area non Bocil !!!!
Demi mendapatkan uang untuk pengobatan ayahku, aku terpaksa terjebak di lingkaran merah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Yana bermain dengan sangat seru didalam laut seperti anak kecil, bahkan aku sampai mengabaikan tubuh indahnya.
Sayang aku tidak bisa turun ke laut, luka tusukan di dada dan punggung aku baru sembuh, jadi hanya bisa melihat dia sambil duduk di pantai.
Walaupun seperti ini, dia tetap sangat senang, bisa dilihat dari mukanya, sepertinya dia sudah sangat lama tidak sesenang ini.
Tapi disaat dia sedang senang-senangnya, tiba-tiba dia berteriak, lalu dia memegang pahanya dan mukanya terlihat kesakitan.
Aku langsung masuk kedalam laut tanpa melepas celana untuk mengangkat dia ke pantai.
"kenapa?"
Yana kesakitan seperti kebakar,"di sengat ubur-ubur, bawa aku kembali ke villa, aku mau cuci pakai air bersih"
Di pesisir pantai terdapat satu deret villa, salah satunya milik Yana.
Aku tidak membawanya kembali ke villa, tapi aku mengambil segemgam pasir untuk digesekkan ke pahanya.
"Disengat ubur-ubur tidak boleh dicuci dengan air tawar, air tawar akan menyebabkan sengatan itu keluar racun..."
Aku menjelaskan kepada Yana sambil menggesekkan pasir ke pahanya.
Setelah beberapa saat, aku membuang pasir ditangan ku, lalu membawa Yana ke laut yang dangkal untuk mencuci pahanya dengan air laut.
Posisi sengatan dia sangat canggung, kebetulan berada di paha bagian dalam, tanpa sengaja aku bisa melihat bagian rahasianya itu dan membuat pikiran ku kacau. Bisa dibilang samoai sekarang aku belum pernah mencoba rasa di dalam itu seperti apa.
Dia berusaha memfokuskan dirinya ke bagian pahanya yang disengat itu.
Sekarang di bagian itu terdapat titik merah yang kecil, tapi sengatanya sudah dikeluarkan, dan karena tadi digesek dengan pasir, membuat pahanya bagian dalam berwarna merah, sangat terlihat jelas di bandingkan dengan area sekitarnya berwarna putih.
Setelah mencucinya dengan air laut beberpa saat, aku membawa Yana kembali ke villa.
Sepanjang perjalanan dia tidak berbicara dan hanya menundukkan kepalanya membuat ku sangat canggung, karena tadi aku melihat bagian rahasia itu, sampai sekarang aku masih sangat bersemangat.
Sesampainya di dalam villa, aku menuntun dia sampai ke ranjang.
Saat mau berdiri, dia tiba-tiba menarikku ke atas ranjang, dan kebetulan kepala aku mendarat di sebe;ah paha dia yang tadi disengat.
Ini membuat Yana gemetar, tapi juga membuat hati aku membara, aku pun tidak tahan untuk mencium bagian itu, ini membuat kedua kaki dia merapat seperti takut aku kabur.
"Justin, aku tahu kamu sudah sangat menahanya, masuk saja, aku bantu kamu dengan badan ku"
Perlahan-lahan aku membuka kedua kainya yang panjang itu, lalu aku berciu4m dengan Yana. Bibirnya yang menggoda itu dan lidahnya yang gesit itu membuat aku tidak bisa berhenti.
"Kak Yana, tidak bisa..."
"Panggil aku Yana."
"Yana, benar-benar tidak bisa, kamu baru di sengat, mungkin masih ada efek lainnya, kalau saja aku melakukan itu dengan kamu, membuat peredarah darah kamu semakin cepat, mungkin akan berakibat yang buruk, aku tidak bisa melakukan ini, aku tidak tega membuat kamu kenapa-kenapa."
Aku berbicara sangat tulus, dan juga sekarang hatiku memang berpikir seperti ini.
Yana terlihat sangat terharu, lalu dia duduk memeluk pinggangku.
"Justin, kamu orang yang baik, sekarang ini orang yang baik benar-benar tidak banyak, tapi aku beruntung bisa bertemu denganmu."
