NovelToon NovelToon
Sepasang Mantan

Sepasang Mantan

Status: tamat
Genre:Tamat / Patahhati / Keluarga
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: moon

Seseorang itu akan terasa berhaga, manakala dia sudah tak lagi ada.

Jika itu terjadi, hanya sesal yang kau punya.

Karena roda kehidupan akan terus berputar kedepan.

Masa lalu bagai mimpi yang tak bisa terulang.

Menggilas seluruh kenangan, menjadi rindu yang tak berkesudahan.

Jika ketulusan dan keluasan perasaanku tak cukup untuk mengubah perasaanmu, maka biarlah ku mengalah demi mewujudkan kebahagiaanmu bersamanya, kebahagiaan yang telah lama kau impikan. -Stella Marisa William-

Sungguh terlambat bagiku, menyadari betapa berharganya kehadiran mu, mengisi setiap kekosongan perasaanku, mengubah setiap sedihku menjadi tawa bahagia, maaf kan aku yang bodoh, maafkan aku yang telah menyia nyiakan perasaan tulusmu -Alexander Geraldy-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7

Apakah ini mimpi? Alex berbicara sendiri dalam tidurnya, 'aroma ini, suara suara ini, rasanya seperti sedang berada bersama mereka, aku harap ini mimpi yang indah, dan selamanya aku tak ingin bangun'

Namun alam bawah sadarnya seolah menolak keinginannya untuk terus melanjutkan tidur, Alex mengerjapkan matanya, hal pertama yang ia lihat adalah foto pernikahnnya, apakah aku sedang bermimpi? bagaimana bisa aku di rumah ini? pikir Alex.

Alex pun bangkit dari tidurnya, suara riuh terdengar dari kamar bayi nya, Alex semakin heran manakala matanya menatap koper koper yang berjajar rapi, didepan lemari.

Tak lama pintu penghubung terbuka menampakkan Stella dengan baju rumahan, rambut di cepol asal, dan masih bau minyak telon bayi, 'oh ya tuhan aku merindukannya dengan tampilan seperti saat ini, dengan baju seadanya dan bau minyak telon ini sungguh seperti aroma terapi yang menghanyutkan'.

"Kakak sudah bangun?" tanya Stella tanpa menoleh.

"Kenapa ada banyak koper di sini?" Alex langsung bertanya penasaran.

Stella tampak acuh dan kelihatan enggan menjawab pertanyaan Alex.

Alex yang agak sedikit geram dengan sikap Stella pun mendekati mantan istrinya tersebut, kemudain memojok kan nya ke dinding, Stella sedikit gelagapan menghadapi sikap Alex, "jawab pertanyaanku, baru beberapa hari bercerai dariku, tapi sikapmu jadi tidak sopan," kalimat Alex terdengar lirih namun penuh penekanan dan sarat emosi.

"Ba ... baa ... baiklah aku jawab, tapi menjauhlah sedikit," pinta Stella.

Alex pun bergerak menjauh.

"Kami akan segera pindah, kakak jangan khawatir, setelah ini kakak bisa tinggal di sini bersama istri baru kakak," ucap Stella getir.

Prang ... Alex menghacurkan cermin dengan genggaman tangannya, seketika darah menetes dari sela sela jemarinya, dan serpihan pecahan kaca berserakan di meja.

Alex begitu marah, kalimat Stella yang mengatakan akan meninggalkan rumah ini membuat emosinya langsung meledak, "apakah begitu buruk menerima pemberianku? aku memberikan rumah ini untuk kalian, tinggallah di sini sesuka hati kalian, biar aku saja yang keluar dari rumah ini."

Stella menggeleng, "dirumah ini, terlalu banyak kenangan yang tak ingin lagi ku ingat, aku ingin melanjutkan hidupku, dan melanjutkan pendidikanku, jika aku tetap di sini aku takut akan semakin terpuruk."

