Karina tak pernah menyangka liburan mewahnya di kapal pesiar akan mengubah hidupnya selamanya. Malam yang diawali dengan angin laut yang menenangkan berubah menjadi malam penuh gairah bersama seorang pria misterius bernama Demian.
pertemuan pertemuan tidak sengaja membuatnya semakin tenggelam dalam gelombang gairah yang tidak bisa padam.
Namun, semuanya berubah menjadi rumit ketika pria itu terus mengejarnya padahal pria itu tahu bawa dirinya telah menikah.
Lebih mengejutkan lagi Demian adalah seorang mafia yang berkedok sebagai pengusaha sukses.
Kehidupan Karina semakin jungkir balik saat
Demian terus mengejar Karina, dan pria itu tahu rahasia besar dibalik pernikahan Karina dan Malvin yang selama ini di sembunyikan dari banyak orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
"bisakah kau tunggu sampai lukamu membaik, demi tuhan Demian, kau manusia bukan robot" ucap Leon sambil menjambak rambutnya frustasi, saat ini ia berada dirumahsakit, luka yang Demian alamai dari penusukan yang Gerald lakukan memang cukup dalam meski begitu tidak sampai melukai organ vital di dalamnya.
Dan saat ini setelah mendapat penanganan dokter, Demian bersikeras ingin pulang ke Newyork dengan alasan ada pertemuan penting yang tidak bisa ia tinggalkan.
"siapa yang mengatakan aku robot?" tanya Demian sambil memakai baju, setelah ia melepas selang infus yang menempel pada tangannya.
Leon mendengus mendengar ucapan Demian, jika sedang kesal atau marah di saat saat tertentu memang Leon seting memanggil Demian dengan sebutan nama.
"jika aku tidak datang, aku akan mendapat kerugian yang sangat besar Leon, kerja kerasku selama ini akan sia sia" ucap Demian melihat Leon yang sangat frustasi menghadapinya membuat sudut bibirnya terangkat. Leon selain tangan kanannya pria itu terkadang seperti wanita yang sangat cerewet memberi nasehat padanya.
"kau tetap stay disini, awasi Gerald, setelah pekerjaanku selesai aku akan kembali lagi kesini" ucap Demian seketika membuat Leon membesarkan bola matanya.
"Yang benar saja" batin Leon.
"tidak perlu, aku akan ikut pulang denganmu" ucap Gerald yang tiba tiba muncul membuat keduanya terkejut.
"aku akan ikut kau pulang Demian, itu semua karna omma" ucap Gerald dengan nada ragu ragu membuat sudut bibir Demian terangkat menyadari seberapa besar gengsi Gerald terhadapnya.
"kenapa tidak dari kemarin bocah" balas Leon dengan sengit.
"cepatlah jetku sudah menunggu di atas" ucap Demian berdecak, jika Leon dan Gerald disatukan sudah pasti keributan yang akan mereka buat.
***
"boss bisakah kita kerumahsakit dulu, sebelum kau ke kantor" pinta Leon berbicara pada Demian saat mereka tiba di Newyork, jam menunjukan pukul 1 siang.
"untuk apa, luka ini tidak akan membuatku mati" jawab Demian dengan nada mengejek, tatapanya terarah pada Gerald.
"kau pulanglah, temui omma" ucapnya pada Gerald.
Gerald mengangguk tanpa perlawanan, pria itu berlalu pergi memasuki mobil anak buah Demian
"dokter bilang kau jangan banyak gerak dahulu, astaga!!!!" desah Leon dengan penuh frustasi melihat Demian yang berjalan pergi dahulu dengan begitu saja ke arah mobil tanpa dirinya.
Leon segera menyusul Demian masuk mobil dengan raut wajah kesal.
"apa yang kau katakan pada Gerald hingga bocah itu mau pulang bersamaku?" tanya Demian menatap tajam Leon.
"aku memgatakan tentang fakta sebenarnya" jawab Leon dengan nada takut.
Demian membulatkan matanya, tatapannya berubah tajam menatap Leon.
"boss dengarkan aku dulu, itu satu satunya cara agar Gerald tidak salah paham padamu, aku terpaksa mengatakannya, jiak tidak, sudah pasti Gerald tidak akan pulang" mohon Leon penuh tatapan penuh ampun.
"kau ini!!! Aisshhh.,.," kesal Demian ingin memukul Leon namun tidak bisa, ia tidak bisa menyalahkan Leon sepenuhnya.
"maafkan aku boss, aku hanya tidak ingin Gerald semakin jauh, kau tahu jika dia semakin jauh darimu, itu akan membuat rival rivalmu memanfaatkan keadaan ini, contoh saja Alfod kemarin" ucap Leon.
Demian mendesah lelah, apa yang Leon katakan ada benarnya juga, ia khawatir ada orang yang memanfaatkan keretakan hubungannya dengan Gerald sebagai senjata untuk menyerangnya.
