Pelatihan SIG atau Sistem Informasi Geografi yang di lakukan Amira bersama teman-teman sebagai kegiatan dalam semester 3, siapa sangka akan mempertemukan Amira dengan seorang pria yang akan menjadi tambatan hatinya. Sang asisten Dosen pelatih yang awalnya Amira kira sangat menyebalkan namun dengan cara ajaib bisa meluluhkan hatinya, membuatnya jatuh cinta dan menerima kehadiran pria itu sebagai pemiliki hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Firda 236, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ELEVEN
Pukul 8 malam tepat kami -Aku, Mamah dan Papah- tengah menikmati santapan makan malam saat terdengar bunyi pintu rumah yang di ketuk membuat kami menoleh bersamaan, sebelum saling menatap bingung dan menerka siapa gerangan si pengetuk pintu. Aku hendak beranjak, saat papah bilang agar melanjutkan makan, membiarkan dirinya yang membuka pintu dengan isyarat tangan.
Hanya butuh 15 menit, hanya 15 menit untuk aku dibuat terkejut dengan kehadiran Mas Fahmi dalam rengkuhan Papah tepat di ruang makan.
"Mas Fahmi? "
-
Aku meletakan empat cangkir ke atas meja, dua cangkir berisi kopi untuk Mas Fahmi dan Papah, satu cangkir berisi teh untuk mamah dan satu cangkir susu hangat untuk ku, sebelum kemudian ku letakan nampan ke bawah meja sofa dan ikut duduk di samping Mamah yang membuka toples kacang dan kripik setelahnya mempersilahkan Mas Fahmi agar menikmati suguhan.
Sesekali senyum terlukis di bibir ku menyaksikan Mas Fahmi dan Papah yang bercengkrama asik dengan obrolan tentang kegemaran pria. Bola, catur dan segala jenisnya. Aku hanya sesekali menyimak, mengangguk kecil kala Papah menyinggung ku dalam katanya. Aku sedikit tak menyangka jika Mas Fahmi akan datang berkunjung pun mungkin juga dengan Papah dan Mamah yang sama terkejutnya.
Tapi aku bersyukur, kedatangan Mas Fahmi di sambut baik, terbukti dengan Papah yang tak sungkan mengajak Mas Fahmi untuk bergabung menikmati santapan makan malam juga sekarang mengobrol bersama tak bedanya dengan Mamah.
"Jadi Nak Fahmi sudah lama kenal Amira? " aku ikut menatap ke arah Mas Fahmi. Aku tau Papah tengah melihat kejujuran dari Mas Fahmi sekarang.
"Tidak terlalu lama Pak. Saya bertemu Ami di pelatihan Kampus saat saya menjadi pengajarnya. Kami banyak mengobrol hingga sekarang" papah mengangguk, ku lihat segaris senyum terlukis di bibir papah yang tertutup cangkir berisi kopi yang di sesap perlahan.
"Lalu tujuan ke sini? " mungkin ini juga pertanyaan yang aku tunggu, yang sebenarnya juga aku ingin tanyai pada Mas Fahmi sejak kedatangannya yang terbilang sangat amat mendadak.
"Saya kesini ingin berkunjung pak, silaturahmi sekaligus berkenalan dengan bapak dan ibu" aku mengangguk dalam hati memuji jawaban Mas Fahmi yang pandai mengambil hati terlihat dari bapak yang manggut-manggut tersenyum bersahaja.
"Ya salam kenal ya Nak Fahmi. Ini ibunya Amira dan ya mohon maklum kalau rumah Amira sederhana begini" Mas Fahmi menatap Mamah dengan senyum sopan.
"Nak Fahmi masih kuliah atau...? " aku mengulum bibir, sedikit merasa tidak enak mulai timbul pada Mas Fahmi yang terkesan di interogasi oleh pertanyaan mamah dan papah.
"Saya kebetulan bekerja bu, baru lulus tahun kemarin mungkin satu tingkat di atas Amira jika satu Kampus. Dan yaa masih bekerja di perusahaan kecil bidang GIS" mamah mengangguk dengan senyuman kecil.
"Berarti sekarang lagi libur atau bagaimana?" papah ikut menimpali bertanya. Aku sudah merasa tidak enak sendiri.
"Kebetulan saya kesini sekalian ada undangan untuk seminar, karena jaraknya dekat jadi sekalian mampir dan berkenalan dengan ibu, bapak" aku, Mas?
"Oalah.. Gitu toh. Iya iya"
"Nak Fahmi bermalam dimana? Kalau berkenan di sini saja biar kita semakin kenal" aku deg-degan. Apa mamah bilang? Menginap di sini? Tolong jawab tidak Mas!
"Tidak usah Bu. Kebetulan dari pihak penyelenggara sudah menyewakan Hotel, jadi saya menginap disana" Mamah Papah mengangguk, aku mengucap syukur dalam hati. Setelahnya ku lihat papah kembali berbicara sesuai minat pria pada umumnya, Lagi-lagi tentang bola.