NovelToon NovelToon
Rahasia Sang Wanita Besi

Rahasia Sang Wanita Besi

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Fantasi Wanita
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

Rahasia Sang Wanita Besi

Sebagai sekretaris pribadi, Evelyn dikenal sempurna—tepat waktu, efisien, dan tanpa cela. Ia bekerja tanpa lelah, nyaris seperti robot tanpa emosi. Namun, di balik ketenangannya, bosnya, Adrian Lancaster, mulai menyadari sesuatu yang aneh. Semakin ia mendekat, semakin banyak rahasia yang terungkap.

Siapa sebenarnya Evelyn? Mengapa ia tidak pernah terlihat lelah atau melakukan kesalahan? Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, misteri di balik sosok "Wanita Besi" ini pun perlahan terkuak—dan jawabannya jauh lebih mengejutkan dari yang pernah dibayangkan Adrian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14: Persiapan Perang

Ruangan tempat Evelyn dan kelompoknya berkumpul masih dipenuhi ketegangan. Peta markas utama Leonard terpampang di tengah meja bundar, dikelilingi oleh berbagai sketsa taktik dan catatan penting. Cahaya redup dari lampu gantung menciptakan bayangan di wajah setiap orang yang hadir, mempertegas aura serius yang menyelimuti mereka.

Evelyn menatap satu per satu wajah di sekeliling meja. Ada Liam, Sophia, serta beberapa orang yang siap bertarung bersamanya. Setiap orang di sini memiliki alasan pribadi untuk ingin menjatuhkan Leonard.

"Kita tidak punya banyak waktu," ujar Evelyn akhirnya, suaranya tegas namun tetap tenang. "Sophia, kau sudah berhasil meretas sistem keamanan mereka?"

Sophia mengangguk, meski wajahnya masih dipenuhi kekhawatiran. "Aku sudah mendapatkan akses ke sebagian besar sistem mereka. Tapi, ada beberapa lapisan keamanan yang masih terlalu kuat untuk kutembus dari jarak jauh. Kita butuh seseorang di dalam untuk menonaktifkan sistem pertahanan utama."

Liam menyilangkan tangan di dadanya. "Itu berarti kita butuh penyusup."

Evelyn berpikir sejenak. "Aku akan melakukannya."

Liam langsung menatapnya dengan tajam. "Tunggu, itu terlalu berbahaya. Kau adalah target utama mereka. Jika mereka menangkapmu, mereka tidak akan membuang waktu untuk menghancurkanmu."

"Tidak ada orang lain yang bisa melakukannya," balas Evelyn. "Aku tahu cara mereka berpikir, aku tahu sistem yang mereka gunakan, dan yang terpenting… aku satu-satunya yang bisa bertahan jika sesuatu berjalan salah."

Keheningan menyelimuti ruangan. Mereka semua tahu betul bahwa Evelyn bukan manusia biasa. DNA-nya telah dimodifikasi, refleks dan kekuatannya jauh di atas manusia normal. Jika ada yang bisa menyusup ke dalam fasilitas Leonard, itu hanya dia.

Sophia menghela napas. "Baiklah. Kalau begitu, kita harus menyusun rencana yang sempurna."

Keesokan paginya, mereka mulai berlatih dan menyusun strategi.

Evelyn dan Liam berlatih pertarungan jarak dekat di halaman belakang markas persembunyian mereka. Evelyn menyerang lebih dulu, pukulannya cepat dan presisi, tapi Liam dengan sigap menghindar dan membalas dengan tendangan rendah yang hampir membuat Evelyn kehilangan keseimbangan.

"Lebih cepat," ujar Liam, sambil bersiap untuk serangan berikutnya. "Jika kau akan masuk sendirian, kau harus bisa mengalahkan mereka sebelum mereka sempat bereaksi."

Evelyn tersenyum tipis. "Aku selalu lebih cepat darimu, Liam."

Dia meluncur ke depan dengan gerakan secepat kilat, tangannya mendarat di bahu Liam sebelum dia bisa bereaksi. Dalam sekejap, Liam sudah berada di tanah, punggungnya menabrak lantai keras.

Liam mengerang, tapi ia juga tertawa. "Baiklah, aku menyerah. Kau menang."

Evelyn mengulurkan tangan, membantu Liam bangkit. "Jangan lengah," katanya dengan nada bercanda. "Musuh kita tidak akan memberimu kesempatan kedua."

