Bintang yang mengalami kebangkrutan terpaksa harus menjual semua asetnya dan juga pindah dari kota tempat dia tinggal
beruntung dia masih punya warisan sebuah rumah dari sang Kakek Bagaskara
Tapi rumah itu tidak berani di dekati penduduk karena terkenal Angker dan tidak bisa di masuki siapapun kecuali oleh sang pemilik
mampukah Bintang dan keluarganya bertahan disana? dengan banyak gangguan dan juga musuh sang kakek yang mengincarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ritual Galuh
Bawa dia ke rumah, dan tempatkan dia di kamar milik Pipit dulu, jangan sampai keluarganya tahu, aku akan menghilangkan ingatannya akan keluarganya agar dia hanya akan jadi budak kita" perintah Galuh
"Baik juragan" jawab Fatan yang sedang merebahkan badannya setelah lelah menggempur gadis itu dari siang hingga sore
"Hala, berapa gadis lagi yang kamu butuhkan agar kamu bisa menandingi Rukmini?" Tanya Galuh
"Sepuluh tuan" jawab Hala
"Di kampung ini sepertinya para gadis sudah mulai berkurang karena mereka kebanyakan aku hipnotis untuk mendapatkan darah suci mereka, kita harus cari gadis dari desa lain Fatan" ucap Galuh
"Tentu tuan, akan saya cari yang terbaik" jawab Fatan senang
"Aku harus pergi ke pasar malam dulu, anakku ingin main ke sana katanya" ucap Galuh pergi dari sana
"Kalau saja kamu bukan seorang budak, aku akan menikahimu gadis manis" gumam Fatan memeluk gadis itu yang masih tertidur
"Tuan, sebaiknya kita jangan mengirim teluh terlebih dahulu ke rumah Bagaskara itu" ucap Hala saat Galuh dalam perjalanannya pulang
"Kenapa? Aku ingin keturunan Darmawan itu cepat hilang" tanya Galuh
"Anak ini berbeda tuan, dia ini orang yang taat, bahkan ilmu kita terus bisa dia tepis" jawab Hala
"Lalu menurutmu aku harus berhenti?" Tanya Galuh
"Hanya untuk sementara tuan" bujuk Hala
"Baiklah, dengan begitu aku juga bisa fokus untuk mengurus lahan dan juga syarat agar aku kuat setiap hari" jawab Galuh
"Jangan sampai anda berhenti meski satu hari tuan, karena anda akan kehilangan banyak kekuatan jika anda berhenti melakukan ritual itu" bisik Hala
"Kamu juga menyukainya kan, karena kamu ikut juga menikmati para budak itu" ledek Galuh dan Hala tertawa
"Tuan benar sekali" jawabnya
Syarat dari ilmu teluh dan juga beberapa ilmu yang dimiliki Galuh memang adalah setiap hari melakukan maksiat, tidak boleh berhenti dan itu sebabnya Galuh butuh banyak budak untuk nafsunya yang tidak pernah ada habisnya itu, tak jarang dia juga bisa menghabiskan waktu di kamar saat hari libur dan sering menelantarkan istrinya sendiri
Sampai di rumah
"Ayah, ayo ke pasar malam" ajak anak dari Galuh yang bernama Kania
"Iya ayo, tunggu ayah makan dulu ya, ayah lapar" jawab Galuh
"Pipit kamu sudah makan?" Tanya Galuh
"Sudah juragan, tadi sekalian menyuapi neng Kania" jawab Pipit yang juga dalam pengaruh ilmu Galuh hingga dia lupa dengan keluarganya
"Baiklah, ayo temani aku makan" ucap Galuh menggendong Kania dan menuntun Pipit, dia senang akhirnya para budaknya bisa jadi miliknya dengan ilmu penghapus ingatan yang di berikan Hala untuknya
....................
