Misteri Kematian Mantan Kekasih Istri Ku
"Hati-hati di jalan Mas." ucap istriku, setelah ku kecup pipinya yang lembut itu berkali-kali.
Aku mengangguk, menutup helm yang ku kenakan lalu menyusuri jalanan gang dengan hati yang selalu gembira.
Belum juga pergi , rasanya sudah ingin kembali mengingat pergulatan hangat yang baru saja kami lakukan. Harap waktu ini segera sore, ingin segera menghabiskan malam yang hangat bersamanya.
Tak terbayang, dulu dia adalah orang asing yang hanya bisa ku pandang sekilas, lalu merekam wajahnya dalam ingatan untuk di jadikan bahan fantasi, berharap suatu hari menemukan wanita secantik kekasih sahabatku ini.
Ya, dia kekasih sahabatku Dias, bahkan mereka sempat akan menikah. Tapi, jodoh memang tak bisa di tebak. Sahabat baikku itu tertular penyakit HIV, ketahuan setelah menjalin hubungan lebih dari satu tahun dengan istriku.
Beruntung Dias memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Eva. Istriku sangat kecewa, marah dan bersedih tentunya, karena Dias tidak menjelaskan hal sesungguhnya sebab malu.
"Kamu membuatku berharap lalu mencampakkan ku begitu saja." kata Eva.
Masih ku ingat bagaimana Eva begitu kecewa, aku saksi dari kisah cinta dramatis berakhir perpisahan diantara mereka.
"Dias, dia sangat mencintaimu. Tidak kah kau memikirkan ulang keputusan mu?" ucapku, aku tak tega melihat Eva yang terus seperti itu, merasa sudah termakan harapan lalu di sia-siakan.
"Eva tak pernah ku sentuh. Aku terlalu mencintainya Sen, dan aku tidak akan menghancurkan hidupnya." kata Dias dengan kecewa pula.
Andai bisa ku gantikan, aku akan menikahi gadis itu. Begitulah pikiranku jadi kemana-mana ketika itu, sungguh Eva sangat cantik.
Sore itu, setelah satu bulan. Dias sengaja mengajakku bertamu ke rumah Eva. Yang ku pikir Dias masih rindu, akhirnya aku mau-mau saja menemaninya.
Pertengkaran terjadi, Eva mengamuk dengan kedatangan Dias.
Kali pertama pula aku menyaksikan pertengkaran hebat diantara sepasang kekasih. Dias menatap sendu wajah Eva yang menangis terisak. Gadis itu memukuli Dias, dia mengamuk hingga puas dan dias membiarkannya.
Kasihan, padahal mereka adalah pasangan serasi, Dias tampan dan beruang, Eva cantik dan seksi.
Dias bilang, aku tidak akan menikahimu. Tapi ketika ada pria yang mendekati wanitanya dia malah cemburu.
Memang bukan rahasia, dulu Dias memiliki banyak kekasih, mungkin itu pula yang membuat dia tertular penyakit mematikan yang kini mulai menggerogoti tubuhnya. Tapi yang ku lihat kali ini dia berbeda. Dia menginginkan Eva, tapi takdir membuatnya tak bisa.
"Sen, nikahilah Eva. Aku yakin kau bisa membahagiakannya." kata Dias, aku sampai tercengang mendengarnya.
Walaupun hatiku merasakan senang tapi sebagian rasaku tak tega. Sejak pertama aku melihat wajah kekasih Dias itu, aku sudah jatuh cinta tapi tak mungkin pula aku menikahinya sedangkan dia adalah wanita yang dicintai Dias sahabatku.
"Aku tidak akan menikah, aku tak layak mendapat kebahagiaan. Hidupku sudah berakhir." kata Dias dengan raut wajah sedih tak terkata.
"Kamu jahat Mas! Kamu bajing_an!" teriak Eva ketika itu.
Ternyata ini penyebab mereka bertengkar hari ini, Dias meminta Eva menikah dengan ku.
"Aku benci kamu! Pengecut! Aaaaaagh..!"
Dias meninggalkannya begitu saja, membiarkan gadis itu menangis sendirian, sedangkan aku hanya bisa memandanginya dengan kasihan.
Jika ku bujuk, apakah dia akan mau?
Ku beranikan diri untuk mendekatinya, setelah dia duduk meringkuk terisak sedih. Ku rasa tenaganya pun sudah habis.
"Dek." panggilku pelan.
Aku menghela nafas berat, ketika dia malah membuang muka. Meskipun demikian aku memahami jika suasana hatinya sedang kecewa dan terluka.
