Setelah memergoki pacarnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Kinara aurora tercebur ke sebuah danau setelah di dorong oleh selingkuhan kekasih nya, namun bukannya tenggelam jiwa kinara justru berpindah dimensi ruang dan waktu ke tubuh pemeran wanita di sebuah novel yang ia baca sebelumnya.
Masalahnya di sini jiwanya memasuki tubuh pemeran wanita yang lemah dan selalu di injak- injak, dan berakhir mati tragis karena menyelamatkan suami yang bahkan tak pernah melihat ke arahnya.
Bagaimana caranya kinara merubah takdir istri yang teraniaya itu? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 : memberi pelajaran pada Kenantra
Kinara saat ini sedang duduk di sebuah kursi kayu yang di apit oleh sebuah meja bundar besar di tengahnya. Ia di suguhi dengan berbagai macam makanan dan minuman. Di sekelilingnya suara tenang dan hening. Hanya ada suara gemericik air dari sebuah kolam kecil yang terletak tidak jauh dari tempat nya duduk.
Mendengkur sebal, tatapan tajamnya kini terarah pada seorang pria yang berdiri di sudut tembok tak jauh dari tempatnya duduk. Pria inilah yang sengaja menguntit nya di jalan dan membekapnya tadi.
"Ck, kenapa sih gak bilang langsung kalau kau ini orang suruhan oma? segala pake topi dan masker, maksud mu apa menakutiku seperti itu? ku kira aku sedang di culik tadi! " geramnya, misuh- misuh pada pria yang sedang menundukkan kepalanya itu.
"Bisa- bisa aku matti muda gara- gara kamu! "Kinara melanjutkan omelannya, Merasa sangat berhak marah atas ketakutan yang ia alami beberapa saat lalu.
Pria berjaket itu yang ternyata adalah pengawal oma, hanya mengangkat bahu dan menatapnya dengan tatapan penuh rasa bersalah. "Maafkan saya nona Kinara, bukan maksud saya untuk menakut- nakuti anda. Saya hanya menjalankan tugas, nyonya Sesilia sebelum nya sudah berpesan agar membawa anda tanpa membuat tuan muda Kenantra curiga, jadi saya membuat semua penyamaran itu, " paparnya memberikan alasan.
Kinara melengos sesaat, setelah mendengar alasan pria itu, wajahnya yang menegang jadi rileks kembali, ia pun bisa mengontrol emosinya saat ini.
"Lalu sekarang oma nya di mana? kau membawaku kesini tapi aku belum melihat nya sama sekali? "
"Nyonya Sesilia sedang dalam perjalanan, sebentar lagi beliau akan datang. Sementara menunggu, anda bisa meminum dan memakan makanan yang di sediakan. "
"Tentu saja aku lapar dan haus. Tapi aku tidak sebodoh itu, aku tetap harus waspada takut kau mencampur apa- apa dalam makanan dan minuman ini. Jadi, aku akan menunggu oma saja."
Pria itu menghela napas. " Terserah anda saja nona"
"Yang penting dia anteng. " ucap pria itu lagi dalam hati.
Tak lama kemudian, yang di tunggu- tunggu akhirnya tiba. Nyonya sesilia datang dengan beberapa pangawal pria yang lainnya. Kinara yang melihat langsung berdiri dari duduknya.
"Oma..." panggil gadis itu pelan.
"Oh sayang ku. Kau pasti sudah menunggu lama, maafkan oma yang baru datang. "
Kinara dan oma Sesilia lantas duduk berhadapan di kursi panjang. Oma Sesilia menatap para anak buahnya, lantas berucap memberi titah. "Kalian boleh pergi, aku ingin berbicara empat mata dengan cucuku. Berjaga lah di luar, pastikan semuanya tetap aman. "
"Baik nyonya!" mereka menjawab serempak lantas pergi meninggalkan tempat yang kini hanya ada Kinara dan oma Sesilia berdua.
"Oma apa maksud nya ini? aku tak mengerti mengapa oma membawa ku kesini?" Kinara tentu bertanya- tanya, Tentang sesuatu yang mungkin tidak ia ketahui.
Nyonya Sesilia duduk di sampingnya, perempuan yang rambutnya seluruhnya sudah memutih itu menyentuh punggung tangan Kinara dengan lembut.
"Nak, apa mungkin oma akan membiarkan mu pergi begitu saja? ini sudah malam, dan jika sesuatu terjadi padamu bagaimana?"
