Ayla tak menyangka kalau pria yang sudah dengan mati matian dia lupakan malah serumah dengannya, bukan jadi suaminya tapi jadi adik iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airishna Alba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Ayla m4buk!
Ayla membuka matanya perlahan, merespon sentuhan cahaya matahari di kelopak matanya yang masih sembab. Menyiratkan kepiluan yang mendalam.
Kini perlahan ia menggerakkan tubuhnya hingga terduduk dan menyender ke kepala ranj4n9. Merasakan tubuhnya yang bau asap kendaraan mengingat perjalanannya kemarin dan belum sempat membersihkan diri karena ia pingsan.
Ayla pun berhasil menapakan kakinya di lantai dan berniat beranjak ke kamar mandi. Perlahan tubuhnya menjauh dari tempat tidur, mendekatkan dirinya pada sumber air yang di harapkan mampu membersihkan keringat di badannya serta mengusir sedikit beban nya.
Setelah sekian lama mengguyur tubuhnya di bawah shower, ayla pun membuka pintu kamar mandi dengan pakaian lengkap.
Namun perhatiannya tertuju pada sebuah nampan kecil yang diatasnya sudah tersuguh sebuah piring dengan butiran nasi berwarna kecoklatan yang masih mengepul bertanda masih panas.
Setelah makan, ayla menghampiri seseorang di ruang lain.
"Reno, boleh aku berbicara denganmu?"tanya Ayla ragu
reno menjawab tanpa menoleh "Apa yang kamu inginkan, Ayla?"
"Aku ingin tinggal di sini beberapa hari sampai aku mendapatkan pekerjaan."
Reno menoleh dengan mata tajam
"Apa yang membuat kamu pikir tempatku ini menjadi penginapan gratis?"
benar saja terkaan ayla, pasti reno akan marah marah. dia pun mengusap dada nya dan mengatur ulang nafasnya.
"Aku tidak meminta bantuan gratis. Aku akan membayar dengan membersihkan tempat ini dan ... "
"Kamu pikir aku butuh pelayan? Aku tidak membutuhkan siapa-siapa!"
Belum sempat ayla selesai bicara, reno memotong pembicaraan ayla dengan nada tinggi
"Aku tidak ingin menjadi pelayanmu! Aku hanya membutuhkan bantuanmu." Ucap ayla
Reno terdiam
"Baik, aku akan mempertimbangkannya. Tapi dengan satu syarat."
Ayla merasa ragu-ragu, tapi ia harus menerima syarat tersebut. "Apa yang harus aku lakukan?" tanyanya pada Reno.
"Lakukan apa yang aku perintahkan, atau angkat kaki dari tempat ini"
Reno tersenyum misterius. "Aku akan memberitahumu pada saatnya. Untuk sekarang, kamu hanya perlu menunggu."
Ayla merasa tidak nyaman dengan keadaan ini. Ia merasa terjebak dalam situasi yang tidak pasti.
Ayla merasa ngeri dengan ekspresi Reno. Ia sadar bahwa ia harus berhati-hati.
___
Saat malam tiba, Reno memasuki apartemen nya langsung berbicara dengan nada yang sedikit judes.
" Kamu harus bersiap-siap " ujar Reno sambil mengeluarkan selembar kertas bungkus dari tasnya.
"Apa maksudmu, Reno?" tanya Ayla heran, sambil memperhatikan kertas bungkus yang dibawa Reno.
Reno mengeluarkan sehelai baju yang terbungkus rapi di dalam kertas bungkus tersebut. Ia meletakkan baju tersebut di pangkuan Ayla sambil berkata,
"Aku ingin kamu mengenakan baju ini malam ini. Kita akan pergi ke pesta temanku, dan aku butuh kamu untuk berpura-pura menjadi pacarku."
Ayla terkejut mendengar permintaan Reno. Meskipun ia agak ragu, namun akhirnya ia tidak dapat menolak permintaan Reno. Ia menatap baju yang baru saja diberikan Reno,
"Sudahlah, Ayla. Aku tahu kamu pasti bisa melakukannya. Jika masih ingin tinggal disini"
Reno lalu meninggalkan Ayla untuk memberikan kesempatan kepada Ayla untuk bersiap-siap.
Ayla merasa bingung dan sedikit gugup dengan permintaan dari Reno. Ia memutuskan untuk mengenakan baju yang diberikan Reno, agar dapat memenuhi permintaan Reno tersebut.
Setelah selesai berdandan, Ayla melihat dirinya di cermin. Ia tersenyum puas melihat dirinya yang tampak cantik dengan baju yang diberikan oleh Reno.
