Gadis suci harus ternoda karena suatu keadaan yang membuat dia rela melakukan hal tersebut. Dia butuh dukungan dan perhatian orang sekitarnya sehingga melakukan hal diluar batas.
Penasaran dengan ceritanya, simak dan baca novel Hani_Hany, dukung terus yaa jangan lupa like! ♡♡♡♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
"Baru pulang Na?" tanya tante baru selesai membuat kue di dapur.
"Iya tan. Ada yang bisa ku bantu tan?" tanyanya langsung ke dapur meski lelah baru pulang dari kampus.
"Sudah selesai, besok tinggal dipasarkan kembali." jawab Tante sambil membereskan perlengkapan membuat kue dan dibantu oleh Diana.
"Iya. Aku foto dulu untuk diposting malam ini tan." ucap Diana mengambil ponselnya dalam tas usai membereskan peralatan membuat kue. Setelah di foto kemudian Diana menguploadnya.
"Sudah sana istirahat." ucap tantenya.
"Iya tan." jawab Diana singkat. "Kenapa kok bisa ada Zain disini juga. Huft." batin Diana, dia menyimpan tas lalu membaringkan badannya di kasur. "Untung dia cuek. Apa dia lupa ya sama aku? Semoga deh." gumamnya pelan kemudian bangkit menuju kamar mandi.
***
1 tahun kemudian
"Gak terasa ya, kita dah semester tiga." ucap Diana pada Ni'mah. "Mana ya Hana?" tanyanya.
"Bentar lagi sampai." jawab Ni'mah sambil menunggu Hana dibawah pohon dengen. Berselang beberapa menit Hana datang diantar suaminya.
"Kapan penelitian Hana?" tanya Diana.
"Sementara mi penelitian. Kamu ini heboh tapi ketinggalan info. Hahaha." ujar Ni'mah, dia juga mulai heboh ketularan Diana.
"Ha? Iya kah? Kemana saja aku kok ketinggalan info!" jawab Diana lebay.
"Sibuk pacaran. Hahaha." canda Ni'mah.
"Kalian kalau ketemu sudah seperti penjual dipasar." ujar Hana.
"Bener banget Hana. Seru kalau sama Diana!" jawab Ni'mah. Hana hanya geleng kepala melihat tingkah kedua sahabatnya.
"Kalian gimana judul Tesisnya?" tanya Hana.
"Bantu ya Han." ujar Diana memelas, sambil mengatupkan kedua tangannya di dada.
"Kan sudah dibantu susun kalimat judulnya nah!" ucap Hana geram.
"Bukan itu Hana, tapi menghadap ke Kaprodi. Temani ya?" Hana tepuk dahi mendengar ucapan Diana.
"Kalian pergi berdua saja cocok, kalau aku ikut temani nanti dicurigai gimana?" ucap Hana menakuti temannya.
"Kok bisa!" tanya Ni'mah.
"Iya. Dikira aku yang bikin. Hahaha." Hana merasa lucu mengerjai teman²nya yang wajah mereka sudah serius dan tegang.
"Hana malah bercanda. Huh." ucap Diana kesal yang diangguki Ni'mah.
"Iya² besok aku temani, sebelum aku nikah apa sih yang gak buat kalian?" Sambil meneliti Hana sudah mulai menyusun hasil penelitiannya.
"So sweet Hana. Makin sayang! Nanti aku kasih kado terindah saat kamu nikah. Ok Hana." ucap Diana bahagia.
"Bener Hana." sahut Ni'mah.
"Ok." ujar Hana singkat.
"Alhamdulillah terima kasih ya Allah sudah memberikan aku kedua sahabat seperti mereka." batin Diana memandang Hana dan Ni'mah bergantian.
***
Keesokan harinya Diana sudah datang ke kos Hana.
"Hana sudah siap kan?" sapa Diana. Pagi² sudah nongol dikos Berkah karena mau ditemani ajukan judul Tesis.
"Siap lah! Kan kalian udah teror aku terus. Sampai gak bisa tidur tau gak?" canda Hana.
"Gak mungkin, paling gak bisa tidur gegara mau nikah. Hihihi." ledek Diana. "Ayo ke kampus. Ni'mah menunggu disana karena dia naik ojek." ujar Diana.
"Kok bisa? Motornya mana?"
"Masuk rumah sakit. Ayo lah!" mereka keluar kamar menuju kampus dengan naik motornya Diana.
"Kenapa kamu gak jemput Ni'mah saja? Kan kosku dekat."
"Ya kan biasanya dia bawa motor, tiba² saja masuk bengkel jadi dia naik ojek! Gimana aku mau jemput kalau aku baca chatnya pas aku dah dikos kamu Hana." jelas Diana. Mereka berbincang saat diatas motor dengan Diana yang membonceng.