"Bi Sumi mau ke pasar malam dengan siapa?" Tanya Silvia
"Saya pergi dengan kang Herman non" jawab Sumi malu malu
"Kalau dia serius dengan bi Sumi, sebaiknya di halalkan saja bi, jangan di gantung terlalu lama" bujuk Bintang
"Wah, bi Sumi hebat, sudah dapat gebetan padahal baru beberapa Minggu disini" ledek Dimas
"Apa om juga cari jodoh disini saja ya, mungkin bisa dapat istri kedua yang baik dan mau ngurus om di rumah" ungkap Lingga setengah bercanda
"Jangan ngaco deh, nanti Pina bakal nuntut Lo yang nggak nggak" ucap Bintang memperingatkan
"Gue disini aja dia sama sekali nggak peduli, dia lebih peduli kumpul kumpul dengan teman teman satu gengnya itu" jawab Lingga
"Sabar, Lo ngomong sama dia baik baik, mungkin dia hanya kesepian di rumah, Lo kan sibuk di showroom" ucap Bintang
"Gue sudah lelah bin, gue mau hidup juga dan nggak terus terusan Harus bujuk dia ini itu, sekarang terserah dia dan kami juga hidup terpisah sekarang" ungkap Lingga
"Ayo bi Sumi berangkat saja, itu motornya kang Herman sudah terdengar di depan" ucap Bintang mengalihkan topik
Dia mengajak Lingga ke balkon ruang santai di lantai dua untuk mengobrol
"Coba Lo jelaskan, kenapa sekarang Lo jadi begini sama Pina?" Tanya Bintang
"Gue mergokin dia selingkuh bin, sama suaminya si Salma, bahkan si Salma juga ada disana dengan selingkuhannya juga, mereka pesta se* bareng teman teman mereka bin, gue sendiri lihat bagaimana mereka melakukan itu secara bergiliran" jawab Lingga mengacak rambutnya
"Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un.. aku pikir Pina tidak akan seperti itu" gumam Bintang
"Kamu tahu juga kelakuan mereka?" Tanya Lingga
"Sebelum jual rumah gue ke dia, dia sempat nawarin gue buat ikut pesta itu dan mau melakukan itu dengannya dan Silvia dengan suaminya, gue tolak mentah mentah lah, mana mau gue melakukan hal menjijikan seperti itu" jawab Bintang
"Sialan! Gue akan urus surat cerai gue secepatnya bin, gue nggak peduli meski gue di coret dari daftar pewaris keluarga gue, gue nggak mau jadi suami yang nggak bisa didik istri gue sendiri" ungkap Lingga serius
"Gue nggak bisa bantu banyak Ngga, tapi gue akan selalu do'akan yang terbaik untuk Lo kedepannya" ucap Bintang menepuk bahu Lingga
"Makasih bin, Lo nggak akan usir gue kan kalau misalkan gue datang kesini saat gue di usir keluarga angkat gue?" Tanya Lingga serius
"Lo bisa tinggal disini, Lo juga bisa buka usaha disini Ngga, banyak usaha yang bisa kita lakukan asal kita mau berusaha" jawab Bintang
"Terima kasih bin, Lo memang sahabat terbaik gue" ungkap Lingga memeluk Bintang
"Kenapa keluarga Lo begitu ingin Pina jadi menantu mereka?" Tanya Bintang
"Pina itu anak rekam bisnis papa angkat gue, dan gue harus selalu membahagiakan si Pina meski kelakuan dia ternyata sangat memalukan aslinya" jawab Lingga merasa di tipu
"Bahkan papa angkat gue juga punya hubungan dengan istri gue bin, gue baru tahu setelah gue pasang CCTV di area tersembunyi, dan papa sering datang ke rumah untuk menemui Pina, mereka bahkan melakukan itu di kamar kami sendiri" umpat Lingga semakin kesal
"Kalau begitu gue dukung Lo untuk melepaskan dia Ngga" jawab Bintang
"Lo mau ikut gue malam ini?" Tanya Bintang
"Kemana? Ke pasar malam?" Tanya Lingga
"Lihat babi ngepet" jawab Bintang menarik tangan Lingga yang melotot ketakutan
Bersambung
padahal ceritanya bagus.
gw demen.
lancar ampe tamat ye