NovelToon NovelToon
Tuan Muda Terbuang Dan Khodamnya

Tuan Muda Terbuang Dan Khodamnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyeberangan Dunia Lain / Light Novel
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

Di desa penggarit, hiduplah seorang Tuan Muda bernama galih yang terbuang dari keluarganya sendiri karena fitnah dari kakak dan adiknya sendiri

Suatu hari, galih bertemu dengan satu ekor monyet putih yang terjebak di akar akar pohon di gunung pangrango.

galih tidak mengetahui bahwa monyet itu adalah sebenarnya sosok jin khodam yang menjelma menjadi monyet.

Namun, hubungan antara galih dan condromowo tidaklah sederhana. Mereka harus menghadapi berbagai macam tantangan dan bahaya yang mengancam desa mereka. Mereka juga harus menghadapi kebenaran tentang masa lalu galih dan kekuatan yang sebenarnya dimilikinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

glontang!!

"Tapi ga ada siapa siapa, yang melotot sama bagas." ucap galih

"Ada kak baik. tadi temen mas anjas ada, sekarang udah pergi, bukan cuma kali ini aja temen mas anjas melototin bagas, tapi sudah sering setiap bagas ketemu sama mas anjas pasti di belakang mas anjas ada temenya melototin bagas serem banget." ucap bagas mengadu ke galih.

Para warga berbisik bisik mendengar ucapan bagas.

Galih melirik anjas, anjas juga menatap galih mereka berdua beradu tatapan sesaat, galih terus memandangi anjas.

Tiba tiba galih melihat sekilas bayangan masa lalu.

Nampak wanita muda yang di lihat galih tadi subuh saat akan berangkat ke masjid, menggendong bayi yang terus menangis. bayangan masa lalu tersebut hanya secara singkat lalu menghilang. Galih memutuskan kontak mata dengan anjas.

"Udah tenang aja, ada kakak di sini." sama ibu bagas jangan takut ucap galih.

Bagas kembali tenang, entah kenapa perasaan bagas setiap berada di dekat galih sangat tenang, dan seperti ada yang melindungi. Setelah bagas tenang bu asih menghampiri anjas.

Seketika anjas kembali menunduk, karena melihat wajah bu asih yang tidak bersahabat.

"Denger sendiri kan, itu semua karena kamu!!" bentak bu asih

"Istighfar." bu ucap galih

"Diem kamu!!" bentak bu asih

"Gara gara kamu bagas sekarang rewel, pasti temen yang di maksud bagas itu arwah ibu kamu." ucap bu asih

Anjas ingin menyahuti ucapan bu asih tetapi langsung di potong. "Mau ngomong apa lagi kamu. Ibunya jadi setan anaknya kelakuanya kaya setan, dasar anak setan." ucap bu asih dengan suara keras.

"Astagfirullah." ucap galih dan beberapa warga.

Tiba tiba.

Glontang!!!

terdengar suara seperti panci jatuh dari dalam rumah anjas, anehnya suara itu terdengar sangat nyaring.

Para warga termasuk galih kaget, mendengar suara panci jatuh yang terdengar sangat nyaring.

Anjas mengerutkan keningnya pasalnya tidak ada siapa siapa di rumahnya, tidak mungkin juga kucing karena pintu sudah di kunci oleh anjas.

Tidak satu suara saja yang terdengar, setelah beberapa detik suara panci jatuh yang terdengar sangat nyaring, kembali terdengar.

Glontang!!! glontang!!!

Pyar!! pyar!!

suara benda benda jatuh, dan gelas gelas yang seperti pecah. terdengar dari dalam rumah anjas.

"seperti ada yang mengamuk." ucap galih dalam hati.

Mendengar suara seperti orang mengamuk, Warga langsung pada lari terbirit birit, baik bapak bapak, ibu ibu maupun, anak anak. Bu asih lari paling cepat bagas juga sudah di gendongnya. Menyisakan galih, dan anjas di depan rumah anjas.

Beberapa detik kemudian bunyi seperti benda jatuh, dan barang barang yang pecah sudah tidak terdengar.

"Ada apa ini?" tanya galih dalam hati

Galih melirik anjas, nampak anjas memandangi pintu rumahnya lalu maju hendak melihat apa yang terjadi di dalam. galih mengikuti anjas dari belakang.

Krieetttt!!.... bunyi pintu yang di buka oleh anjas.

Nampak ruang tamu masih rapih, bahkan sangat bersih seolah tidak ada satu debu pun di sana.

Anjas berjalan ke arah dapur, sementara galih menunggu di depan pintu rumah.