Tiba dikampus mereka bertiga ketemu dibawah pohon dengen, kemudian menuju ruangan ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam.
"Permisi, ada ketua Prodi?" tanya Hana pada staf baru.
"Masuk ki beliau ada di dalam." ucap Staf ramah.
"Permisi pak."
"Oh Hana, masuklah. Sama siapa?" tanyanya karena seperti ada bisik² dibelakang Hana.
"Sama teman pak. Ayo sini!" ajak Hana.
Diana dan Ni'mah akhirnya muncul juga.
"Permisi pak. Maaf ganggu." ucap mereka kompak.
"Iya silahkan duduk." ucapnya ramah. "Ada yang bisa saya bantu Hana?" tanya Kaprodi MPI namanya Syamsu Dhuha, biasa dipanggil pak Syam.
"Begini pak Syam. Mereka mau mengajukan judul Proposal Tesis pak. Ini tolong diperiksa!" ujar Hana ramah seraya menyodorkan kertas berserta map yang ada didepan meja.
"Baik, nanti akan saya periksa karena sekarang saya masih sibuk. Sering² saja cek, nanti kalau sudah akan saya simpat dimeja staf ya!" jelasnya.
"Baik pak. Kami permisi dan terima kasih." mereka bertiga meninggalkan ruangan Kaprodi dengan perasaan lega setidaknya usulan mereka diterima.
"Insya Allah diterima." ujar Hana menyemangati.
"Pati diterima karena Hana yang antar ki. Bagaimana Ni'mah?"
"Hhmm tentu."
"Kamu kenapa sih?" tanya Diana pada Ni'mah.
"Itu pak Syam toh tatapannya ke Hana lain. Maksudku kayak suka sama Hana baru ramah!"
"Memang beliau ramah kali!" sangkal Hana.
"Gak Hana! Aku bisa lihat dari tatapan matanya. Kalau ucapanku benar gimana?" tantang Ni'mah.
"Ya gak gimana² juga kali! Kan Hana sudah lamaran." ujar Diana.
"Iya ya. Selamat Hanaku ♡. Semoga bahagia ya! Berapa maharnya?" tanya Ni'mah.
"Satu set perhiasan dan seperangkat alat sholat." jawab Hana malu².
"Wah mantap itu! Aku juga mau." seru Diana.
"Iya nanti juga akan tiba saatnya." ujar Hana. "Ayo ke kos, aku harus melanjutkan olah data." ajak Hana.
"Aku pulang saja deh, mau cek motorku." ujar Ni'mah.
"Sama ki pale Ni'mah, kan jauh rumahmu. Ayo!" ucap Diana, mereka melangkah ke tempat masing² sambil melambaikan tangan sebagai salam perpisahan.
***
"Hay Hana, kamu mau ngapain kesini?" tanya Diana.
"Mau daftar seminar nih. Gimana judul kamu sudah di ACC oleh Kaprodi atau belum?" tanya Hana.
"Sudah Hana. Yee terima kasih banyak Hana, karena bantuan kamu aku bisa lanjut buat Proposal. Kemarin itu stafnya telfon aku katanya judul aku sudah di ACC oleh Kaprodi. Mungkin bentar lagi Ni'mah nyusul." jelas Diana.
"AlhamduLillah. Sama², semua juga berkat usaha kalian kan! Kamu bisa kok, semangat ya." ujar Hana.
"Tapi bantuin ya buat Proposalnya!" ucap Diana memelas sambil mengedikan satu matanya.
"Ih genit, nanti diusahakan, gak janji ya!" ujar Hana.
"Janji dong supaya jadi, kalau kamu gak boleh keluar biar kami deh kesana, ya!" masih usaha.
"Hhmm nanti aku tanya suamiku dulu."
"Cie yang sudah punya suami, Hana! Nanti aku bujuk deh suami kamu biar mau bantu, khususnya Proposalku."
"Iya iya nanti diusahakan." jawab Hana sambil geleng kepala melihat tingkah temannya yang somplak itu.
"Hana tunggu! Mau kemana?" tanya Diana.
"Mau mendaftar Diana, ada apa lagi sih?" tanya Hana geram.
"Hehehe." Diana nyengir tanpa rasa bersalah. "Ayo aku temani." lalu berjalan beriringan dengan Hana.
"Permisi kak, boleh masuk?" tanya Hana sopan ketika tiba diruang staf.
"Masuklah pengantin baru." ujar kak Sandra. "Ada yang bisa saya bantu de?" tanyanya.
"Mau daftar seminar hasil kak, ini berkasnya! Coba kakak cek, apakah masih ada yang kurang?" tanya Hana.
"Dicek dulu ya de! Tunggu sebentar." ucap kak Sandra sambil mengecek berkas yang disetor oleh Hana. "Gimana pengantin baru, tinggal dimana?" tanyanya sambil melakukan tugasnya.
