Sebuah surga impian yang baru saja dibangun terpaksa hancur karena kehadiran orang ketiga. Nadia Mustika Wijayanto harus menelan kenyataan pahit jika sang suami pulang dengan membawa seorang wanita yang merupakan madunya. Pernikahan yang dia kira sebagai surga, nyatanya berubah menjadi neraka. Nadia yang sedari awal tidak ingin dipoligami memutuskan untuk bercerai daripada harus berbagi hati dan suami.
Mengasingkan diri ke luar negeri dengan alasan ingin melanjutkan pendidikan menjadi pilihan Nadia setelah perceraian. Hingga akhirnya dia bertemu dengan sahabat lamanya tanpa sengaja. Devano Kazim Ravendra, pria dengan senyum lembut yang bisa membuatnya tertawa lepas setelah sekian lama.
***
" Terima kasih sudah menghancurkan surga yang aku impikan, Mas " ~ Nadia Mustika Wijayanto.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Memberi Pelajaran
" Aku bersumpah, Nadia, aku tidak memiliki sedikit pun niat untuk mengkhianati kamu atau pun pernikahan kita. Aku juga tidak ingin mengingkari janjiku pada kamu dan menikah lagi, tapi keadaan yang membuat aku melakukan ini semua. Kedua orang tuaku dan kedua orang tua Hanifah adalah sahabat. Kedua orang tua Hanifah sudah sangat membantu keluarga kami dari dulu, jadi aku harus membalas budi pada mereka dengan menikahi Hanifah. Aku tidak memiliki pilihan lain, Nadia, cuma itu yang bisa aku lakukan untuk membalas kebaikan mereka. Semua aku lakukan karena permintaan kedua orang tuaku. Aku tidak ingin menyakiti kamu dan aku juga sangat mencintai kamu, Nadia " ucap Anwar mencoba menjelaskan alasannya.
" Tolong maafkan aku, Nadia. Aku janji akan bersikap adil pada kalian berdua, tolong maafkan aku. Tolong juga terima Hanifah sebagai istri keduaku, anggap dia seperti saudara kamu. Aku mohon, Nadia " lanjut Anwar mendekat ke arah Nadia.
Nadia langsung menjauh dan memalingkan wajahnya karena dia tidak sudi melihat wajah pria yang sudah sangat menyakiti hati dan menghancurkan dunianya. Permintaan maaf dari Anwar sama sekali tidak menyentuh hatinya, bahkan semakin membuatnya membenci pria itu.
Bisa-bisanya Anwar meminta dirinya untuk menerima dan menganggap Hanifah sebagai saudaranya. Entah apa yang suaminya pikiran hingga menganggap dia bisa melakukan itu semua, padahal jelas Hanifah adalah orang ketika dan penghancur surga yang diimpikannya. Gila, semua ini benar-benar gila dan Nadia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Anwar. Tidakkah sedikit pria itu memikirkan betapa sakit dan hancur hatinya saat ini?
" Kamu memiliki banyak pilihan, Mas. Banyak cara untuk membalas budi kebaikan seseorang tanpa harus menikah wanita itu dan menghancurkan surga yang baru kita bangun. Kamu tidak perlu memberikan alasan apapun untuk membenarkan tindakan kamu ini karena semua ini juga keinginan kamu. Kalau memang kamu mencintai aku, kamu tidak akan pernah menyakiti aku seperti ini. Kamu pasti akan menolak permintaan orang tua kamu dan tidak menikahi wanita itu " jawab Nadia tidak sudi menyebutkan nama dari istri kedua suaminya.
" Hei, perempuan kampungan! Kamu ingin Anwar melawan orang tuanya? Dasar perempuan tidak tahu diri, tidak tahu cara menghargai dan menghormati orang tua " bentak Pak Cipto menudingkan tangannya pada Nadia.
" Orang tua seperti apa yang harus saya hargai dan hormati? Orang tua seperti kalian yang meminta kepada anaknya yang sudah menikah untuk menikah lagi tanpa persetujuan dari istrinya? Orang tua seperti kalian yang begitu mudah menghina dan merendahkan istri dari putra kalian sendiri? Iya? Orang tua seperti itu? " ucap Nadia dengan suara tinggi.
Bukan Nadia ingin bersikap kurang ajar kepada ayah mertuanya tapi memang dia tidak bisa menerima lagi jika terus dihina dan malah disalahkan. Setidaknya jika memang ingin meminta Anwar untuk menikahi wanita lain sebagai balas budi maka mereka harus berbicara kepadanya, bukan seperti ini.
" Nadia, jangan kurang ajar kamu! Itu adalah ayahku yang harus kamu hormati " sentak Anwar yang membuat Nadia tersenyum sinis.