Ku biarkan dia menangisi Dias, ku dengarkan saja apapun keluh kesahnya tentang Dias, ku dampingi dia dengan sepenuh hati. Hingga satu hari aku bisa melihat senyumnya yang pertama kali.
Matanya yang bening itu terlihat bengkak, wajah ayunya sembab hingga menjepit bibirnya yang mungil merah merekah. Dia terlihat seksi karena terlalu lelah menangisi Dias.
Jiwa kelelakianku semakin menuntut untuk memilikinya. Apalagi saat itu aku sudah mulai memberanikan diri kerumahnya, bahkan di saat bangun tidurpun di mataku dia begitu sempurna. Diam-diam aku benar-benar berniat untuk menjadikannya istri.
Singkat cerita, akhirnya dia bersedia menikah dengan ku karena kekecewaan kepada Dias.
Pelan-pelan akhirnya aku bisa merebut hati Eva yang teramat aku cintai. Aku akan memenuhi janjiku kepada Dias untuk selalu membahagiakannya.
Terkadang aku tertawa dengan kisahku ini, bahkan temanku sering menggodaku dengan lagi dangdut, 'ku titipkan kepadamu'. Aku tidak tahu apa judulnya tapi aku selalu tertawa mendengarnya, seperti kisah ku, Dias, dan istriku tercinta, Eva.
Hari-hari berlalu juga, Dua tiga hari, atau paling lama satu Minggu sekali, Dias selalu menanyakan kabar ku. Meskipun hati ku berkata dia tidak sedang ingin tahu kabarku, tapi merindukan istriku. Tapi aku nyaman-nyaman saja selama Dias tidak menghubungi istriku. Toh pernikahanku juga karena Dias mengikhlaskan Eva untuk ku.
"Tenang saja, wanita mu baik-baik saja bersama ku." aku berkata sambil bercanda. Kamipun tertawa lepas menutupi rasa yang sengaja di sembunyikan di dalam hati masing-masing.
Hingga dua bulan kemudian, aku sangat bahagia mendapat kabar bahwa istriku hamil.
Tak bisa ku bendung rasa bahagia ku, namun tak ku bagi kabar itu kepada Dias, hingga satu hari Eva mengidam ingin sekali memakan buah Kesemek. Aku sampai berkeliling kota mencarinya namun tidak ketemu karena memang sedang tidak musim.
Karena sering bertanya kepada teman-temanku, maka sampailah kabar itu kepada Dias.
"Benarkah?" tanya Dias.
Aku tercekat, diam sejenak menarik manik mata milik Dias sahabatku. Dia tertawa dan menjabat tanganku, tapi dapat ku tangkap kesedihan di wajahnya. Tentulah hatinya terluka.
Sejak itu kami jarang bertemu, diapun kembali sibuk mengambil projek di luar kota, meskipun telepon darinya tetap rutin menyapa telingaku, bahkan ketika aku dirumah seperti sengaja ingin mendengar apa saja kegiatan istriku. Ku harap dia bahagia mendengar istriku sehat dan bahagia, paling tidak aku sudah memenuhi janjiku padanya, juga pada diriku sendiri agar istriku selalu bahagia.
Namun jodoh memanglah rahasia. Setahun berlalu, Dias pulang dari proyeknya yang sukses. Dia tidak datang ke rumah kami, hanya saja dia mengajakku menemui seseorang di satu tempat.
"Siapa yang akan kita temui?" tanya ku penasaran.
"Seorang perempuan yang ingin menemui aku." kata Dias.
Aku terkejut, bukankah dia sudah katakan tidak ingin menikah. Lalu mengapa seorang perempuan datang dari tempat dia bekerja, jauh sekali datang menyusulnya hingga ke kota ini.
"Dia ingin menjadi istriku." katanya.
"Kau tidak membohonginya kan?" tanya ku.
Dia tersenyum kecut. "Tentu saja tidak, aku sudah mengatakan semuanya dengan sangat detail, sampai ke akar-akarnya. Tapi dia masih ngotot ingin menjadi istriku." kata Dias.
Aku jadi penasaran dengan perempuan itu, apakah dia benar-benar ingin menikah dengan Dias yang sudah jelas memiliki riwayat penyakit menular?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Ai Emy Ningrum
aku hadir kak @Dayang Rindu 👋🏻👋🏻
berarti cerbung yg disebelah udah mo tamat yak 😙 udah fix nih Hana dgn Adrian 🙄🤭
2025-01-05
3
Lina Zascia Amandia
Wah karya baru seru nih. Siapakah wanita yg akan ditemui Dias?
2025-01-06
1
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
aq hadirrr kk
2025-01-07
1