Di sudut lain, Sophia tengah mengajari beberapa anggota tim cara mengakses sistem keamanan lewat tablet khususnya. "Jika kita berhasil masuk ke server utama, kita bisa menonaktifkan sebagian besar sistem keamanan mereka," jelasnya. "Tapi kita hanya akan punya waktu beberapa menit sebelum mereka menyadarinya."

"Jadi kita harus bergerak cepat," gumam seorang pria di sampingnya.

"Benar," kata Sophia. "Jika kita melakukannya dengan benar, kita bisa menghabisi Leonard sebelum dia sempat melarikan diri."

Malam itu, Evelyn duduk sendirian di balkon markas, memandangi langit berbintang. Langkah kaki terdengar mendekat, dan ia tahu itu Liam.

"Kau yakin ingin melakukan ini?" tanya Liam, duduk di sampingnya.

Evelyn menghela napas. "Aku tidak punya pilihan, Liam. Aku sudah terlalu lama membiarkan Leonard mengendalikan hidupku. Ini harus diakhiri."

Liam menatapnya dengan serius. "Kalau ada cara lain, kau akan mengambilnya?"

Evelyn menatapnya balik. "Aku tidak akan mundur. Jika aku harus mengorbankan nyawaku untuk menghentikan Leonard, maka aku akan melakukannya."

Liam mengepalkan tangannya. "Jangan bicara seperti itu. Kau tidak sendiri, Evelyn. Kita akan melakukannya bersama."

Evelyn tersenyum kecil, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke langit. "Aku tahu."

Besok, mereka akan melancarkan serangan. Dan besok, mungkin akan menjadi hari terakhir bagi Evelyn sebagai wanita yang selama ini dikenal sebagai "Wanita Besi."

Namun satu hal pasti—ia tidak akan pergi tanpa perlawanan.

.

.

Pagi itu, markas mereka dipenuhi dengan ketegangan yang nyata. Setiap orang sibuk dengan tugas masing-masing—menyiapkan senjata, menyusun strategi, dan memastikan semuanya berjalan sesuai rencana.

Evelyn berdiri di depan cermin, mengenakan pakaian tempur hitam yang fleksibel namun cukup kuat untuk melindunginya dari serangan ringan. Rambutnya dikuncir tinggi, memberikan kesan dingin dan tak tergoyahkan. Sekalipun ia merasa sedikit gugup, ia tidak menunjukkannya.

Saat ia keluar dari kamar, Sophia sudah menunggunya dengan tablet di tangan. "Aku sudah mendapatkan blueprint lengkap gedung utama Leonard," katanya, menyerahkan tablet itu kepada Evelyn.

Evelyn menggeser layar, mengamati setiap detail bangunan. "Di mana titik masuk terbaik?" tanyanya.

Sophia menunjuk satu titik di bagian belakang gedung. "Ada lorong layanan yang jarang diawasi. Jika kau bisa menyelinap masuk ke sana, kau bisa langsung menuju ruang server untuk menonaktifkan sistem keamanan."

Evelyn mengangguk. "Bagaimana dengan pasukan Leonard? Seberapa banyak yang harus kita hadapi?"

"Kami memperkirakan ada sekitar dua puluh orang di dalam gedung, tidak termasuk Leonard sendiri dan para penjaga pribadinya."

Liam, yang baru saja masuk ke ruangan, mendengus. "Itu artinya kita harus bergerak cepat dan efisien. Jika mereka menyadari keberadaan kita sebelum waktunya, kita bisa terjebak di dalam."

Evelyn menatapnya. "Kita tidak akan terjebak. Kita sudah mempersiapkan ini dengan matang."

Liam menghela napas dan mengangguk. "Baiklah. Tapi kau harus tetap hati-hati."

Evelyn tersenyum tipis. "Selalu."

Latihan Terakhir

Beberapa jam sebelum operasi dimulai, tim melakukan latihan terakhir. Evelyn melatih kecepatan dan refleksnya dengan Liam, sementara Sophia dan tim teknis memastikan semua alat dan sistem sudah siap digunakan.

Liam menyerang lebih dulu, melancarkan pukulan cepat yang hampir mengenai wajah Evelyn. Namun, Evelyn dengan gesit menghindar dan membalas dengan tendangan ke arah perut Liam.