" Iya Mas, aku memang kurang ajar. Aku tidak bisa menghormati ayah dan ibumu yang telah merendahkanku itu " jawab Nadia.
Anwar pun terdiam karena dia menyadari telah melakukan kesalahan dan semakin memperburuk keadaan.
.
.
.
" Aku akan segera mengurus perceraian kita karena aku tidak sudi kamu madu dengan wanita itu. Aku juga tidak sudi memiliki suami seperti kamu, pria yang tidak memiliki pendirian dan tidak tepat janji " ucap Nadia memutuskan untuk bercerai.
Tidak ada alasan bagi Nadia untuk tetap mempertahankan pernikahannya dengan Anwar. Pria itu sudah mengkhianati dan sangat menyakiti hatinya. Lagipula Nadia tidak yakin jika Anwar bisa bersikap adik padanya dan istrinya yang lain nanti. Hidupnya akan penuh penyiksaan dan makan hati jika terus mempertahankan pernikahan itu, apalagi ada mertua yang jelas-jelas tidak menyukainya.
Kedua mata Anwar melebar sempurna mendengar dan langsung bersimpuh di hadapan Nadia.
" Nadia, aku mohon kita jangan bercerai. Kita baru menikah satu minggu dan apa kata orang jika bercerai, kamu akan dipandang rendah oleh orang-orang kalau menjadi janda. Orang tua dan keluarga kamu juga akan malu, apalagi besok adalah resepsi pernikahan kita. Tolong pikirkan semua itu, Nadia " ucap Anwar memohon dan menggenggam tangan Nadia.
" Aku tidak peduli dengan pandangan orang tentang aku nanti dan aku tidak masalah dengan status janda di usia muda daripada aku harus bertahan di pernikahan yang pasti akan menyakitkan ini. Kedua orang tua dan keluargaku pasti lebih memilih merasa malu daripada putri mereka harus makan hati setiap hari " jawab Nadia menghempaskan tangan Anwar dengan kasar.
" Sebelum kamu meminta aku untuk memikirkan semuanya, lebih baik kamu yang berpikir. Dimana pikiran kamu sebelum memutuskan untuk menikah lagi dan membawa wanita lain dalam rumah tangga kita. Kamu masih punya otak kan, Mas? " lanjut Nadia.
" Nadia, ak_ " sebelum Anwar menyelesaikan ucapannya, perhatian mereka dialihkan dengan pintu yang dibuka dengan sangat kasar.
Brak.
Semua orang terkejut, terutama Nadia yang melihat kedua adiknya berada di sana dengan wajah yang merah dan tangan yang terkepal kuat. Mereka pasti datang untuk menemuinya dan menjemputnya.
" Hendra? Hendri? " ucap Nadia masih dengan keterkejutannya.
Sejujurnya Nadia tidak ingin ada yang mengetahui semua ini sebelum permasalahannya dengan Anwar selesai.
" Laki-laki breng-sek, bisa-bisanya kamu menyakiti Kakak kami " teriak Hendri penuh emosi.
Tanpa banyak kata lagi, Hendri segera menghampiri Anwar dengan cepat lalu memberikan menarik tubuh dan memberikan pukulan di wajah kakak iparnya itu. Tidak hanya itu tetapi dia menyerang Anwar dengan membabi buta dan ditutupi dengan emosi.
Bugh, bugh, bugh.
Semua orang yang melihat itu pun terkejut, tidak ada yang berani membantu Anwar karena baru mendekat mereka sudah mendapatkan pukulan dari Hendri. Meski masih remaja tetapi kemampuan bela dirinya tidak bisa diragukan lagi karena dilatih langsung oleh Om Bimo.
" Hendri! Cukup! Tolong hentikan! " teriak Nadia ingin menghentikan sang adik.
Saat akan mendekat untuk menghentikan Hendri, Nadia ditahan oleh Hendra yang malah menariknya ke dalam pelukannya.
" Jangan, Kak. Biarkan Hendri memberikan pelajaran untuk laki-laki bad-jingan itu " larang Hendra menatap Anwar dengan tatapan kebencian.
Nadia berusaha memberontak dan melepaskan diri agar Hendri tidak semakin memukuli Anwar dan membunuhnya, tetapi Hendra sama sekali tidak melepaskannya. Adik dari Nadia itu sama sekali tidak mengizinkannya untuk menolong pria yang sudah menyakiti sang kakak.
Bu Malika dan Hanifah sudah menangis dan berteriak meminta bantuan melihat keadaan Anwar yang cukup mengenaskan. Beberapa kali Pak Cipto mencoba untuk menolong sang putra tetapi malah dia yang terkena pukulan dari Hendri.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