Karyaku yang ke 15, ga kerasa ya... Alhamdulillah
Lanjutan cerita Laras ma Bintang, menceritakan kedua anak kembarnya. Si ceriwis Zara dan tentunya si pendiam Zayd, tak lupa dengan anak-anak dari saudara dan para sahabat Laras dan Bintang.
Di cerita ini ga lepas peran orang tuanya ya, karena peran Laras tentunya sangat penting untuk dunia Mafia nya.
Semoga karya ini, diterima dengan baik. Aamiin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bangun Sayang
Ceklek
"El.. " panggil Laras pelan, Ellora yang tengah menangis tanpa suara sambil memeluk Ana. Mendengar suara sahabat rasa saudara, langsung menoleh.
"RAS... ANA RAS, HUAAAA" pecahlah tangisannya, Laras berjalan cepat dan memeluk El sebentar. Ken menyusul di belakangnya, dia ikut sedih melihat Ellora.
Setelahnya Laras mengambil alih Ana, ia menaruhnya di pangkuan. Menangkup wajah Ana, dengan kedua tangannya. Ellora menangis sesenggukan di samping Laras, menatap takut pada Ana. Takut terjadi sesuatu, putrinya pasti trauma.
Ken duduk di kursi samping El, ia segera menariknya ke dalam pelukan. Ellora mencengkeram baju kemeja, yang di pakai Ken.
"Ana bang, Ana" ucapnya berbisik dengan terbata
"Sssttt... Do'akan princess kita tidak apa-apa, ok. Kami berhenti menangis, kasihan Ana. Ibunya ga boleh cengeng, harus terlihat kuat." ucap Ken mengusap kepala El
"Sayang, ini bubun sayang. Hei... Bangun sayang, princess Ana. It's ok, semuanya baik-baik saja. Penjahatnya udah pergi, bubun pasti hukum penjahatnya. Hmm??" ucap Laras pelan, sembari sesekali mencium wajah Ana.
Mendengar suara jagoannya, lambat laun tatapan Ana kembali. Tatapan yang tadi kosong, kini mulai terisi. Ana menatap kedua mata Laras, memperhatikan wajah Laras dengan seksama.
"Embu Las" ucap Ana lirih, Laras menghembuskan nafas lega. Ia tersenyum dan mengangguk, air matanya pun tak urung luruh. Laras memeluk Ana, Ana membalas pelukan Laras dan menjerit histeris.
Ellora juga Ken, mereka ikut menghembuskan nafas lega. Ingin rasanya Ellora mengambil Ana, namun itu takkan bisa.
"HUAAAAA.... EMBU LAS, DA OLAN JAHAT. TEMBAK-TEMBAK OBIN, HUAAAA. ANA TATUT, MAMA NA NANIS. HUAAAA" ucap Ana menjerit terbata, Laras mengeratkan pelukannya. Ellora melerai pelukannya pada Ken, ia menatap Ana dengan matanya yang berkaca-kaca.
Demi apapun, Laras benar-benar sangat marah. Ia menahan sekuat tenaga, agar tak menakuti Ana.
"Ssshhh sshhh... Cup cup sayang, sayang nya embu Laras. Katanya mau jadi anak buah embu, mau jadi kaya embu. Hmm... Ga papa, anggap itu latihan ya. Ana kan mau jadi jagoan, ga papa... Ana bisa, Ana hebat, Ana kuat. Cup sayang... Ana kaget ya, hmm?" Laras menepuk pelan punggung Ana, jeritan Ana berhenti. Namun, masih tetap sesenggukan.
"Kita pulang sayang, ke rumah embu Laras aja ya." Ana mengangguk, ia merangkul erat leher Laras. Saat Laras berdiri, karena takut jatuh.
"Ana" panggil El lirih, namun Ana semakin mengeratkan pelukannya pada Laras. Ana juga menenggelamkan wajahnya, pada leher Laras.
"Udah.. biar sama Laras dulu, sampe bener-bener tenang. Ok?" meski berat, namun Ellora mengangguk mengiyakan ucapan Ken.
Mereka pun berjalan keluar ruangan, di luar sudah ada komandan Lukman berdiri. Laras yang keluar lebih dulu, langsung menundukkan kepalanya.
"Terima kasih komandan, atas kerusakan yang di buat adikku. Akan aku ganti, kirim saja tagihannya padaku." ucap Laras
"Jangan permasalahkan masalah itu, kapan kita bisa berbicara masalah yang baru di alami Ellora?" jawab komandan Lukman, Laras menatap komandan. Seolah bertanya, dan komandan Lukman mengangguk.
"Kalo komandan ada waktu, kita bicarakan dirumah papa Arjuna. Saya sudah pindah kembali ke rumah utama, bagaimana?" Laras sedikit menggerakkan tubuhnya, agar Ana merasa nyaman.