Sesampainya di pesta, Ayla merasa sedikit canggung berada di tengah-tengah orang asing. bau alkohol yang menyeruak mampu membuat ia parno duluan. Ia berusaha untuk berpura-pura percaya diri sambil mengikuti Reno yang mengenalkannya kepada teman-temannya.
Pesta malam itu begitu ramai dan penuh dengan tawa ceria. Ayla datang terlihat begitu cantik dengan gaun hitamnya yang terlihat begitu sempurna karenanya.
Dia bahkan memberikan senyuman manisnya kepada setiap orang yang mereka temui, meluluhkan hati siapapun yang melihatnya.
Kemudian, saat semakin larut malam, Ayla mulai terlihat tidak lagi dalam kendali sepenuhnya. Dia terlihat berbicara dengan suara yang serak-serak basah dan berjalan dengan langkah yang goyah. Reno yang melihatnya segera menghampiri.
"Ayla, apa yang terjadi padamu? Kau terlihat tidak baik, ucap Reno khawatir sambil mencoba membimbing Ayla menuju sofa untuk duduk.
Aku baik-baik saja, Reno. Tenang saja, jawab Ayla sambil tersenyum penuh arti.
Reno terus mencoba menjaga jarak dengan Ayla, tidak ingin membuat situasi semakin rumit. Namun, Ayla terus mendekat dan mencoba menci_um bbr Reno. Reno yang terkejut segera menolaknya.
"Ayla, kau tidak dalam kondisi baik sekarang. Ayo, kita pulang saja." ucap Reno sambil mencoba membantu Ayla berdiri.
Namun, Ayla terus saja memaksa dan mencoba merayu Reno. Akhirnya, dengan agak terpaksa, Reno setuju membawa Ayla pulang ke apartemennya.
Mereka tiba di apartemen Reno dengan suasana yang canggung. Ayla terus saja mencoba merayu Reno, walau Reno terus menolaknya.
Namun, karena pengaruh 4lk0h01 yang begitu kuat, Ayla terus mengejar dan mendekati Reno.
"Ayla, cukup! Aku sudah bilang, aku tidak mau", ucap Reno dengan nada tegas sambil mencoba menjauhkan diri.
Namun, Ayla tidak mendengarkan. Dia terus saja mendekati Reno
Ayla duduk di sofa apartemen Reno. Matanya sayu dan sorotnya terlihat agak kabur, Reno duduk di sebelahnya dengan ekspresi cemas di wajahnya.
Reno melirik jam dinding di ruangan itu dan menyadari bahwa sudah larut malam. Ia merasa tidak enak hati melihat Ayla dalam keadaan seperti itu.
"Ayla,Kau tampaknya butuh istirahat, " ujar Reno sambil mencoba berdiri dari sofa.
Namun tiba-tiba, Ayla menarik Reno kembali ke sofa dan duduk di pangku4nnya. Ia mulai mer4b4-r4ba tangan Reno dengan penuh g4!r4h, mencoba menyentuhnya dengan lembut.
"Reno, kenapa kau menolakku? Aku tahu ada perasaan yang sama di antara kita. Ayo, jangan menolak lagi, "desak Ayla sambil menatap Reno dengan pandang mata memohon.
"Ayla, ini tidak benar. Kau sekarang bukan kekasihku lagi, kau masih istri aldy"
Namun, Ayla tidak mendengarkan penolakan Reno. Ia semakin agresif dalam menyentuh tubuh Reno dan mencoba menci_umi bbr nya. Reno berusaha menahan diri, namun semakin lama ia merasa semakin sulit untuk menolak godaan Ayla.
"Ayla, tolong hentikan ini. Kita tidak boleh melangkah terlalu jauh. Aku tidak ingin melakukan sesuatu yang kita akan menyesalinya nanti, "ucap Reno dengan nada tegas.
Namun, Ayla tidak menghiraukan kata-kata Reno. Ia semakin intens dalam mengejar has_r4tnya dan mencoba menjebak Reno dengan rayuan-rayuannya.
"Ayla, tolong hentikan ini. Kita harus menempatkan batas antara kita."
"Kenapa kau menolakku? Apa tidak ada lagi perasaan yang tersisa untukku? "
"Tapi kau istri aldy, jelas jelas dulu kau yg meninggalkanku" Ucap reno mulai teringat masa itu
"Tapi aku terpaksa meninggalkan mu, apalagi sekarang aldy si brengsek itu sudah berubah, aku jadi muak. Sebenernya perasaanku padamu tidak pernah berubah,"
Reno tersentak dengan rancauan Ayla, bagaimanapun kadang orang m4buk akan berkata apa adanya. Apa mungkin ini lampu hijau untuknya?
Setelah mendengar hal itu, hati reno serasa menghangat,
Ayla mulai mendekatkan dirinya ke tubuh reno