Setelah berbicara, dia mengangkat kepalanya dan melihat aku,"ada beberapa ucapan yang mungkin membuat mu salah paham, tapi tolong percaya aku ini tulus. Hari ini aku hanya punya badan dan uang, kalau kamu perlu, silahkan kamu bilang. Tidak perduli yang mana, aku pasti akan memuaskan mu."
Aku tahu maksud Yana, dia tidak bermaksud sengaja memamerkan uangnya, ucapan dia benar-benar tulus dan berasal dari dalam hati, jadi aku sangat berterima kasih denganynya, tapi aku sekarang tidak perlu uang, aku hanya perlu satu wanita bisa memuaskan aku. Tapi yang kebetulan adalah sekarang aku tida bisa menyentuh dia, sangat menyedihkan....
Aku berbaring di ranjang bersama Yana dan mengobrol sangat banyak, lalu aku menemani dia ke kamar mandi.
Dia perlu mandi, dan aku juga perlu mandi karena aku sudah turun ke laut untuk menggendong dia, jadi tentu kita mandi bersama.
Harus ku akui badan Yana sangat bagus, dilihat dari jauh atau dekat seperti barnag seni yang sempurna. Tentu saja, godaan ini sangat besar, sampai membuat salah satu bagian badan ku hampir meledak.
"Yana, kamu benar-benar cantik, d4da kamu tetap kencang walaupun tidak ada br4"
Yana tersenyum tanpa ada rasa malu sama sekali, dia menggoda ku,"yang bawah lebih rapat, dan juga sangat hangat, kamu mau coba tidak?"
Aku menyerah, di depan wanita cantik ini, aku yang tidak pernah merasakan wanita sama sekali benar-benar tidak bisa melawan balik.
Lalu, di bawah guyuran air, dia jongkok di depan badan aku dan langsung menggerakkan mulutnya.
Rasa hangat itu membuat aku mabuk kepayang....
Belasan menit kemudian, Yana duduk di lantai sambil memegang kedua pipinya,"kamu ini tidak pernah melakukannya ya, sudah belasan menit sudah tidak keluar, pipi aku sudah mati rasa."
Aku terlihat sangat canggung, tapi hati ku sedikit senang. Beberapa saat ini aku latihan dengan film dan Novi, jadi penegendalian diriku meningkat tajam. Di depan Kak Sandra aku tidak bisa mengendalikan diri, tapi di depan Yana setidaknya ada sedikit.
Maka, Yana lagi-lagi menyuruhku berbaring dilantai, dia menggunakan dad4nya yang kencang itu untuk membantu aku.
Pantulan yang mengejutkan dan dagingnya yang penuh membuat aku lebih bersemangat, bahkan aku hampir tidak tahan untuk memutar badan dia untuk menyelusuri rahasia di bagian dalam badannya.
Lagi-lagi belasan menit berlalu, dia lagi-lagi menyerah.
"Aku lebih baik pakai tangan saja, kalau tidak kamu akan lelah."
Tangan dia kecil dan sangat cepat, karena sudah melakukannya dua kali, jadi sekarang tidak sampai 10 menit aku sudah memiliki rasa mau keluar.
"Yana, aku sudah tidak tahan lagi...."
Maksud aku sebenarnya mau meminta Yana menjauh sedikit, tapi tidak disangka dia langsung melahapnya dengan mulutnya lagi, lidahnya yang gesit itu terus menjilat-jilat sampai aku benar-benar tidak tahan untuk keluar.
Yana menelan semuanya, bahkan setelah itu dia membantu aku untuk menjilatnya sampai bersih, ini membuat aku sangat canggung, benar-benar tidak tahu harus bicara apa.
"Tidak apa-apa, asal milik kamu, aku suka"
Yana mencium aku, lalu dia berdiri lanjut mandi.
Aku memeluk dia dari belakang sambil memainkan dad4nya yang padat, dan bagian bawah badan aku menempel erat di pant4tnya.
Dengan cepat Yana merasakan milik aku mengeras lagi.
"Astaga, kamu bisa kasih aku mandi tidak, kenapa berdiri lagi?!"
Kita berdua melakukan sekali lagi, dan kali ini aku sedikit keterlaluan, aku langsung mengeluarkan di dalam badannya.