Kinara tercenung, mulai berpikir. "Iya juga sih, " gumamnya kemudian. "Tapi pengawal oma itu, haish. Aku hampir jantungan karena dia membawa ku kesini dengan cara tidak biasa. Sumpah, aku pikir tadi aku bakal di culik. "
Oma Sesilia lantas terkekeh geli. "Benarkah?" kemudian menggelengkan kepalanya. "Maafkan dia ya sayang. Dia memang agak spesial, tapi dia sangat baik. "
Melihat reaksi oma, Kinara juga ikut terkekeh. "Tidak apa- apa oma, hanya kaget sedikit. "
"Oh ya selain itu, alasan oma mengajak mu kesini juga karena ingin memberikan pelajaran pada Kenantra. "
"Pelajaran? " Alis Kinara mengernyit. "Maksud oma?"
Oma mengangguk. "Iya sayang. Kita tak mungkin membiarkan nya begitu saja kan? setelah membuat mu jadi seperti ini... "
"Lalu... apa rencana oma?" Kinara jadi mulai penasaran.
"Gampang saja sayang. Kamu hanya perlu tetap berada di sini, biarkan Kenantra mencari- cari mu sekarang. "
Kinara termangu, tidak yakin. "Tapi apa mungkin dia mencari ku? kalau tidak bagaimana? "
Oma Sesilia tertawa, yang membuat Kinara merasa heran.
"Kenapa kamu jadi meragu begitu nak? oma yakin dia pasti sedang frustasi sekarang karena kau hilang."
"Oma seyakin itu?"
Sesilia mengangguk. "tentu, oma sangat yakin. Jika kamu tidak yakin oma akan mengirimkan kabarnya padamu. "
Kinara menatap gamang, apa iya Kenantra sedang mencarinya sekarang? sedangkan di depan matanya sendiri pria itu lebih memperdulikan Claudia daripada dirinya.
Lama hening, lalu oma sesilia menepuk kembali punggung tangannya membuat Kinara tersadar dari lamunan.
Wanita tua itu lantas tersenyum penuh misteri. "Biarkan saja dia merasakan sedikit kepanikan. Terkadang orang perlu belajar dari kasalahan mereka. Dan Kenan perlu belajar bahwa tindakan dan kata- katanya punya konsekuensi sendiri."
"Jadi oma ingin membuat nya merasa bersalah? bagaimana jika itu membuat nya semakin marah?! "
"Nak, kadang- kadang kita harus mengambil langkah yang berani untuk mengajarkan orang-orang di sekeliling kita," ucap oma suaranya lembut namun tegas. "Kenan perlu belajar jika sudah tak ada baru kerasa kehilangannya. Dia perlu menyadari bahwa ada yang lebih penting dari pada egonya yang tinggi itu. "
Mendengar penjelasan itu Kinara jadi mengerti lantas ia mengangguk perlahan. "Baiklah oma, aku ikut rencana oma. Lalu berapa lama aku akan di sini? "
"Untuk itu, oma kasih tau nanti, " kata Sesilia dengan senyum tak terbaca.
Kinara mengangguk. Ini ide yang tidak buruk juga, toh dia juga tidak ingin kembali ke mansion Kenantra. Setelah di lihat- lihat pun tempat ini juga cukup lega dan mewah.
"Oh ya memangnya sekarang kita ada di mana oma? apa ini tempat yang tak di ketahui Kenantra? "
Oma sesilia mengangguk. "Tentu.Kenan tak mungkin tahu tempat ini. Ini adalah Vila yang baru oma beli dan tempat nya juga strategis untuk bersembunyi dari luar. Kamu akan tetap aman di sini."
Kinara manggut-manggut mengerti. "Tempat nya sejuk, aku suka. "
Oma tersenyum. "Tentu karena Vila ini juga terletak tak jauh dari kaki pegunungan, pastilah sejuk. Tapi kalau malam tempat ini akan dingin, pastikan kamu memakai baju yang tebal. Semua persediaan mu sudah lengkap ada di kamar yang sudah di siapkan untuk mu. "
Kinara tersenyum lebar. "Wahh oma bahkan sudah merencanakan nya dengan begitu matang, keren! "
Oma tertawa. "Kita perlu persiapan yang strategis bukan untuk memberikan pelajaran pada suami gengsi mu itu. "
Kinara juga ikut tertawa, mereka benar- benar se frekuensi "Oma benar. "
Kinara mengecek ponselnya di tas. "Oh ya apa di sini ada stop kontak? aku ingin mengisi daya ponsel ku. "
"Tentu di sana pun ada. "
Kinara mengangguk, " baiklah aku charger hp ku dulu ya oma. " Ia pun berdiri untuk mengisi daya ponsel nya, ia perlu mengabari maya dulu agar pelayan pribadinya itu tak khawatir. Maya juga pasti bisa di ajak kerjasama untuk mengerjai Kenantra.
*
*
*
Bersambung