Na Jasmine tidak pernah menyangka jika dirinya yang seorang pengantar ayam goreng bisa menjadi pacar dan begitu dicintai oleh seorang Kim Taehyung, member boy group terkenal yang mendunia. Cobaan pun datang menghantam kisah cinta mereka saat mantan kekasih Taehyung yang merupakan aktris terkenal, mengacau cinta romantis keduanya. bagaimana kelanjutan kisah cinta dari dua insan berbeda dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilis Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Na Jasmine
Sekitar jam sepuluh pagi Jimin pergi ke salon motor langganannya. Ia berada di sini ingin mengubah warna motor yang menurutnya sudah tidak apik lagi.
"Menurutmu, warna motorku diubah jadi warna apa, ya?" tanya Jimin kepada pemilik salon motor sekaligus temannya sewaktu TK.
Cukup lama akhirnya teman Jimin menyarankan warna merah atau pun hijau tua. Setelah cukup lama menimbang-nimbang warna yang akan membuat motornya lebih keren, ia pun memilih warna hijau tua. Tidak lama kemudian seorang wanita datang.
"Permisi."
Suara gadis itu sontak membuat Jimin dan temannya menoleh ke arah gadis itu. Gadis berseragam itu kemudian mendekati kedua lelaki itu.
"Permisi, saya dari restoran chiken family."
"Oh, iya, itu pesanan saya."
Gadis itu menyerahkan paper bag tersebut kepada teman Jimin. Setelah transaksi usai, gadis berseragam merah itu membungkuk sekali sebelum pergi.
Pandangan Jimin terus saja mengikuti gerak gadis berseragam merah itu sampai ke motor yang ia tebak adalah milik restoran. Sepertinya ia pernah melihat gadis itu.
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya ia ingat. Gadis itu pernah mengantarkan pesanan ayam milik Taehyung. Lelaki itu pula menyimpulkan jika gadis tersebut adalah orang yang disebut Jungkook sebagai gebetan Taehyung. Boleh juga pilihan Taehyung, tambahnya dalam hati.
Kemudian Jimin diajak temannya untuk menikmati ayam goreng dari restoran chiken family. Ditengah menyantap, Jimin membuka suara.
"Aku minta nomor restoran chiken family."
Temannya Jimin mendengkus geli. "Kenapa? Enak, ya? Rasa ayam goreng di restoran ini memang enak, harganya pun terjangkau."
Jimin tersenyum dan mengangguk. Sebenarnya ia memiliki niat lain.
Ketika memasuki parkiran khusus untuk penghuni gedung apartemen, Jimin tanpa sengaja melihat Hoseok yang berjalan menuju lift.
"Hyung!!"
Ketika Hoseok menoleh, Jimin menyuruh lelaki itu untuk menunggu dirinya. Setelah memarkirkan motor sportnya, dengan setengah berlari, ia menghampiri Hoseok.
"Kau ganti motor, ya?" tanya Hoseok saat Jimin telah berada di sisinya.
"Enggak."
Keduanya pun berjalan beriringan menuju lift.
"Terus kenapa motormu agak lain?"
"Aku ganti warna aja," kata Jimin, "kalau mau, body Hyung juga bisa dicat di salon motor langgananku."
Hoseok pun ikut terkekeh kecil. "Sialan, lu pikir body-ku alumunium apa?"
Jimin terkekeh. "Hyung dari mana?"
"Dari minimarket depan. Pengen beli mie."
Jimin mengangguk. "Kira-kira Jin Hyung sudah masak belum, ya? Perutku lapar," katanya yang belum kenyang hanya dengan memakan ayam goreng.
"Saat masih di rumah, aku tidak melihat tanda-tanda kalau Jin Hyung masak. Tapi tidak tahu sekarang, Jin Hyung kan cepat masaknya."
***
Ting tong.
Taehyung yang tengah menunggu gilirannya untuk mandi pagi di jam dua belas siang pun beranjak untuk membukakan pintu. Ketika membuka pintu, Taehyung tercengang karena melihat Hoseok yang memakai kostum badut.
"Hyung kenapa pakai Kustom badut?"
"Aku baru pulang dari acara cosplay." Hoseok langsung berjalan menuju kamarnya.
Taehyung menggeleng. Padahal perayaan haloween sudah lewat beberapa bulan yang lalu, tapi kenapa cosplaynya baru sekarang. Lelaki itu menutup pintu. Disaat ia hendak kembali ke ruang tengah untuk melanjutkan tontonannya. Bel pintu kembali berbunyi.
Taehyung kembali membukakan pintu dan betapa terkejutnya ia saat melihat gadis manis yang telah berulang kali berusaha ia temui. Tanpa sadar senyumnya mengukir lebar.
"Hay," sapanya tanpa terduga.