"Kebetulan saya dinas pagi, kalau begitu malam nanti saya ke rumah bersama anak dan istri saya." Laras mengangguk
"Saya tunggu kedatangan komandan kalau begitu, sekarang saya dan yang lain pamit. Sekali lagi terima kasih, sudah menolong Ellora" komandan mengangguk, lalu ikut mengantar Laras dan yang lainnya keluar kantor polisi.
Laras meminta Ken menjadi sopir, Ellora dan Laras, juga Ana duduk di belakang.
"Berasa jadi sopir taxi online gue, El... Ke depan lo!!" gerutu Ken, Ellora mencebik.
Namun ia tetap menurut, Ellora segera keluar dan kembali masuk di kursi depan samping Ken.
Ken segera menjalankan mobil, mereka pun meninggalkan pekarangan kantor polisi. Laras melihat gerbang dan mobil El, yang sama-sama hancur. Ia menghembuskan nafasnya pelan, tak bisa membayangkan se takut apa Ellora dan Ana tadi.
Ana sedikit terusik, saat merasakan tubuh Laras menegang. Karena menahan amarahnya, segera Laras mengatur kembali nafasnya. Ia mengusap sayang punggung Ana.
"Sshh sshh.. bobo lagi sayang" Laras menciumi puncak kepala Ana, Ana kembali terlelap. Ellora melihat semua pergerakan Laras pada putrinya, dari kaca spion depan. Ia menahan isakan nya, kesal karena ia lemah.
Padahal sebelum ada kejadian tadi, sebenarnya Ellora mengajak Ana ke perusahaan Bayu. Saat tiba di sana, ternyata sekretaris Bayu mengatakan bila Bayu ada rapat di luar. Ellora mengirim pesan pada Bayu, Bayu membalas pesan dan mengatakan dimana tempatnya.
Ellora akhirnya mengajak Ana, untuk menyusul ke tempat Bayu mengadakan rapat. Karena resto nya tidak terlalu jauh, Ellora mengajak Ana berjalan. Ana sangat menikmati perjalanan tersebut, banyak hal yang gadis kecil itu tanyakan. Dan dengan senang hati, juga perlahan. Ellora menjawab dan menjelaskan, semua pertanyaan gadisnya.
Begitu sampai, Ellora kembali mengirim pesan pada Bayu. Bila ia dan Ana sudah tiba.
Berhubung rapat sudah selesai, dan hanya tinggal beramah tamah. Bayu pun pamit lebih dulu dan mengatakan, bila dirinya harus menemui dan menemani istri dan putrinya makan siang.
Tanpa Bayu sadari, ada sepasang mata yang terus menatapnya. Begitu Bayu keluar, tak lama orang yang terus memperhatikan Bayu. Ia meminta ijin ke toilet pada bosnya, sampai di luar. Tujuannya berubah, menjadi ke arah Bayu pergi. Wanita itu, menatap keluarga kecil Bayu penuh amarah.
Ya... Seseorang yang terus memperhatikan Bayu, ternyata seorang wanita. Wanita yang memiliki dendam pada Bayu, Ellora dan Laras.
PRAAANGG
AAAA
"Ma maaf, saya tidak sengaja. Saya... Saya tidak memperhatikan jalan" ucap wanita yang mengikuti Bayu tersebut, bukan hanya pengunjung lain. Ellora dan Bayu pun, mengalihkan pandangan mereka.
Bayu mengerutkan dahi, karena yang saat ini meminta maaf adalah sekretaris salah satu koleganya tadi.
Sedangkan Ellora, ia terus memperhatikan wajah itu. Ia merasa kenal, meski wanita itu kini memakai kacamata. Ellora yakin, dia mengenalnya. Sampai akhirnya, ia tersadar seseorang..
Dia..
"Sayang, aku tak bisa mengantar pulang. Selesai dari sini, aku harus mengunjungi sebuah proyek. Tidak apa-ap pulang sendiri, membawa Ana?" Ellora terkejut, ia menatap Bayu.
Melihat Ellora mengerutkan dahi, Bayu pun bertanya..
"Kenapa hmm? Apa kamu keberatan yang?" Ellora menggelengkan kepalanya
"Nggak apa-apa, beres makan aku ikut ke perusahan. Karena mobil yang kupakai tadi, ada di sana." jawab Ellora, Bayu mengangguk
"Yang, apa kamu mengenal wanita tadi?"
"Yang mana?"
"Yang tabrakan dengan pelayan tadi"
"Ooh.. dia sekretaris salah satu kolegaku, kenapa? Kamu cemburu?" bukan menjawab, Ellora malah menatap selidik pada sang suami.
Apa benar suaminya tak mengenali wanita tadi?
...****************...
Hayo looooo, siapa???
Maaf ya telat lagi🙏
Jangan lupa like, komen, gift dan vote nya❤️❤️
...Happy Reading All...
tambah dong kak mumpung efek
obat ngantuknya belum bereaksi ni...
lop lop deh kak....😘😘
klian lupa.....laahhh.....aku mlah ga tau spa tu orng.....🤣🤣🤣