Galih melihat sekeliling ruang tamu rumah anjas, dari pojok ruangan galih melihat bingaki foto yang berdiri di meja kecil, galih menghampiri bingkai foto tersebut lalu ia melihatnya secara dekat.

Nampak foto wanita muda tersenyum manis Tanpa ada gigi yang terlihat, wanita dalam foto tersebut sama seperti wanita yang di lihat galih waktu galih hendak pergi ke masjid.

Beberapa detik galih melihat foto tersebut, Tiba tiba foto wanita yang tadinya menampakan senyum manis, perlahan bergerak menyeriangai lebar pipinya seperti sobek dan nampak gigi gigi yang berdarah.

"Astagfirullah!!" ucap galih. galih reflek membuang bingkai tersebut di Sofa.

"Ada apa mas?" tanya anjas yang tiba tiba datang.Galih melirik anjas.

"Ga papa njas, emm nama kamu anjas yah?" tanya galih

"Iya mas, nama saya anjas kalau mas siapa? mas kayanya bukan orang sini." tanya anjas.

"Nama mas, galih mas pindahan dari bekasi ke sini, mas tinggal di rumah kontrakanya bu maya, oh yah itu foto siapa njas?" tanya galih sambil menunjuk bingkai foto yang berada di Sofa.

Anjas mengambil bingkai foto tersebut, galih melirik bingkai tersebut nampak fotonya kembali seperti semula.Detak jantung galih berdetak dengan sangat cepat.

"Ini foto ibu saya mas, namanya diajeng." ucap anjas tiba tiba air matanya menetes.

Galih heran melihat air mata anjas menetes

"Terus di mana ibu kamu."

"I..ibu saya udah ga ada mas, sejak umur saya tujuh tahun." ucap anjas dengan derai air mata yang sudah tidak dapat di bendung.

Mulut galih menganga, pasalnya dia melihat wanita muda sama persis seperti di foto itu waktu pergi sholat subuh. galih ingin banyak bertanya pada anjas tetapi karena melihat anjas yang sepertinya sangat terpukul galih memilih diam.

"Maaf yah njas, mas ga tau." ucap galih

"Iya mas ga papa mas, ibu saya udah lama meninggal, tetapi banyak warga yang di hantui oleh arwah ibu saya, mereka semua banyak yang menyalakan saya. ucapan bu asih udah biasa bagi saya, bahkan itu sudah menjadi makanan sehari hari."

"Entah perasaan dari mana galih reflek memeluk anjas, dan di balas pelukan yang sangat erat oleh anjas."

Anjas menangis dalam pelukan galih, tanpa terasa air mata galih juga menetes. ketakutan yang sempat tadi ia rasakan saat melihat senyum seringai tiba tiba hilang begitu saja entah karena apa. Setelah beberapa detik berpelukan anjas melepasakan pelukanya pada galih.

Galih memegang kedua pipi anjas, galih mengusap air mata yang membasahi pipi anjas.

"Kamu ga sendiri njas, ada mas kamu pengin tahu kenapa mas bisa pindah kesini?" tanya galih. Anjas mengangguk.

"Tapi kamu jangan cerita ke siapa siapa yah." ucap galih. Anjas kembali mengangguk.

"Sebenarnya mas ini berasal dari keluarga kaya di kota bekasi, mas di buang oleh keluarga mas sendiri, karena fitnah dari kakak dan adik mas sendiri. Kehidupan mas di bekasi ga nyaman karena terus di ganggu oleh kakak dan adik mad, makanya mas memilih hidup di desa agar terhindar dari adik dan kakak mas. Mas tidak mennyangka adik dan kakak mas yang sudah sangat mas sayangi, sangat tulus malah menusuk mas dari belakang." ucap galih tanpa terasa air matanya kembali menetes.

Anjas benar benar terkejut mendengar cerita galih, ternyata bukan cuman dia yang sendiri tetapi galih juga sendiri, ironisnya lagi galih di khianati oleh adik dan kakanya sendiri, jika saja ia yang berada di posisi galih mungkin saja dia sudah sangat putus asa. Anjas mengelap air mata galih.

"Ga papa bang, kita jalani hidup kita yang keras ini bersama. anjas sekarang udah anggap mas galih seperti abang anjas sendiri, mas juga boleh anggap anjas sebagai adik mas sendiri." ucap anjad sambil tersenyum ke arah galih.

Galih tersenyum mereka berdua berpelukan dan menangis bersama. derai butiran air mata yang berjatuhan sudah tidak dapat di hitung, saat ini kondisi hati galih dan anjas benar benar sangat rapuh.

1
Benri Pakpahan
cerita kurang bagus
Jujun Adnin
lanjut
Jujun Adnin
ok
Sutono jijien 1976 Sugeng
semakin menarik
Teddy Aktadi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!