Charya , seorang gadis SMA yang sangat nakal , bahkan selalu membuat masalah di sekolahnya , hingga ayahnya sudah tidak kuat dengan sifatnya, dan terpaksa dia di masukkan ke dalam pesantren ya sangat dia benci.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nfzx25r, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Mas, menurut kamu ya, aku bagus pakai mukena ini atau ini?" Charya menunjukkan kedua mukena yang berbeda, yang satu terdapat motif polkadot dan yang satu lagi motif daun, tetapi dengan bahan yang sama. Charya memandang suaminya dengan mata yang berbinar, menunggu pendapatnya.
"Kamu nyaman yang mana, sayang?" tanya Gus Rayyan dengan senyum yang manis.
"Nyaman semuanya, si Mas," jawab Charya dengan bingung, membuat Gus Rayyan tersenyum.
"Yaudah, pake secara bergantian ya," saran Gus Rayyan dengan lembut.
"Eum, ya udah deh," jawab Charya dengan cemberut.
Mereka melaksanakan sholat Maghrib dengan khusyuk, bahkan sekarang Charya lebih mengerti tentang kitab yang dia pelajari. Gus Rayyan memandang istrinya dengan bangga dan kasih sayang.
"Mas, udah ya, aku capek kitab terusss," ucap Charya dengan memegang lehernya yang kaku, membuat Gus Rayyan tertawa.
"Yaudah, sayang, kamu udah hebat kok. Kamu udah bisa hafal sedikit-sedikit yang ada di dalam kitab ini, sayang," puji Gus Rayyan dengan memeluk istrinya.
"Itu juga karena kamu, Mas," jawab Charya dengan memeluk suaminya erat dan tersenyum bahagia.
"Karna kamu udah punya banyak kemajuan, kamu mau apa sayang?" tanya Gus Rayyan dengan lembut.
"Eum, apa ya?" jawab Charya sambil berpikir, membuat Gus Rayyan tertawa.
Charya berlari ke arah laci dan kembali dengan membawa foto. "Liat deh, Mas, makanan ini, aku mau makan lagi, Mass, tapi jauh adanya di luar negri, aku pengen banget makan nya, apalagi itu enak banget, gimana, Mas?" tanya Charya dengan senang, membuat Gus Rayyan tersenyum.
Gus Rayyan belum juga menjawab, dia melihat seseorang di foto yang bersama istrinya. "Ini siapa?" tanya Gus Rayyan dengan cemburu, membuat Charya tertawa.
"Oh, ini, dia temen SMP lah, Mas, kita juga sering kemana-mana, aku suka tempat yang dia kasih tau, soalnya makanannya banyak banget, enak juga," jawab Charya dengan senang.
"Jadi apa hubungan kamu sama dia?" tanya Gus Rayyan masih curiga, membuat Charya tertawa.
"Ya, gak ada lah, Mass, kamu jangan cemburu gitu dong, ini kan waktu aku kecil, Mas," jawab Charya dengan lembut.
"Iya juga si, yaudah, tempatnya di mana, biar aku ajak kamu kesana," ucap Gus Rayyan dengan menghembuskan nafas berusaha tenang.
"Tempatnya di sini terus di sini terus di sini," ucap Charya menunjuk foto yang memiliki banyak tempat, membuat Gus Rayyan tertawa.
"Yaudah, sayang, kamu maunya kapan?" tanya Gus Rayyan.
"Sebisa kamu aja, Mas, kamu kan kadang sibuk di kantor, kadang juga pengajian," ucap Charya dengan lesu.
"Secepatnya ya, biar aku antar kamu kemanapun kamu pergi, sayang," ucap Gus Rayyan kemudian mengecup kening istrinya singkat.
"Makasi, ya, Mas," memeluk suaminya girang.
"Jadi, malam ini boleh, sayang?" tanya Gus Rayyan dengan perasaan senang.
"Ihh, ada maunya ya ternyata," mencubit perut suaminya kemudian melepas mukenanya, membuat Gus Rayyan tertawa.
Gus Rayyan menghampirinya dan memeluknya dari belakang seraya berbisik, "Kita buat baby, ya, sayang."
Charya langsung berbalik dan kembali berbisik, "Alana taro mana?"
"Alana kan udah tidur, sayang, sekarang ya," mohonnya pada Charya dengan wajah yang memelas.
"Yaudah, di kamar sebelah ya," ucap Charya dengan senyum yang nakal , membuat Gus Rayyan tertawa. Setelah mengucapkannya, Charya langsung berlari dengan lincah.
"Siap-siap, sayang!" ucap Gus Rayyan sambil mengejar Charya dengan senang, membuatnya tertawa.