Gadis itu tampak salah tingkah. "H-hay."
Taehyung mengigit bibir dalam bawahnya. Ia menghela napas. "Masih ingat saya?"
"Ten-tu, masnya yang menolong saya tempo hari bukan?"
"Ya."
Setelah keheningan terjadi cukup lama, gadis itu membuka suara.
"Oh, ya, saya mengantarkan pesanan milik Park Jimin."
"Oh, ya sudah titip saja dengan saya," kata Taehyung dengan senyuman yang bertengger di wajahnya, "jadi berapa semuanya?"
"Dua puluh ribu won."
Taehyung mengangguk, kemudian pamit untuk mengambil debit cardnya di kamar. Tidak sampai lima belas menit, lelaki itu kembali. Setelah transaksi selesai gadis itu pun pamit. Ia membungkuk sekali dan melangkah pergi. Namun, baru melangkah beberapa kali, Taehyung menahan sang gadis.
"Tunggu, dulu."
Gadis itu memandang Taehyung. "Ada yang bisa saya bantu?"
Taehyung menggeleng. "Tidak. Saya cuma mau minta nomor telepon saja," katanya.
Sebelah alis gadis itu naik. "Nomor telepon restoran?"
"Bukan," jawab Taehyung cepat. Ia tersenyum. "Nomor telepon kamu."
Gadis itu tercekat. Kedua pipinya memerah. Ia mengangguk. "Ya." Sang gadis pun menyebutkan nomornya.
"Siapa namamu?" tanya Taehyung setelah selesai menulis nomor gadis tersebut.
"Na Jasmine."
"Ok. Aku miscall nomormu, ya."
"Simpan nomorku dengan nama Tae, ya," kata lelaki itu setelah ponsel milik Jasmine berdering. Sebenarnya ia ingin meminta gadis itu menyimpan nomornya dengan nama chagia. Namun, ia rasa itu terlalu dini.
"Tentu." Jasmine menghela napas. "Kalau begitu, saya pamit melanjutkan pekerjaan dulu."
Taehyung mengangguk. "Hati-hati di jalan, Jasmine."
Ucapan Taehyung langsung membuat gadis cantik itu salah tingkah. "Y-ya." Setelahnya ia pergi.
Tidak lama Jungkook datang.
"Hyung bicara sama siapa?"
Taehyung terperanjat. "Astaga sejak kapan kau di situ?"
Mungkin dulu Jungkook adalah seorang hantu baik hati yang beringkarnasi menjadi manusia. Hantu baik hati? Casper kali ah.
"Baru saja," jawab Jungkook enteng, "Hyung tadi bicara dengan siapa?"
Taehyung tersenyum penuh kegembiraan. Ia mengedipkan sebelah matanya. "Gadis pengantar ayam."
"Oh gadis pengantar ayam yang Hyung sukai itu."
"Iya."
Melihat paper bag tersebut Jungkook tersenyum girang. "Asyiik, Hyung pesan ayam goreng lagi. Minta."
"Bukan pesananku, tapi pesanan Jimin."
Jungkook menautkan kedua alisnya. "Tumben." Kemudian Jungkook mendengkus. Ia tahu akal bulus Jimin. "Hati-hati, Jimin Hyung, sepertinya ingin menikungmu."
Taehyung menaikkan kedua alisnya. "Dia 'kan tidak tahu kalau aku suka sama gadis pengantar ayam itu?"
Jungkook merasa bersalah karena telah membocorkan rahasia Taehyung waktu itu.
"Ya sudah aku mau memberikan pesanan Jimin."
"Eiit." Jungkook menahan langkah Taehyung. "Jatah ayam satu dulu, dong."
"Ini pesanan Jimin, Juki."
"Bodo amat." Setelah mengambil sepotong ayam goreng, Jungkook mengembalikan paper bag kepada Taehyung.
Setelahnya Taehyung berjalan menuju dapur. Setelah meletakkan paper bag berisi ayam goreng pesanan Jimin, Taehyung mengambil satu potong ayam.
Tidak lama. Ketika melihat Jimin yang baru keluar dari kamar mandi, Taehyung pun menegur. "Jim, ini pesanan ayam gorengmu. Tadi Juki udah ngambil satu," katanya sambil makan ayam goreng, "Kau kenapa mandi lama sekali, sih?"
"Aku telponan sama ibuku."
"Kenapa? Disuruh balik kampung karena mau dinikahkan, ya," kata Taehyung menggoda. Sebelum Jimin membalas perkataannya Taehyung berjalan ke ruang tengah.
"Berapa duitnya?" tanya Jimin pada sosok Taehyung yang belum jauh.
"Tidak usah. Aku sendang gembira hari ini."
Lelaki itu buru-buru masuk ke kamar untuk menghubungi Jasmine. Gara-garanya, ia sampai lupa mandi.