"Alhamdulillah bahagia kak, masih di rumah mertua kak karena ada keluarga suami yang sakit." jawab Hana jujur.
"Betah jiki de?" tanyanya memancing.
"Betah sih kak, disana ramai banyak orang kak." jawabnya singkat.
"Bukan itunya Hana, tapi sikapnya de?"
"Bagus kak, semua baik kok."
"Baguslah kalau begitu, semoga Sakinah Mawaddah Warahmah ya de!" doa kak Sandra tulus.
"Aamiin." Ucap Hana dan Diana.
"Kamu bagaimana Diana?" tanya kak Sandra.
"Sudah ACC judul kak, mau buat Proposal dulu baru ajukan pembimbing." jawab Diana.
"Gerak cepat ki de, ditinggal Hana ki itu!" ujar kak Sandra.
"Sudah ditinggal memang mi kak, tinggal nikah, tinggal Proposal, malah ditinggal penelitian mi juga kak." ucapnya semangat. "Tapi bagus juga kak, kalau selesai duluan kan enak nanti gantian kami yang dia ajari." ucapnya bangga.
"Iya ide bagus juga itu, hanya tidak seru jika tidak bersamaan ki wisuda." kata kak Sandra. Diana nampak berpikir!
"Sudah terlanjur juga tertinggal kak, sekarang tinggal jalani saja." ujar Diana sendu.
"Semangat." ucap Kak Sandra sambil tersenyum melihat Diana yang nampak sedih.
"Itu Ni'mah datang." ucap Hana mengalihkan pembicaraan, Hana melihat ada ketegangan di wajah temannya yakni Diana.
"Hai, aku terlambat ya?" tanya Ni'mah.
"Gak kok, ini Judulnya tinggal buat Proposalnya." jelas Hana.
"Kenapa saat ajukan judul tidak langsung buat Proposalnya de?" tanya kak Sandra.
"Masih bimbang kak, judul mana yang akan di ACC." jawab Ni'mah Jujur.
"Kalau Hana dia serba cepat, ada judul maka ada Proposal." jelas kak Sandra. "Makanya waktu ACC judul langsung kasih masuk Proposalnya untuk dibuatkan SK (surat keputusan) buat Pembimbing, jadi hanya dua atau tiga hari bimbingan mi Hana." jelas kak Sandra lagi.
"Tenang kak, ini judul kalau Hana yang bantu kerja, maka besok saja sudah ajukan proposal buat SK." ujar Ni'mah bangga.
"Eh, kamu lupa Hana sudah nikah?" tanya Diana. Ni'mah hanya cengengesan sambil menganggak dua jarinya membentuk huruf v.
"Kan bisa izin culik Hana dulu." jawab Ni'mah setelah diam beberapa saat.
"Serah kalian dah!" ujar kak Sandra sambil ketawa. "Ini sudah diproses de, tunggu mi jadwa seminar ta nah! Nanti ku kabari jiki itu de." ucap kak Sandra.
"Terima kasih banyak kak." ucap Hana. "Kami pamit. Ayo." ajak Hana pada teman²nya.
"Kita mau kemana Hana?" tanya Diana.
"Situ aja yuk di bawah pohon!" ujar Ni'mah memberi usul. Mereka bertiga duduk di bawah pohon yang sejuk.
"Jadi gimana solusi yang bagus buat kami Hana?" tanya Diana serius.
"Kalau kalian mau dibantu sekarang bisa, ayo kita ke perpus cari referensinya. Kalau kalian mau ajak aku bermalam susah karena aku ada suami!" jawab Hana.
"Ke kantin dulu yuk haus nih, nanti baru lanjut ke Perpus." usul Ni'mah. Mereka bertiga membeli minum dan roti kemudian menuju perpus.
"Aku chat suami aku dulu ya!" pamit Hana pada kawannya. Diana dan Ni'mah saling pandang lalu mengangguk.
"Ada apa Hana?" tanya Diana dan Ni'mah kompak sambil memandang Hana heran.
"Itu, om yang dijenguk suami aku meninggal dan sekarang jenazahnya dibawa ke rumahnya." ucapnya lirih. "Maaf ya, kalian bisa kan cari referensi berdua dulu?" tanya Hana tidak enak hati.
"Gak apa² kok! Kami justru yang tidak enak, turut berduka ya Hana, semoga almarhum diterima Allah swt. Aamiin." doa Diana tulus.
"Kalau gitu aku duluan ya!" Hana pulang naik angkutan umum, dan tidak lupa membalas chat suaminya.
"Hana dah pulang, kita kemana?" tanya Diana pada Ni'mah.
"Ke Perpustakaan yuk, mau cari tambahan referensi." ajak Ni'mah dan Diana setuju. Mereka ke Perpustakaan berdua.