"Nih,kamu lagi hamil,nggak boleh makan yang macam-macam! makan nasi sama tempe gorng aja! itu udah cukup,biar bayimu nanti lahiranya nggak kegedean!ibu nggak mau kalau sampai kamu nggak bisa lahiran normal karena bayimu yang kegedean." . Suara makian dari ibu mertua selalu didengar oleh alma setiap kali ia hendak menikmati makananya. . Ia tak pernah menyangkah,kepindahannya dengan sang suami dari kontrakan ke rumah sang ibu mertua justru menjadi awal penderitaan untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab dua belas
Seketika itu,lendra mendonggankan kepalanya untuk menatap sang adik ipar yang berdiri disampingnya.
"Simpan aja uangmu,gunakan untuk keperluan yang lain,soal biyaya rumah sakit biar jadi urusan aku dan aninda,"ucap lendra tegas.
Ceklek
Pintu ruangan tersebut dibuka dari luar,aninda masuk untuk melihat keadaan adik iparnya setelah pergantian shif,ia juga sudah berganti pakaian,tak ada lagi stetoskop yang melingkar di lehernya,bersamaan dengan itu,alma terlihat mengelihat,sepertinya ia mulai sadar,yudi segerah mendekat ke arah sang istri dan mengelus pundak kepalanya.
"Alma,kamu sudah sadar,sayang?" bisik yudi membut.
Alma mulai membuka mata yang langsung menyipit saat terkena cahaya lampu,ia terdiam selama beberapa saat sebelum meraba perut yang terdapat luka bekas jahitan oprasi.
"Mas,anak kita? anak kita baik-baik saja kan? kenapa di perut aku ada luka seperti ini?" alma mulai terlihat histeris.
Yudi membisu,ia tak tau harus menjawab apa,lelaki itu menoleh kepada aninda yang langsung mendekati adik iparnya.
"Alma,"panggil aninda lirih.
Wanita yang dipanggil namanya langsung mengalihkan fokus ke pada aninda,ia menghembuskan napas lega melihat kehadiran kakak iparnya tersebut'
"Mbak,kandungan aku baik-baik aja kan?" alma menatap aninda penuh harap.
Aninda meraih jemari alma dan menggenggamnya dengan lembut.
"Al,mbak minta maaf, mbak dan semua tenaga medis sudah berusaha sekuat tenaga, tapi maaf, ternyata allah berkata lain, kami nggak bisa menyelamatkan anak kamu." Ucap aninda hati-hati, wajahnya penuh dengan dengan rasa bersalah.
Alma terdiam seketika, air mata wanita itu menetes secara perlahan.
"Ini nggak mungkin, anak aku kuat, dia nggak mungkin ninggalin aku mbak, pasti mbak salah kan? ayo jujur mbak, jangan bohong,anak aku masih baik-baik saja kan didalam sini!." Alma mengelus perutnya sekilas, ia berteriak histeris dan menarik-narik kerah baju aninda yang hanya diam saja,ia tak tega melihat raut kesedihan di wajah alma.
"Dek, apa yang dikatakan oleh mbak aninda benar, aku sudah memakamkan anak kita dengan layak, nanti kalau kamu sudah pulang, kita kesana buat kirim doa ya." Yudi berusaha memeluk alma untuk menenangkan, akan tetapi ia malah memberontak dan melepaskan diri dari pelukan sang suami.
Alma kembali meraba perutnya yang sedikit kerasa perih, mungkin karena efek anastesi yang mulai menghilang.
"Kenapa, mas? kenapa dia harus pergi meninggalkan aku, padahal aku belum sempat bertemu dengannya, aku belum sempat memeluknya, apa dia nggak tau kalau aku sangat menunggu kehadirannya?" alma berceloteh di sela-sela tangisan nya.
"Masih tanya kenapa, ini semua terjadi karena kamh yang keras kepala! kamh nggak bisa jaga kandunganmu sampai cucuku meninggal!!" sahut bu asri menyalahkan alma.
Suara menggelegar itu membuat alma menoleh ke arah ibu mertuanya, ingatan otomastis berputar pada kejadian tadi siang, pandangan alma yang tadinya kosong, kini berubah penuh dendam.
"Kamu, kamu jahat, kamu yang bikin anakku pergi! ini semua salahmu tua bangkah!."
Suara teriakan alma yang balik menuduh bu asri, menggema di seluruh ruangan dan membuat wanita paru baya itu kelabakan karena lendra langsung mendekat dan mencekeram kedua bahunya dengan erat.
