NovelToon NovelToon
Kekasihku Jodoh Orang

Kekasihku Jodoh Orang

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Keluarga / Persahabatan / Romansa / Suami ideal
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Gibran harus merelakan kisah cintanya dengan Shofiyah yang telah dia bina selama 8 tahun kandas karena orangtua Shofiyah tak menerima lamarannya dan membuatnya harus menyaksikan pernikahan kekasih yang begitu dicintainya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penolakan Shofiyah

Aku terperangah mendengar permintaan Kak Gibran yang tak masuk akal menurutku. Bagaimana aku bisa menggadaikan ilmu yang kudapat untuk cinta manusia.

"Kak, kakak tidak salah berkata seperti itu padaku?? ". Ucapku dengan tatapan tajam.

" Aku ingin memiliki kamu dek, tapi jika kamu memakai cadar itu akan jadi masalah besar di keluarga ku, mama dan papa memang menyayangimu tapi kamu pasti berbaur dengan keluarga besarku saat kamu ikut dengan ku tinggal".

"Kakak menyuruhku menggadaikan pengetahuan agama ku yang telah dipelajari sedemikian rupa untuk mengajar ridho Allah demi memenuhi keinginan kakak itu?? UcapKu mulai meninggi.

"Dek, tolonglah, pakai cadar kan tidak wajib dek, hanya pakai jilbab, dan aku rasa jilbab kamu mulai panjang, kenapa harus ditambah memakai cadar segala sih dek, kau memperumit segalanya jika seperti ini". Ucapku Gibran dengan rasa frustasi.

"Tapi setelah memahami dan memperdalam ilmu agama, aku memiliki keinginan memakai cadar kak, awalnya ayahku juga tak setuju tapi apa, aku bisa meyakinkan ayahku akan semuanya, dia bahkan menerimanya setelah menentang keras, dan sekarang kakak memintaku untuk melepaskan impianku setelah semua pengorbananku untuk mendapatkan restu ayahku??

"Terus bagaimana denganku dek, aku tak penting kah bagimu??, Tidak penting kah untuk menemaniku berjuang setelah semua yang kita alami selama 8 tahun ini" . Teriak Gibran dengan tatapan berkaca-kaca.

"Apa jaminannya jika kakak bisa melindungi ku dari keluarga kakak ketika aku tidak memakai cadar??

"Dek, aku". Ucap Gibran tergagap.

"Apa jaminannya keluarga kakak tidak menindas ku saat aku hanya memakai jilbab panjang seperti ini, bahkan saat mereka melihatku di pemakaman nenek, tatapan hangat yang dulu kudapat berubah menjadi tatapan sinis dan mengerikan kak, bagaimana jika aku masuk keluarga kakak, apa jaminannya??

"Kenapa harus seperti ini dek, bukankah kita sudah merancang masa depan bersama sejak kita kecil".

"Jika kita menikah, aku hanya akan menderita kak, kakak bahkan tidak bisa memberiku jaminan perlindungan dari keluarga mu sedangkan aku tak punya pegangan selain kakak nantinya, keluargaku jauh dan ayahku tidak mungkin akan ikut campur terlalu dalam jika anaknya sudah berumah tangga". Aku menatap kak Gibran dengan tatapan nanar.

"Apa ayahmu mempengaruhi mu dek tentang ini semua??

"Mempengaruhi apa kak, aku sudah dewasa, bukan Shofiyah yang berusia belasan tahun yang tidak tahu apa-apa tentang rumah tangga kak, semua teman yang ku temani rata-rata sudah menikah dan bahkan teman kampusku juga kebanyakan ibu rumah tangga".

"Mereka hanya memberimu pandangan jelek dek, kakak mohon mengertilah, aku ingin kita bersama, tidak cukup kah penantian kita selama 8 tahun ini sebagai bukti jika aku menyayangimu?? ".

"Aku tidak meragukan cinta dan sayangmu kak, pernikahan itu tidak hanya tentang cinta, apalagi aku sebagai perempuan, ketika kakak sebagai laki-laki menikah harus menyediakan tempat tinggal yang aman, nyaman dan terlindungi, terus jika aku bahkan tinggal dekat keluargamu dan aku memakai jilbab besar, mereka akan menindas ku seperti anak teman ayahku itu".

"Ya Ampun dek, aku mohon tolonglah, jangan seperti itu, kakak mohon, kita sudah memiliki impian bersama sejak muda, sekarang setelah kamu memperdalam ilmu agama, kamu malah mencampakkan ku seperti ini". Gibran tertunduk dan mulai menangis.

