menceritakan sepasang kekasih yang mau menikah beberapa bulan lagi namun gagal karena suatu kesalahan pahaman , membuat pernikahan yang telah dinanti nanti hancur , membuat keduanya tidak seperti dulu .........
maukah Wanita itu Bertahan dengan sang pria atau Berakhir ................
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Scorpionzs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#21
Rial pun selesai dengan apa yang akan dia beli , Altair pun Menuntun Rial untuk menuju ke kasir tangan satu nya lagi menenteng keranjang yang penuh berisi makanan kebanyakan yang Rial beli , Altair pun beli sebenarnya.
Setelah membayar Aku memangku Rial karena mau menyebrang jalan , Dari kejauhan Altair melihat Rifqi yang sedang belanja di apotik.
Rial merengek ingin bertemu dengan Rifqi entah kenapa mungkin Hubungan Batin antara Bapak dan anak kali ya.
Akhir nya altair pun luluh karena Rial terus merengek , Altair pun menyebrang untuk menemui Rifqi di Apotik yang sedang belanja.
Setelah mengumpulkan Nyawa maksud nya keyakinan jiwa dan raga , Altair pun mendekat ke arah Rifqi , Rifqi pun langsung menoleh melihat aku dan Rial yang menatap nya.
"ancel Agi apain." Langsung di lihat oleh Rifqi dan dia tersenyum kepada Rial.
(Uncle lagi ngapain.)
"lagi beli obat obatan." nada lembut sambil tersenyum ke Rial.
"ancel akit apa."
(Uncle sakit apa.)
"Uncle , ga sakit lagi beli buat stok aja." tersadar Rial memanggil nya Uncle membuat Rifqi langsung menoleh ke arah Altair namun Altair hanya membuat muka.
"oh , momy au angku ama ancel."
(mommy mau di pangku sama uncle.)
Mau tidak mau Altair pun memberikan Rial untuk di pangku sama Rifqi ke dalam gendongan Rifqi yang membuat Rifqi tersenyum , Rial pun menatap Rifqi , Rifqi pun tersenyum menatap Rial.
"ancel ko uka ancel Ama , Ama ial." menatap wajah Rifqi yang juga menatap nya.
(Uncle ko muka Uncle sama , sama Rial.) mirip maksudnya gimana ga mirip orang anaknya.
"apa , kamu ngomong apa." membuat Rial cemberut.
"Uncle ko muka Uncle sama , sama Rial." translate perkataan Rial ke Rifqi sambil menatap Rifqi pun menatap nya balik yang membuat Rifqi ber oh ria.
"jangan panggil uncle , ga suka." Rifqi tidak mau di panggil Uncle oleh anak nya sendiri.
"erus angil nya apa."
(Terus manggil nya apa.)
"Papa." Singkat padat papa.
membuat Altair menatap Rifqi.
"cenapa arus Papa , ancel Papa ial emang nya." yang membuat Rifqi terdiam , lalu Rial menatap Altair.
(Kenapa Harus papa , Uncle papa Rial emang nya.)
"Momy , emang ancel ini Papa nya ial." bertanya ke Altair.
(Mommy , Emang Uncle ini Papa nya Rial.)
"Bukan sayang , Yu kita pulang." 2 kata pertama yang membuat Rifqi menatap Altair , Rifqi merasa sakit dia tidak di anggap oleh Altair sebagai Bapak nya Rial.
"Ata momy ancel ukan Papa ial , ancel oong."
(Kata Mommy Uncle Bukan Papa Rial , Uncle Bohong.)
"uncle ga bohong ial , uncle papa ial." menatap Rial untuk menyakinkan bahwa dia bapak nya , memang ia.
"ata momy ukan ancel."
(Kata mommy Bukan Uncle.)
"Yu pulang Rial." Ingin membawa Rial dari gendongan Rifqi , namun Rifqi menolak dan menatap Altair.
"Sini in Rial qi." Menatap Rifqi , dan meminta Rial.
"gue ga mau , Kasih tau dulu sama Rial yang sebenar nya bahwa gue Papa kandung nya." menatap Altair dan tidak ingin memberikan Rial dari gendongan kepada Altair.