"Baik, lanjutkan saja pendidikanmu, aku yang akan mengalah, bila perlu aku akan berhenti kuliah, aku akan membeli rumah baru untuk kalian, aku tidak ingin kehilangan kalian, terlalu berat bagiku melepaskan kalian," Alex menangis memohon agar Stella mengurungkan niatnya.

Namun Stella kembali menggeleng, dia begitu keras dengan keinginannya, hatinya sudah terlanjur sakit, "Aku sudah memaafkan kakak, tapi maaf aku tak bisa berada di dekatmu kak,"

"Apa kamu jijik denganku?" tanya Alex nanar

"Sama sekali tidak, aku hanya ingin kembali ke rumah orang tuaku, itu saja."

Alex berbalik membelakangi Stella.

Aaarrrrrggggg

Alex mengerang panjang, tiba tiba dia mengamuk dan menghancurkan apa saja yang ada di dekatnya, termasuk pecahan kaca yang masih berserakan diatas meja, memikirkan Stella yang akan membawa si kembar jauh darinya, sungguh membuatnya marah, ternyata Stella begitu terluka dengan penghianatannya, jika tuhan memberinya kesempatan untuk mengulang waktu, Alex akan memilih tidak mengenal Anindita, daripada harus kehilangan keharmonisan keluarganya.

Jika semula hanya tangan kirinya yang mengeluarkan darah, kini tangan kanannya pun mulai mengeluarkan darah, karena beberapa serpihan kaca menancap di sana.

"Andreeeeee ... " jerit Stella.

Seketika kemarahan Alex menguap, teriakan Stella yang memekikkan nama anak mereka membuatnya kembali tersadar, namun terlambat, bayi yang baru belajar berjalan itu menangis histeris, sepotong pecahan kaca menancap di belakang telinga nya, darah segar langsung mengalir dari sana, kini tubuh kecilnya bersimbah pun darah.

Stella menangis histeris, kakinya lemas, tangannya pun gemetar, manakala ia menarik pecahan kaca yang menancap di leher putranya tersebut.

Stella tak lagi mempedulikan yang lain, dipeluknya bayi kecil yang baru mulai berjalan tersebut, bahkan kini tangan dan pakaiannya pun ikut basah karena noda darah, "bertahanlah baby, mommy akan menyelamatkan mu,"

Tangis Andre masih terdengar keras, ketika Stella membawa Andre dalam gendongannya kemudian berlari keluar kamar, sekilas dia melirik Alex yang masih terpaku di tempatnya, wajh pria itu pias, tangannya yang berlumuran darah nampak bergetar hebat.

Salah seorang asisten rumah tangga tampak terrkejut melihat Stella yang tengah panik menggendong Andre yang tubuhnya berlumuran darah, "apa yang terjadi bu?" Asisten rumah tangga itu bertanya panik

"Bi ... mana pak Giman?" Stella tak sempat menjawab pertanyaan Assisten rumah tangga nya tersebut, yang ada di pikirannya saat ini adalah mendapatkan pertolongan untuk Andre.

"Sedang cuci mobil bu," Jawab Asisten rumah tangga tersebut tak kalah panik.

Tak menunggu lama, Stella pun berlari keluar, "Pak Gimaaan ... " teriaknya dengan suara panik dan ketakutan akan terjadi sesuatu dengan putranya.

Giman yang tengah mencuci mobil, begitu terkejut melihat Stella menggendong salah satu putranya, instingnya segera bekerja manakala melihat pakaian Stella bersimbah darah.

Pria paruh baya itu segera membuka pintu mobil untuk majikannya, tak lagi peduli dengan mobil yang masih di penuhi busa sabun, pria itu segera melajukan mobil nya menuju William medical center, rumah sakit milik keluarga Stella, untungnya rumah sakit tersebut berada tak jauh dari rumah yang selama ini Stella tempati.