Liam berhasil menangkap kakinya sebelum pukulan itu mengenai sasaran, tetapi Evelyn memanfaatkan momen itu untuk melompat dan menendang dadanya dengan kaki lainnya. Liam terjatuh ke tanah, terengah-engah.

"Baiklah, baiklah," katanya sambil tertawa kecil. "Aku menyerah."

Evelyn mengulurkan tangan dan membantunya berdiri. "Kau sudah lebih cepat, tapi masih belum cukup untuk mengalahkanku."

Liam mengusap tengkuknya. "Jangan terlalu percaya diri. Bisa saja aku sengaja mengalah."

Evelyn tersenyum sinis. "Tentu saja."

Di sisi lain ruangan, Sophia tengah menjelaskan sistem yang akan mereka gunakan. "Kita akan memasang alat pengacau sinyal di sekitar gedung Leonard. Ini akan memutus komunikasi mereka selama sekitar lima belas menit—cukup untuk kita menyelinap masuk dan menonaktifkan keamanan."

Salah satu anggota tim, seorang pria bernama Marco, mengangkat tangan. "Bagaimana kalau mereka memiliki cadangan jaringan komunikasi?"

Sophia mengangguk. "Itulah mengapa kita harus bekerja cepat. Begitu kita berada di dalam, aku akan mengakses server utama mereka dan mematikan sistem dari dalam."

Evelyn mengangguk setuju. "Bagus. Pastikan semua orang siap dalam waktu satu jam. Kita bergerak sebelum matahari terbenam."

Momen Sebelum Perang

Malam mulai turun ketika semua orang berkumpul di halaman belakang markas. Udara terasa lebih dingin dari biasanya, dan ketegangan di antara mereka semakin jelas.

Evelyn berdiri di tengah, menatap wajah-wajah yang kini menjadi keluarganya.

"Aku tahu kita semua punya alasan masing-masing untuk ada di sini," katanya dengan suara mantap. "Leonard telah mengambil sesuatu dari kita—entah itu keluarga, kebebasan, atau harga diri. Malam ini, kita mengambilnya kembali."

Mata semua orang menyala dengan tekad. Liam meletakkan tangan di bahu Evelyn. "Apa pun yang terjadi, kita tidak akan mundur."

Sophia menambahkan, "Kita melakukannya bersama."

Evelyn tersenyum kecil. "Baiklah. Saatnya beraksi."

Mereka kemudian naik ke dalam mobil yang sudah disiapkan. Dengan senjata dan peralatan lengkap, mereka berangkat menuju markas Leonard—menuju pertarungan yang akan menentukan segalanya.

1
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
siapa tuh sosok yang bertopeng apakah dia suruhan leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
bnr selesai aja misi nya baru deh nanti bicara soal perasaan 🤭
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
pasti kalian bisa menghancurkan musuh² itu
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
meskipun Leo udh ditahan masih aja ada musuh lain yang mau mengalahkan lyn dan teman² nya,
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
hati hati takutnya ada jebakan disana,semoga aja kalian menang melawan leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
semoga misi nya berhasil mengalahkan leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
JD benar kah lyn itu hasil penelitian dari leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
kapan perang dimulainya udh GK sabar nih melihat lyn dan sopi menghancurkan robot yg dibuat oleh leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
semoga lyn dan sopi bisa mengatasi robot yg digunakan oleh leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
keren ceritanya nya
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
semoga aja lyn selamat dan bisa keluar dari perangkap nya leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
sebentar lagi perang akan dimulai
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
untung aja lyn udh keluar dari gedung itu coba kalau TDK pasti udh ketangkep sama Leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
km pasti bisa mengatasi semua ini Evelyn biar rahasia nya tak terbongkar smaa org lain
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
walaupun udh ketangkep pria misterius itu masih aja belum cerita siapa org yg nyuruh mereka buat menghancurkan evelyn
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
siapa org yg sudah mengkhianati nya
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
untung ada Adrian JD kau bisa selamat dari musuh itu
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
Adrian masih penasaran sama sekertaris nya apakah dia akan mencari info lebih dalam
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
ada yang mata²n mereka kah ko Adrian bisa tau.
QueenRaa🌺
Keren banget ceritanya thorr✨️ Semangat up!!
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
Mari saling mendukung🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!