Dahulu Kala Sebuah Kerajaan Hebat Bernama Cahaya, Di Serang Oleh Raja Kegelapan Yang Bersekutu Dengan Iblis. Para Ksatria Cahaya Turun Atas Perintah Raja Cahaya Pertama, Namun Saat Mereka Terdesak Tiba Tiba Sebuah Cahaya Muncul Di Hadapan Mereka Dan Berubah Menjadi Sebuah Pedang Yang Kuat. Pedang Itu Di Namai Sebagai Pedang Pelindung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XenoNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seorang Dame
Malam hari di kerajaan jingga...
Alaric datang ke makam ibunya yang gugur dalam peperangan 17 tahun lalu. Dia menaruh sebuah bunga di atas makan ibunya itu.
"Sudah 10 tahun aku tidak mengunjungi ibu ya..." ucapnya
Alaric pun duduk di depan makam ibunya itu. "Ibu pasti bangga melihat diriku sudah menjadi kapten terbaik seperti ibu."
Dia menahan dirinya agar tidak menangis pada situasi tersebut. "Aku sudah memenuhi keinginan ibu, untuk menjadi seorang kapten dari pasukan cahaya."
Dari belakang, seorang wanita berjalan mendekati Alaric yang sedang duduk di depan makam ibunya itu. Wanita itu pun terkejut ketika melihat Alaric disana. "Alaric? Apa itu kau?" ucap wanita itu
Alaric yang mendengar itu pun langsung melihat ke arah wanita itu. "Ternyata kau Mory..." balas Alaric
Wanita itu memegang sebuah bunga di tangannya. "Sudah 10 tahun kau tidak datang kesini, apa kau memang berniat melupakan ku?" tanya Mory
"Menurut mu begitu ya?" ucap Alaric
Alaric pun mulai berdiri. "Aku tidak menyangka kalau kau akan menjadi seorang Dame,"
Dame adalah gelar bagi para ksatria wanita di kerajaan jingga, jadi Mory merupakan seorang ksatria wanita di kerajaan jingga.
Mory yang mendengar itu pun langsung mendekat ke Alaric. "Lalu bagaimana dengan mu? Kenapa kau meninggalkan ku dan lebih memilih menjadi ksatria di kerajaan cahaya?"
Alaric yang melihat itu pun langsung berubah topik pembicaraan. "Kau sekarang hampir setinggi ku ya? Aku kira pada saat itu kau tidak akan tinggi lagi." ucapnya
Mory pun menampar Alaric karena kesal. "Aku benci padamu!" ungkapnya
Mory pun pergi dari sana dalam keadaan kesal. Alaric yang melihat itu pun sangat kebingungan sambil memegang pipi kanannya. "Aku lupa, kalau dia masih tomboi."
Alaric pun pergi dari pemakaman, lalu pergi ke suatu tempat untuk mencari tau tentang Priozel yang merupakan teman dekat dari Raja Cahaya Pertama.
Beberapa menit setelah Alaric pergi dari tempat pemakaman. Gareth pun datang ke pemakaman sambil membawa bunga juga. Namun dia terkejut ketika melihat ada bunga di pemakaman milik ibunya.
"Alaric? Kau sempat datang kesini ya?" ucap Gareth
Gareth pun menaruh bunga tersebut di samping bunga milik Alaric. Lalu dia pergi dari sana untuk mencari Alaric. "Ku harap kau masih ada di sekitar sini," ujar Gareth
Disisi lain, di atas kapal. Mereka bertiga sedang makan malam sambil di temani sebuah lentera di hadapan mereka. "Aku tidak tau kalau kau jago memasak," kata Lawkei kepada Ziaz
"Aku sudah terbiasa memasak semenjak umur 14 tahun," balas Ziaz
Valiant melihat sekeliling mereka. "Sial, melihat lautan di malam hari malah membuatku merasa tidak nyaman."
"Itu tidak masalah selagi kapal ini tidak terus bergoyang," ujar Lawkei sambil menguyah makanannya
"Ya, jika sudah malam hari begini maka kita harus berjaga agar tidak terjadi apa apa kepada kapal." ucap Ziaz
Valiant menaruh makanan miliknya dan mulai memantau menggunakan teropong. "Terlalu gelap," tuturnya
Lawkei pun mulai mengatakan hal aneh tentang lautan. "Bagaimana jika ada bajak laut? Apa yang harus kita lakukan?"