"Jangan Egois qi , sini in anak gue."
"Gue ga egois ta gue mau anak gue tau gue papa kandung nya."
"Gue ga mau qi , buat apa qi."
"Buat apa , gue Papa nya ta anak gue berhak tau."
"tapi anak gue ga berhak tau Lo Papa nya qi."
"kenapa."
"Gue gamau anak Lo nanti iri sama anak gue , anak Lo akan merasa Papa nya di rebut gue ga mau itu , gue ga mau karena anak gue hubungan Lo sama anak Lo maupun sama Mozza berantakan qi." Rifqi hanya melihat Penjelasan Altair.
"gue juga ga mau anak Lo kurang kasih sayang dari Papa nya , Anak Lo masih butuh kasih sayang seorang Papa dan Mama nya , Didik anak Lo qi , ga usah mikiran anak gue , pikirin aja anak Lo sama Mozza." Melanjutkan
"Ta gue-."
"udah qi , gue ga bakal ngelarang Lo buat ketemu sama anak gue tapi tolong jangan perkenalkan diri Lo sebagai Papa nya Rial , gue ga mau anak gue sakit saat nanti dia main sama anak Lo , Perkenalkan aja di Lo sebagai Uncle sama kaya yang lain ya." Menatap Rifqi , Rifqi Tidak bisa berkata kata lalu Altair pun mengambil alih Rial yang berada di dalam gendongan Rifqi.
"Pamitan dulu sama Uncle , Rial mau pulau ke rumah mau bobo siang ya nanti kita main sama Uncle Amon oke."
"ancel ial au ulang ulu ya , au obo ciang , terus au main Ama ancel amon." berpamitan ke Rifqi.
(Uncle Rial mau Pulang dulu ya , mau bobo Siang , terus mau main Sama uncle Diamond.)
"Amon siapa." menatap Altair cemburu padahal bukan siapa siapa.
"Diamond Akhtara , Abang gue."
"oh diamond."
"momy Dady au kecini uga da." membuat Rifqi makin makin.
(Mommy Daddy mau kesini juga ga.)
"Dady siapa." menatap Altair lebih tajam.
"Daddy nya Rial."
"Siapa Lo udah nikah."
"gue belum nikah sama sekali , apa sih Lo , Daddy tu Abang pertama gue Langit."
"ko di panggil Daddy."
"ya terserah anak gue lah , udah gue mau cabut dulu bye."
Langsung pergi dari hadapan Rifqi berjalan kembali menuju rumah.
"Ga mau Lo bayarin ta." menatap punggung Altair.
"Lo pada ngeribetin gue Mulu." berbalik lalu membayar terlebih dahulu dan langsung pergi tanpa berpamitan.
Hari sudah malam , Rial juga sudah tidur , Kini Altair sedang keluar ingin mencari angin atau jajanan , Rial di rumah tidak sendirian ada 2 abang nya yang lagi begadang ngerjain berkas kantor , jadi aman lah.
Altair sudah keluar dari rumah dan jalan jalan ke depan , Saat sedang melewati Basecamp anak anak sixteen lagi bakar bakar , Wildi melihat ku dan langsung memberi tau yang membuat Yang lain menoleh ke arah ku Altair pun menoleh ke arah mereka.
"ta sini kita bakar bakar." Echi memanggil Altair.
"Kalian aja." Tersenyum ramah sambil melihat mereka.
"Lo mau kemana ta." Sekarang Wildi yang bertanya sambil memakan sosis bakar.
"Nyari angin aja." Menjawab seadanya.
"Nyari angin kaga kenyang Yang ada masuk angin , mening makan enak kenyang." Fawwaz melihat ku.
"suka suka gue."
"Lo ga ada kerjaan ngapain nyari angin sih emang kemana Si angin yang harus Lo cari." Fawwaz kembali berbicara yang membuat Altair ingin sekali menonjok wajah nya itu.
"Sini ta duduk." Syifa menyuruh ku duduk.
"lanjut aja."
Tasya berdiri lalu berjalan ke arah ku dan menarik ku lebih nyeret sih tapi versi lembut ga kasar lalu menyuruh ku duduk di samping Rifqi.