Sepanjang perjalanan, Stella terus menangis, kini suara tangisan Andre terdengar semakin lirih, pertanda kesadaran bayi itu mulai hilang, "bertahanlah nak, mommy mohon" jerit Stella, handuk si kembar yang sejak tadi belum ia lepaskan, kini sudah tak memiliki warna selain warna darah, Stella menggunakan handuk tersebut untuk menekan luka, agar tak banyak darah yang mengalir keluar.

Mendengar jeritan Stella, Giman pun ikut gemetar ketakutan, dengan keberanian penuh, Giman pun menginjak pedal gas lebih dalam lagi, agar mobil berjalan semakinn cepat, Giman berpikir, nanti ia yang akan bertanggung jawab atas surat tilang, jika memang ada, yang penting nyawa kecil ini bisa diselamatkan.

--------------

Sementara itu.

Alex masih belum mempercayai apa yang baru saja dilihatnya, kini pandangan matanya menatap kedua tangannya dengan nanar, kedua tangan itu pun bersimbah darah, bahkan di telapak tangan kanan nya masih menancap kaca dengan ukuran cukup besar, namun sungguh aneh, seakan akan dia tak merasakan sakit.

Alex pun menangis histeris, dia menyesal dengan apa yang baru saja terjadi, akibat emosi mya yang tak terkendali, ia melukai putra nya sendiri, Alex terduduk lemas di lantai, tiba tiba terdengar kembali suara tangis, kini kevin tengah berdiri di depan pintu, wajah bayi kecil itu tampak memerah dengan puppy eyes nya.

Alex berlari mendekat kemudian memeluk putranya tersebut, tangisnya kembali tumpah, ketika akhirnya Kevin pun ikut menangis dalam pelukannya.

Bayi itu seolah merasakan apa yang tengah dirasakan saudara kembarnya.

Diusapnya punggung Kevin yang masih terisak dalam gendongannya, kini baju yang dikenakan Kevin pun dipenuhi dengan bercak darah dari luka di tangan Alex.

1
Cuy
Kasih jodoh buat Akan, Thor!
mili
setahu Q nama nya"OSN"olimpiade sains nasional
Cuy
Ayoo, donk...segera balikan.
Agnes Lia
Luar biasa
Rynda Atmeilya
banyak banget bawangnya /Cry/
Cuy
Apa iya Alan masih mengharapkan Stella?
Cuy
Duh, ternyata parah sakitnya. Kasian Kevin
Rynda Atmeilya
Lumayan
mhymhy
aku mau nanya, x aj disini ad yg punya keluarga dokter bahkan dokter sendiri.emang dokter ga bs libur am keluarga,,, kenapa risa ga ad libur buat ank nya barang sehari aj,apa masalah libur 1 hari trus matiin HP, buat keluarga...
mhymhy: padahal aku lihat di dunia nyata,klu hari libur dokter jg libur, trus kadang ada jg dokter yg ambil cuti,klu di novel ini kok keluarga gak penting kek nya... maaf klu salah komen
total 1 replies
Cuy
Akhirnya...mereka ketemu..
Cuy
Asiiik...
mhymhy
😭😭😭nah kan walaupun da ketebak cerita akn kek gini, tetap aj mewekkk
mhymhy
walaupun si kembar da besar tp ima tetap di pekerjakan... padahal dia pengasuh si kembar wkt bayi...
Cuy
Ini karyamu yang ketiga yang aku baca, Thor . Setelah Dean-Adhis, Irfan, dan ini yang ke-tiga . Luar biasa bagus. Siap membaca karyamu yang lain.
Cuy
Haha, aku ikut jingkrak-jingkrak karena si kembar dah bahagia. Semoga tar lagi mama papanya segera baikan.
himawatidewi satyawira
kasihan mak lampir ma suster ngesot ndak pny jam tayang thor
mhymhy
da ku duga mereka pst bertukar tempat,
Cuy
😭😭😭😭😭😭 kejer aku Thor
Frandamia 💀
Luar biasa
Cuy
Merinding.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!