikram akan melaksanakan shalat tahajud. Sedari tadi, Gus Ikram tidak mampu memejamkan kedua bola matanya. Padahal tubuhnya terlalu lelah, mengingat apa yang terjadi padanya kemarin. Tapi matanya seolah sangat sulit di pejamkan.
Ia terbayang oleh sosok Ramiah.
Ya, Ramiah. Setiap kali Gus Ikram memejamkan matanya, gadis yang sedang menangis sambil melilit kan selimut tebal di tubuhnya yang indah itu langsung terlintas di kepala Gus Ikram. Bahkan dirinya sampai berulangkali mengucapkan istighfar, dan mencoba menghalau bayangan itu, namun tetap, bayang-bayang itu terus saja berputar dan menari-nari di dalam kepalanya.
Gus Ikram menghembuskan nafasnya kasar, bingung juga dengan dirinya sendiri, kenapa dirinya bisa membayangkan seseorang Samapi seperti saat sekarang ini.
Biasanya Gus Ikram tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.
Dan kini..
Tidak tahan, Gus Ikram memilih melangkah kan kakinya menuju ke balkon kamarnya dan duduk di sana, matanya menatap langit-langit yang masih gelap gulita itu, ada bintang yang bertaburan di angkasa sana, yang memancarkan keindahan angkasa.
Pikirannya juga masih tetap sama, masih tertuju pada gadis yang sudah di renggut kesuciannya kemarin oleh Gus Ikram..
Gus Ikram berulang kali membuang nafasnya kasar. mencoba menyingkirkan bayangan tadi gadis itu, namun sial, ia tetap memikirkan gadis itu.
"Mas. Ya ampun, mas kenapa enggak tidur? Katanya capek kan tadi?"
Gus Ikram menoleh saat mendengar suara istrinya tepat pada pintu balkon kamarnya, berdiri sambil menatap ke arahnya. Gus Ikram tersenyum tipis mendengarnya. "Capek sayang, tapi mas kepikiran sama kerjaan." Sahut Gus Ikram berbohong. Mungkin benar apa kata orang, jika sekalinya kita berbohong, maka kita akan membuat kebohongan lainnya lagi, dan terus berulang sampai pada akhirnya kebohongan itu akhirnya terbongkar. Dan Gus Ikram beristighfar di dalam hatinya, sungguh ia tidak menyangka bisa berbohong seperti ini.
Tapi mau bagaimana lagi, ia terlalu sayang dengan istrinya, tidak mau membuat istrinya sakit hati dan kecewa saat mendengar sebuah kenyataan itu.
Via tersenyum, melangkah kan kakinya perlahan menuju ke tempat sang suami. Lalu setelah sampai, Via langsung duduk di atas pangkuan suaminya.
Deg
Entah kenapa ada perasaan aneh saat Via duduk di sana, sesuatu yang membuat Gus Ikram tak suka Via melakukan hal ini.
Via juga bahkan melingkarkan kedua tangannya di leher sang suami, dan Gus Ikram langsung memejamkan kedua bola matanya. Dan saat itu wajah Ramiah yang muncul di dalam kepalanya.
"Mas, kita bisa melakukannya, aku juga kangen sama mas--"
"Mas ngantuk sayang, maaf ya" sela Gus Ikram sambil membuka matanya, lalu menatap lekat wajah istrinya sambil tersenyum tipis.
Via terpaku mendengar perkataan sang suami, apa lagi saat suaminya malah mendudukkan dirinya di kursi sebelahnya.
"Mas --"
"Mas banyak banget pekerjaan, besok setelah shalat subuh, mas akan segera pergi. Maaf ya sayang." Ia tau Via pasti kecewa, tapi mau bagaimana lagi sesuatu di dalam dirinya sana seperti menolaknya. Dan Gus Ikram juga tidak tau entah kenapa dengan dirinya .
"Tapi kan kamu besok harus mengajar santri mas, kok kamu mau pergi?"
"Kalau masalah itu mas susah meminta Ustadzah Rani untuk mengganti kan mas sementara waktu. Mas beneran sibuk banget sayang."
Via mengangguk, menampilkan senyuman indahnya walaupun di dalam hatinya sana sudah kecewa atas penolakan sang suami.
"Yaudah kita tidur lagi ya." Tangan Gus Ikram terulur, mengusap pelan kepada istrinya lalu mengajak Via masuk ke dalam kamar mereka.
*
Boleh dong, komentarnya, sama rattingnya... Biar author tambah semangat nulisnya
bagus karya mu...
mulutnya benar²,
tidak malu dengan gelar ning nya