"boss apa lukamu baik baik saja?" tanya Leon melihat tangan Demian memegangi perut yang kemarin terluka.
"Diamlah" balas Demian dengan dingin.
Leon hanya bisa mendengus, sambil kembali membuka laptop menyiapkan materi pertemuan hari ini.
***
Karina mengoles lipstik merah ke bibirnya, malam ini ia akan menghadiri pesta ulang tahun salah satu rekan dokternya.
Pintu kamar terbuka, terlihatlah Malvin datang dengan raut wajah marah.
"Karina mengapa kau ada dikamar ini, kau menyuruh pelayan untuk memindahkan seluruh barang barangmu kesini!!!
"iya, memangnya kenapa Malvin?, bukankah kita saling sepakat untuk tidak mengurusi urusan masing masing dan status kita hanya di depan Angel dan keluarga, jadi aku pikir apa yang aku lakukan sudah benar, lebih baik kita tidur terpisah" balas Karina dengan sengit.
"Karina kau tidak bisa.,.
"bisa, aku bisa!!! lihatlah aku bisa melakukan apa yang aku mau, seperti dirimu yang bisa berbuat sesuka hatimu melukai perasaanku!!
"apa ini masih tentang kemarin?" tanya Malvin.
"apa menurutmu sikapku ini hanya tentang masalah kemarin?" balas Karina dengan sinis.
"terlalu banyak luka yang kau berikan padaku Malvin!!! hingga aku lupa pemberontakan ini karna perlakuanmu yang mana!!!.
"karina.,.
"ssttt diamlah, aku harus pergi" ucap Karina berlalu pergi sambil mengambil tas mahal miliknya dengan kasar.
Malvin menatap punggung Karina yang semakin jauh dengan meremas rambutnya frustasi, ia tahu rumahtangganya dengan Karina sudah tidak bisa diselamatkan lagi.
"daddy, apa daddy dan mommy bertengkar?" tanya Angel mengintip dari balik pintu.
"sayang.,." ucap Malvin menggendong Angel.
"daddy cepat minta maaf pada mommy, jangan buat mommy marah, Angel tidak suka" ucap Angel dengan sedih.
"Angel sangat sayang mommy, mommy tidak akan marah pada Daddy jika daddy tidak nakal pada mommy, sama seperti mommy pada Angel, mommy tidak akan marah pada Angel jika Angel tidak nakal pada mommy" ucap Angel.
"iya sayang, daddy nanti akan minta maaf pada mommy" ucap Malvin.
Pikiran Malvin sangat kalut, ia menyadari sedekat apa hubungan Angel dan Karina, apa yang akan terjadi nanti jika ia membeberkan rahasia besar yang selama ini ia tutupi. Apakah Karina ataupun Angel akan menerima itu semua.
***
Demian menutup telinganya dengan jengah, sejak tadi Leon tidak berhenti mengomelinya, sementara Daniel hanya terkekeh melihat itu. Saat ini, Demian tengah berada di dalam apartement Daniel.
Pria itu tiba tiba datang, dengan darah menempel pada bajunya. Ia menyuruh agar Demian istirahat di salah satu kamarnya.
"aku akan gila jika kau mengomel terus, diamlah" ucap Demian dengan kesal.
"akupun akan gila jika nenekmu mengetahui hal ini, apa kau kira aku tidak akan mendapat omelan darinya, orang pertama yang ia datangi pasti aku setelah kau mendapat omelan darinya" balas Leon tak kalah sengit
"sudah aku katakan sejak tadi untuk kerumahsakit dahulu, tapi kau keras kepala sekali" lanjut Leon dengan kesal.
"wow luka baru lagi" ucap Sean yang tiba tiba datang bersama Dean dan Alex.
"diamlah" balas Demian dengan sengit.
"luka apa lagi Dem?" tanya Alex penasaran.
Dean tanpa kata langsung mengambil obat, membersihkan luka yang masih mengeluarkan darah itu.
"jaitannya terbuka" ucap Dean menatap Demian, Demian tidak terkejut, ia sudah menduga karna hari ini ia banyak gerak, tidak mendengarkan ucapan dokter kemarin.
"aku sudah menghubungi dokter, sebentar lagi akan datang" ucap Leon.
"apa ini ulah Gerald?" tanya Dean, Demian mengangguk sebagai jawaban.
"apa yang dilakuakan bocah itu?" tanya Sean.
"menusuk tuan, lukanya cukup dalam tapi syukur tidak sampai ke organ dalam lainnya" jawab Leon.
Pintu di ketuk, anak buah Demian yang diutus Leon datang dengan seorang dokter.
Karina, wanita itu berdiri di ambang pintu masih dengan gaun pestanya nampak bingung siapa yang butuh pertolongan karna terlalu banyak orang disana ia bahkan tidak sadar bahwa Demian tengah terbaring, dan satu lagi mengapa semua orang menatapnya.
egois bnget jdi laki