Lady Clarisse 2 (TRANSMIGRASI)

"apa yang kau lakukan lady Clarisse? Kau terlihat terburu-buru dan di mana pelayan pribadi mu?".

Pria bernama Jake Anderson ini dari tadi terus mengikuti ku. Padahal aku sudah mengabaikan nya. Benar-benar terlihat sangat menyebalkan. Tidak hanya menyebalkan pria ini termasuk ke dalam manusia kepo.

jika di dunia ku berasal aku yakin pria ini akan senang jika ikut menggosip dengan ibu-ibu komplek.

"bisa kah kau berhenti bertanya dan juga berhenti mengikuti ku? Apa yang ku lakukan bukan urusan mu Duke Anderson!". Aku sudah memberikan nya beberapa kali peringatan untuk tidak mengikuti ku namun pria ini malah mengabaikan peringatan ku tersebut.

Aku segera masuk kedalam toko roti dan membeli banyak roti untuk anak-anak itu.

"selamat datang lady Clarisse". seorang pelayan menghampiri ku dan menyambut ku dengan senyuman lebar nya.

Pelayan yang tidak ku tau nama nya ini ternyata mengenal ku. Mungkin Clarisse yang dulu sering membeli roti di toko ini.

Setelah membalas pelayan tersebut dengan senyuman aku kemudian memilih roti dan kalap. Aku membeli banyak roti dan sekarang aku tidak tau bagaimana cara membawa nya.

"Lady kenapa kau membeli banyak roti? Apa kau akan memakan nya sendiri?"

Oh lihat lah Jake Anderson ini ternyata belum menyerah mengikuti ku. Tapi tunggu dulu, seperti nya aku akan memerlukan tenaga pria cerewet ini.

"tuan Duke dari pada kau terus bertanya ini itu kepada ku lebih baik kau membantuku untuk membawa roti-roti ini, setelah itu maka aku akan memberi tahu mu semua pertanyaan yang kau pertanyakan tadi".

Tanpa bertanya lagi sepupu dari Alexander itu kini membantu ku membawa 4 bungkusan besar yang berisi roti.

Setelah itu aku pergi membeli beberapa baju dan juga selimut yang layak. Aku merasa iba dengan anak-anak kurang beruntung itu. Dulu di dunia asal ku aku juga sering mengikuti kegiatan sosial membantu anak-anak pengamen dan juga anak jalanan yang kurang beruntung.

Bahkan aku pernah menjadi guru di sekolah jalanan yang di bangun teman bang Pradipta.

Kini semua sudah ku beli. Aku membawa 2 kantung berisi baju sementara Jake membawa 3 kantung berisi selimut.

Dari yang ku lihat pria itu sama sekali tidak kesusahan ataupun mengeluh dengan apa yang aku suruh. Bahkan dia tidak banyak bicara cenderung lebih diam.

Hingga aku berjalan masuk ke dalam bangunan tua di mana anak-anak jalanan itu berada.

"tuan Duke kau bisa meletakkan barang bawaan mu tadi di sini. Dan kau boleh pergi sekarang". Aku secara halus mengusir nya. Tanpa mengucapkan sepatah kata terima kasih.

"Lula bagikan roti dan pakaian hangat ini kepada anak-anak. Dan Cloude berikan obat ini pada bocah yang keracunan itu. Tapi bocah itu harus makan terlebih dahulu baru minum obat ini". Aku memberikan obat herbal yang sebelum nya pernah ku buat dari bahan-bahan dapur kediaman Corleone. Sebagai calon apoteker di dunia ku berasal aku masih bisa membuat obat dari tanaman herbal yang ada di dunia ini.

Obat yang ku miliki sekarang hanyalah antibiotik yang bisa meringankan rasa sakit dan juga meningkatkan antibodi. Aku membuat itu untuk berjaga-jaga jika aku terluka ataupun terserang penyakit.

"aku tidak menyangka seorang lady arogan dan juga di kenal kejam seperti mu ternyata memiliki hati yang baik". Lagi suara dari Jake Anderson memenuhi gendang telinga ku.

Ternyata pria ini belum pergi dari sini. Aku membalikan badan dan melihat ke arah nya.

"ternyata kau belum pergi. Dan seperti yang kau ucapkan aku masih lah lady yang arogan dan juga kejam. aku tak akan merubah gelar ku itu karena tindakan ku hari ini".

"aku sempat berfikir jika kau melakukan ini untuk menarik perhatian dari Alexander. Tapi setelah ku lihat kau khawatir dengan anak-anak ini. Mengubah pemikiran ku tentang dirimu".