"Cepat katakan, apa yang sudah ibu lakukan kepada adikku, nggak mungkin dia sehisteris ini kalau nggak ada penyebabnya!!." tanya lendra dengan suara di tekan.
"Dia jahat mas, dia jahat!!!" Teriak alma sekali lagi.
"Lihat, alma bilang kamu jahat, ayo ngaku, kamu apakan dia sampai adikku harus kehilangan janinnya!," cekeraman tangan lendra yang semakin erat membuat bu asri meringis kesakitan.
"Yudi tolong ibu,sakit," rintih bu asri kemudian.
Melihat sang ibu yang terlihat kesakitan, tentu saja yudi panik dan langsung menghampiri kakak iparnya.
"Mas, tolong lepasin ibu.
kalau begini, Mas lendra bisa melukai ibuku!" pinta Yudi, ia berusaha menurunkan tangan Lendra dari bahu Bu Asri.
Lendra segera melepaskan tangannya saat tersadar jika yang sedang ia perlakukan secara kasar adalah orang tua. Namun, pandang tajamnya masih belum bisa beralih dari Bu Asri.
"Yud, suru ibumu mengaku. Apa yang suda dia lakukan kepada Alam selama ini! Kalau tidak, aku akan laporkan dia ke kantor polisi,"
perintah Lendara, rahangnya mengeras karna emosi yang semakin naik sampai ke ubun ubun.
"Ibu nggak ngapa-ngapain Alam, Yud. Dia beneran jatuh sendiri. Ibu juga nggak mau kehilangan cucu. Alam aja yang sembarangan yang menudu ibu buat jadi kambing hitam atas semua kesalahan yang dia lakuin lancar, ia tak akan membiarkan seorang pun memojokkan dirinya.
Yudi menghela napas panjang. ia sangat percaya bahwa sang ibu tak akan melakukan sesuatu yang membahayakan kandungan Alam karna wanita paruh baya itu sudah ingin menimang cucu.
"Kamu juga tahu sendiri kan, Yud. Selama ini ibu selalu kasih wejangan buat Alam biar janinnya sehat, tapi dia juga sering ngeyel, " panjut Bu Asri membela diri.
"Aku nggak percaya sama kata-kata ibumu! Di depanmu mungkin dia baik, tapi kamu kerja selama seharian dan nggak lihat apa yang di lakukan ibumu kepda Alam. Harusnya kamu bisa lihat, perbedaan Alam sebelum dan setsslah pindah ke rumah ibumu!" dengus Lendra sembari memalingkan pandangan ke arah lain.
"Udah, jangan saling tuduh. Lebih baik kita tanya langsung sama Alama,cuma dia yang tahu apa sebenarnya yang sudah terjadi," ucap Aninda menengahi. Ia tak ingin sang suami membuat keributan di rumah sakit.
Wahita muda yang berpofesi sebagai dokter kanduangan itu mendekati sang adik iparnya,ia duduk di tepi ranjang dan membawa alma ke dalam pelukan.
"Al,ayo cerita, apa yang kamu alami selama ini,mbak dan mas lendra akan selalu menlindungi kamu,apa ada yudi dan ibunya berbuat jahat sama kamu?" bisik aninda dengan lembut.
Alma mendongak,menatap wajah cantik sang kakak ipar yang juga tengah memandangnya dengan tatapan iba.
"Mbak aninda,anakku di mana? kenapa anakku di ambil?" Tanya alma berbicara mulai ngelantur.
"Balikkin anakku mbak! aku mau gendong, aku mau kasih dia asi, pasti dia haus?" lanjut alma mengoceh.
Lendra dan yudi mendengar ocehan ngelantur alma bergegas mendekat ke ranjang pasien, sedangkan bu asri hanya mengamati sang menantu seraya bernapas lega karena kebusukannya tak jadi terbongkar, namun disini lain,ia juga penasaran atas apa yang sedang terjadi kepada sang menantu.
"Aninda, kenapa alma jadi ngelantur nggak jelas begini ngomongnya?" lendra bertanya dengan wajah bingung, sementara yudi hanya menjadi pendengar karena lendra sudah mewakili pertanyaannya.
Aninda menghela napas panjang seraya mengusap wajah dengan kasar.
alma gugat cerai aja ke yudi
semoga aja secpt mertu alma kena karma 😅😅😅
semoga aja mertua alma mimpi tetang cucu nya biar mertua nya jdi ketakutan sendiri 🤣🤣🤣🤣
gimna kelanjutan nya 😭😭😭😭