Pagi hari, Charya bangun dengan tubuh yang pegal, bahkan seperti tidak ada yang nyaman. "Aduhh, sakit banget rasanya," ucapnya sambil berusaha duduk
Charya melihat Gus Rayyan yang masih tidur dengan pulas, bahkan sepertinya dia sangat bahagia. "Mass, bangun, udah pagi nih, hampir telat tau subuhnya," ucap Charya dengan menepuk dada suaminya, membuat Gus Rayyan langsung bangun seketika
"Astaghfirullah, lupa sayang, yuk sholat," ucap Gus Rayyan dengan cepat.
"Kamu duluan deh ya, sakit banget ini rasanya," ucap Charya sambil menahan sakit di tubuhnya, membuat Gus Rayyan merasa bersalah.
"Maaf ya sayang," ucap Gus Rayyan sambil memeluk istrinya, membuat Charya merasa nyaman.
"Kamu si, jahat banget jadi suami," ucap Charya dengan cemberut, membuat Gus Rayyan tersenyum.
"Maaf ya sayang, nanti kita liburan ya," ucap Gus Rayyan dengan merayu, membuat Charya tersenyum.
"Yaudah si," jawab Charya dengan ketus, membuat Gus Rayyan tertawa.
"Aku ambil Alana dulu ya, kasian dia sendirian," ucap Gus Rayyan dengan lembut.
"Ya kamu si, udah tau cuman kita bertiga di rumah, malah Alana ditinggalin," ucap Charya dengan kesal, membuat Gus Rayyan merasa bersalah.
Gus Rayyan pergi ke kamar mereka, ketika dia membuka pintu, Alana tepat di depan pintu dengan menangis yang tak henti-hentinya.
"Sini yuk, Papa gendong ya," ucap Gus Rayyan menggendong Alana ke arah Charya, membuat Charya tersenyum.
Sampai di kamar, Charya langsung memarahi Gus Rayyan. "Tuh kan nangis, kamu si Mas, ada aja ya idenya."
Gus Rayyan menyerahkan Alana dari gendongannya. "Mas kan cuman mau buah hati dari kamu, sayang."
"Oh, jadi kamu gak sayang sama Alana?" ucap Charya dengan marah, membuat Gus Rayyan merasa bersalah.
"Gak gitu, sayang, cuman kan...," belum selesai Gus Rayyan menjelaskan, istrinya langsung memotong pembicaraannya.
"Udah ah, kamu gak sayang sama Alana," ucap Charya dengan marah, membuat Gus Rayyan merasa bersalah.
"Gaboleh gitu sama suami, sayang," mencubit pipi istrinya, membuat Charya tersenyum.
"Biarin," ucap Charya masih kesal, membuat Gus Rayyan tertawa.
"Mau sholat apa gak kamu, aku bikinin Alana susu dulu ya, sayang, abis itu sholat ya," ucap Gus Rayyan mengecup bibir istri nya cepat, membuat Charya tersenyum.
Ketika Gus Rayyan sudah pergi, Charya tersenyum sendiri karena perlakuan Gus Rayyan yang selalu membuatnya meleleh seketika.
"Sayang, ini susunya, yuk sholat," ucap Gus Rayyan dengan menyerahkan botol susu pada istrinya.
"Yuk minum dulu ya, Alana, mama mau sholat ya," ucap Charya pada Alana yang masih menatapnya dengan polos.
Charya meletakkan Alana di antara guling kemudian meninggalkannya untuk mandi wajib dan sholat subuh berjama'ah dengan suaminya.
"Sayang, abis subuh kita ngaji ya, pahalanya gede lho," ucap Gus Rayyan mengajak istrinya dengan semangat.
"Tapi emang tiap hari kamu ngajak ngaji terus, Mas," ucap Charya dengan bosan.
"Kita kan hidup buat beribadah, sayang, sebagai suami kamu, harus bisa bawa kamu ke surga," ucap Gus Rayyan dengan senyum yang manis.
Perkataan Gus Rayyan selalu membuat Charya tersentuh di dalam hatinya.
"Iya, Mas, aku bakal jadi istri yang baik kok, itu pun kalau kamu baik, karena semalem kamu tidak baik, jadi sekarang aku tidak mau baik," ucap Charya dengan kesal, membuat Gus Rayyan tertawa.
"Iya, sayang, maaf ya, yuk sholat," ucap Gus Rayyan dengan memeluk istrinya.
Setelah mengerjakan sholat, Gus Rayyan menyuruh Charya untuk segera bersiap-siap.
"Mas, kita serius nih, berangkat sekarang?" tanya Charya dengan senang.
"Iya, sayang, mungkin beberapa jam kita nyampe di sana," ucap Gus Rayyan dengan memasukkan barang yang diperlukan di dalam koper.
"Aku pake baju ini aja ya, Mas," ucap Charya menunjukkan gamis dengan model kekinian.
"Apa saja boleh, asalkan harus menutupi semuanya, ya, sayang," ucap Gus Rayyan mengecup tangan istrinya singkat, membuat Charya tersenyum.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
🙌💗