"Itu tidak mungkin, para bajak laut terakhir kali ada pada abad ke 16, sedangkan sekarang sudah abad 19." saut Valiant
Ziaz yang mendengar perkataan Valiant itu pun mulai kebingungan. "Bukannya saat ini kita sedang berada di lautan yang sering terjadi perampokan kapal ya?"
"Itu benar, tapi sekarang sudah sekitar jam 12 malam dan mereka belum muncul juga. Jadi bisa kita bilang kalau mereka sepertinya tidak ada lagi di kawasan ini," balas Valiant
"Kalau begitu aku ingin tidur saja," ucap Lawkei
Lawkei pun masuk ke dalam kapal untuk tidur. Sedangkan Valiant dan Ziaz berjaga di atas kapal. "Aku sangat yakin kalau mereka masih ada," ujar Ziaz sambil memantau ke arah depan.
Valiant yang merasa bosan pun mulai memberikan beberapa pertanyaan kepada Ziaz. "Kau pada saat itu pernah mengatakan tentang adik dari Gareth Zerendale bukan?"
"Maksud mu Alaric?" balaz Ziaz
"Kau bilang kalau kekuatannya setara dengan Gareth bukan? Lalu kau juga mengatakan kalau kekuatannya yang sekarang berada jauh di atas kita," ucap Valiant
Ziaz yang mendengar itu pun langsung melihat ke arah Valiant. "Saat ini kita bertiga masih belum mampu memakai kekuatan penuh dari pedang pelindung, sedangkan Alaric memiliki kekuatan yang hampir setara dengan satu pedang pelindung."
Valiant yang mendengar itu pun mulai penasaran dengan mereka. "Kenapa mereka sangat kuat? Apa karena mereka seorang Zerendale? Aku masih belum paham tentang maksud dari perkataan karena mereka seorang Zerendale, apakah keluarga Zerendale memiliki kekuatan tersendiri?" ujar Valiant
Ziaz pun terdiam sejenak saat mendengar perkataan Valiant itu. "Aku tidak tau tentang mereka, jika kau ingin tau lebih dalam. Kau boleh bertanya langsung kepada mereka, jika suatu saat kita bertemu dengan mereka." tuturnya
Saat waktu mulai memasuki jam 2 malam...
Valiant pun mulai mengantuk karena terus memantau menggunakan teropong. "Sial, aku mulai mengantuk."
Ziaz melihat Valiant yang mulai sedikit oleng. "Sebaiknya kau beristirahat saja bersama Lawkei, biarkan aku yang menjaga kapal untuk malam ini."
"Tidak usah, soalnya sedikit matahari akan terbit." jawab Valiant
Valiant pun terus memegangi teropong sambil berusaha menahan ngantuk. Ziaz yang melihat itu pun mulai mengambil teropong dari tangan Valiant dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam kapal.
"Beristirahat saja di dalam bersama Lawkei, lagian kau juga butuh istirahat," ucap Ziaz
"Tapi, bagaimana dengan mu?" tanya Valiant
"Sekarang sudah jam 2 malam, dan mereka tidak muncul juga. Berarti memang benar kalau mereka tidak ada lagi di kawasan ini," jawab Ziaz
Valiant pun mulai menguap. "Baiklah kalau begitu,"
Dia pun masuk ke dalam kapal dan meninggalkan Ziaz yang berjaga seorang diri. Ziaz pun duduk di sudut kapal dan mulai berjaga lagi.
"Kenapa aku tidak berjaga sambil duduk di atas kapal saja ya tadi?" ucapnya
Tiba tiba dari balik kegelapan yang menutupi malam, muncul satu kapal kecil yang mengarah ke kapal mereka. Ternyata kapal itu berisikan para perompak yang ingin merampas barang barang yang di bawa oleh mereka bertiga.
"Sepertinya mereka sedang tidur bos," ucap salah satu anggota perompak yang sedang menggunakan teropong
"Bagus, kalau begitu langsung saja dekat kan kapal kita dengan kapal mereka." ujar bos mereka
Para perompak pun mulai naik ke atas kapal milik mereka bertiga. Namun mereka tidak tau kalau Ziaz sudah menunggu kedatangan mereka dari tadi.
"Jangan terlalu berisik," bisik bos mereka
Ziaz yang melihat itu pun langsung mulai beraksi. "Usaha yang bagus..." ucapnya sambil melihat mereka yang sedang berjalan sambil mengendap-endap.
___ END CHAPTER 31 ___