Apa pria ini tidak ada pekerjaan kenapa harus mengikuti ku dan tidak kunjung pergi dari sini.

Hingga sebuah keributan terjadi di luar tempat ini. Tangisan dan teriakan seorang anak membuat ku berlari keluar dari tempat ini.

"ayo!! Jangan melawan ku!! Atau kalian akan mati!!" ucap seorang pria yang sedang memaksa bocah perempuan untuk ikut bersama nya.

Dan ku lihat tidak hanya bocah perempuan itu saja, beberapa orang lain nya menarik bocah lainnya. Adegan ini seperti adegan penculikan anak-anak.

"hey!!! Lepaskan mereka!!" dengan lantang gagah berani aku memperingatkan para pria berandal itu. Lihat lah penampilan beberapa pria itu seperti seorang penculik dan perampok.

Dengan senjata tajam yang mereka bawa dan wajah yang menakutkan.

Mereka melihat ke arah ku tanpa melepaskan anak-anak tersebut.

"oh lihat lah ada gadis cantik, di tempat kumuh ini. Aku yakin jika kita membawa nya. Nilai jual gadis ini pasti sangat mahal!".ucap salah satu pria dengan kumis tebal dan jenggot tebal di wajah nya yang menyeramkan.

Dan dari apa yang di ucapkan pria itu aku mengambil kesimpulan jika mereka pasti menculik anak-anak ini dan menjual nya di pasar ilegal.

"bos lihat lah penampilan gadis itu. Terlihat seperti bukan dari kalangan rakyat rendahan. Penampilan nya seperti bangsawan". ucap salah satu dari mereka saat melihat penampilan ku.

"itu bagus kita bisa meminta imbalan yang banyak dari keluarga. Cepat tangkap dia!"

Setelah pria jelek itu menyuruh anak buah nya menangkap ku mereka maju dan segera berlari dan menerjang ke arah ku. Namun itu tidak akan mudah. Aku menghadapi mereka satu persatu hingga ku dengar Lula berteriak dari arah belakang ku.

"tidak!! hentikan itu!! jangan sakiti Nona ku!! Dan lepaskan aku!!" terlihat mereka juga mencoba membawa Lula.

Para pria brengsek ini benar benar membuat ku naik darah. Dan bersamaan dengan teriakan dari Lula, Duke Jake Anderson ikut menyerang para berandalan itu.

Jake mencabut pedang nya dan menerjang satu persatu para penjahat itu. Melihat kemampuan Jake yang tidak di ragukan lagi aku mengurungkan niat ku untuk menggunakan kekuatan sihir ku.

Aku ikut membantu Jake menghajar dan juga membasmi para penjahat rendahan itu. Aku mengambil pedang yang tergeletak di tanah dan mengayunkan nya ke arah para penjahat tersebut. Aku sangat menyesal tidak membawa pedang yang di berikan oleh Alexander pada ku sebelum ini.

Lagi pula bagaimana aku membawa pedang tersebut dengan gaun yang sekarang aku pakai itu tidak akan terlihat matching.

Baiklah aku kembali fokus menghadapi para penjahat itu. Namun saat aku akan menyerang mereka Jake malah dengan cepat mendahului ku. Pria itu seakan akan tidak memberikan ku kesempatan untuk membantu.

Suara Dentingan pedang milik Jake memenuhi tempat ini. Satu lawan sepuluh, Jake sudah seperti pemeran utama dalam sebuah film action. Dan tidak menunggu waktu yang lama para penjahat itu sudah kalah dan menyerah dengan luka yang sangat parah.

"aku tidak menyangka dengan apa yang terjadi hari ini. Aku kira kekaisaran Reus sudah meningkatkan keamanan nya tapi ternyata banyak kejahatan di ibu kota! Aku akan meminta kaisar untuk menambah para pengawal untuk berpatroli". Ucap Jake yang terlihat serius setelah menghadapi para penjahat itu.

"ya aku rasa kau perlu memberi tahu kan nya".

"dan lagi lady Clarisse, saya yang akan menanggung kehidupan anak-anak yang kurang beruntung ini. Saya akan menjadikan tempat ini lebih layak". Ucap nya lagi sebelum pergi memanggil para pengawal nya dan membawa para penjahat itu dari tempat ini.

Aku membiarkan apapun yang akan di lakukan oleh Jake. Karena setau ku dia juga termasuk keluarga dari kaisar.

Namun saat aku akan ikut pergi dari tempat ini seseorang mencekal lengan ku dan memaksa ku untuk melihat ke arah nya.

"apa yang kau lakukan di sini Rahma!"

Aku membelalakkan mata ku ketika pria itu menyebut nama asli ku saat aku sedang bersama Lula.