Aku membuang muka karena tidak tega melihatnya menangis seperti itu, aku kasihan padanya tapi aku juga harus menjaga lingkunganku karena pernikahan itu seumur hidup kecuali jika takdir berbeda.

"Aku tidak mencampakkan mu kak, aku hanya ingin kepastian rasa aman dan nyaman kak, aku ingin menikah seumur hidup itu hanya sekali, tapi jika aku tak bisa mendapatkan ketentraman dan kenyamanan di rumahku sendiri apa lagi ikut dengan keluarga mu, aku akan mati perlahan-lahan tanpa dibantu sama sekali oleh keluarga ku karena jauh".

"Jaminan apa yang kau inginkan sekarang, aku akan berusaha mengabulkannya, aku tak mau kehilanganmu apapun itu".

"Aku tidak minta banyak, aku ingin ketika kita menikah kita tinggal jauh dari keluargamu dan juga keluargaku, tinggalkan pekerjaan kakak dan penghasilan kakak di tempat kelahiran kakak itu dan biarkan aku memakai cadar ku setelah menikah".

"Ya ampun dek, kamu sangat tahu jika itu karier ku sejak muda dan aku sangat menyukainya dan gajiku sudah sangat lumayan, bagaimana caranya aku melepaskannya??

"Kalau begitu kakak itu egois, kakak ingin memiliki ku tapi tak mau menyerahkan hal yang berharga dari seperti itu. Jika aku menikah dengan kakak dan tinggal di lingkungan keluarga yang bahkan tak menerima pakaianku, nanti bukan hanya jilbab ku tapi nanti aku akan kehilangan harga diriku kembali dengan tidak memakai jilbab seperti dulu".

"Kamu yang egois dek, menikah denganku saja kenapa susah sekali kamu malah membuatnya rumit dengan apa yang kau kenakan".

"Dan kakak pikir aku akan mengorbankan keteguhan iman yang selama ini berusaha kujaga dan kudapat demi untuk mencari mati di keluargamu, begitu??

"Mati apa sih dek, keluargaku tidak akan sehat itu".

"Tapi keluargamu yang membunuh menantu bercadar di keluargamu sendiri secara perlahan dan kamu mau mengorbankan aku juga dan harus menuruti dirimu dengan ikut dan cari mati disana??

"Apa kau pikir kau tidak berdosa dan ayah ki diam saja jika anaknya diperlakukan Seperti itu, dengar kak, ayahku punya banyak teman tentara dan polisi bahkan bebrapa sepupu ku seorang tentara dan polisi, kau mau membuat segalanya rusak, begitu??

"Aku akan melindungi mu dek, tak bisakah kau percaya padaku". Gibran kembali menangis.

" Ya Allah maafkan membuat lelaki baik hati ini terluka, tapi aku tak mungkin mengorbankan nyawa dan kehidupanku jika tinggal di keluarga besarnya dnegan keadaan jilbab ku seperti ini".

"Dek tolonglah, kita berjuang bersama"

"Maaf kak, jika kakak tidak memberiku jaminan seperti yang kuminta maaf kita tidak bisa berlanjut, aku berjuang bersama mu seperti keinginanmu untuk mendapatkan restu orang tuaku karena aku ingin bersama mu kak, tapi aku tak mau mati konyol ditengah keluargamu".

"Apa tidak ada jalan lain??

"Hanya itu kak, karena itulah kesepakatan yang kubuat dengan ayahku agar kita bisa bersama-sama".

"Maksudmu dek??

" Aku juga berjuang untuk bersamamu kak, bahkan menentang orangtuaku, tapi ayah hanya memberikan ku satu pilihan, yaitu tinggal jauh dari keluarga mu dan keluargaku, supaya adil".

"Sku tidak perduli harus hidup susah jika kita memulai semuanya dari awal daripada aku dan kamu memiliki penghasilan tapi jiwa ragaku tersiksa".

"Dek, tidak kah kata-kata mu itu keterlaluan, seakan-akan keluargaku itu manusia jahat dan tidak bermoral sampai kamu selalu mengatakan mati perlahan?? ".

"Aku hanya mencegah daripada semuanya terlanjur dan tak bisa kembali lagi, aku ingin rumah tangga yang damai dan tentram kak, tapi jika hidup ditengah keluarga besar apalagi pakaian kita dibenci kakak sudah bisa menebaknya".

1
Karangkuna
wah cerita awal yang menarik. semangat menulisnya ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!