Jangan lupa mampir di Fb otor (Mima Rahyudi)
**
**
**
“Dad! Aku ingin kita akhiri hubungan kita!” seru Renaya tiba-tiba.
“Kenapa, baby?” tanya Mario.
“Aku nggak nyaman sama semua sikap Daddy,” jawab Renaya
“Kita tidak akan pernah berpisah, baby. Karena aku tidak akan melepaskan kamu.”
Hidup Renaya seketika berubah sejak menjalin hubungan dengan Mario, pria matang berusia 35 tahun, sementara usia Renaya sendiri baru 20 tahun. Renaya begitu terkekang sejak menjadi kekasih Mario, meski mungkin selama menjadi kekasihnya, Mario selalu memenuhi keinginan gadis cantik itu, namun rupanya Mario terlalu posesif selama ini. Renaya dilarang ini dan itu, bahkan jika ada teman pria Renaya yang dekat dengan sang kekasih akan langsung di habisi, dan yang paling membuat Renaya jengkel adalah Mario melarang Renaya untuk bertemu keluarganya sendiri. Sanggupkan Renaya menjalani hidup bersama Mario? Kenapa Mario begitu posesif pada Renaya? Ada rahasia apa di balik sikap posesif Mario?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mima Rahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
“Come on, Baby! Puaskan aku!” seru seorang pria tampan yang kini tengah berada dibawah tubuh seorang gadis cantik berambut hitam panjang, dengan tubuh nan sintal tengah menaik turunkan tubuhnya diatas tubuh sang pria.
“Dad! Aku…..”
“Bersama, Baby!” seru pria itu.
Erangan panjang keluar dari mulut keduanya, ranjang yang sudah berantakan menunjukkan bahwa baru saja terjadi perang nikmat sepasang pria dan wanita di ranjang itu, ranjang berukuran king size di sebuah kamar apartemen nan mewah.
“Baby, kamu selalu membuat aku puas, terima kasih,” kata pria itu sambil menciumi gadis cantik yang kini tiduran diatas dadanya.
“Dad, aku capek,” rengek gadis itu.
“Tidurlah,” balas pria itu sambil mengecup singkat kening gadis itu, “I love you.”
Dalam sekejam, gadis cantik itu terlelap dalam dekapannya, karena lelah setelah bertempur nikmat tadi.
Renaya Aquila Gabriella, gadis yang baru saja menginjak usia 20 tahun itu, sudah hampir satu tahun ini menjalin hubungan dengan seorang pria. Dialah Mario Martino Jatana, pria berusia matang, 35 tahun yang telah memenangkan hati gadis cantik itu.
Pertemuan mereka diawali dari sebuah club malam, dimana keduanya memiliki kesamaan hobi, Mario suka clubbing, sedangkan Renaya selain suka clubbing dia juga seorang DJ. Perbedaan usia 15 tahun tidak menjadi masalah untuk keduanya, bahkan diantara teman-teman Renaya, hal itu wajar terjadi, jadi simpanan sugar daddy.
Namun tidak untuk Mario. Mario benar-benar menjadikan Renaya ratunya, apalagi dia juga belum menikah, jadi tidak ada dalam kamus Mario menjadikan Renaya simpanan sugar daddy. Renaya benar-benar menjadi wanita kesayangan Mario, bahkan kesucian Renaya pun menjadi yang pertama untuk Mario.
Renaya sejak usia 19 tahun memang sudah mandiri mencari uang sendiri untuk biaya hidup dan kuliahnya. Hidup di dalam keluarga pengusaha kaya ternyata tidaklah membuat Renaya bahagia, apalagi sejak sang Papi kembali menikah setelah Maminya meninggal karena serangan jantung.
Memiliki ibu tiri yang sebenarnya baik hati ternyata tidaklah membuat Renaya bahagia, maka dia memilih tinggal di apartemen sejak mulai duduk di bangku kuliah. Sejak itu, kehidupan Renaya menjadi sangat bebas bersama teman-teman dugemnya, hingga akhirnya mengenal Mario.
“Baby, bangun… sudah sore,” kata Mario sambil menciumi Renaya yang masih terlelap dibalik selimutnya.
“Masih sore, Dad,” rengek gadis itu sambil menggeliat manja, membuat Mario semakin gemas melihatnya.
“Jangan seperti itu, sayang. Kamu membuatku ingin menerkammu lagi,” balas Mario, “Ayo bangun! Kamu harus menemaniku ke club mala mini, aku ada pertemuan dengan relasi bisnis disana! Kamu tidak mau kan melihatku tahu-tahu memangku wanita lain.”
“Nggak boleh, Dad!” teriak Renaya yang langsung membuka matanya kemudian duduk. Mario tampak juga belum mandi ternyata.
“Satu ronde, sayang… lalu kita mandi bersama,” bisik Mario.
Renaya sudah tidak bisa menolak jika tangan-tangan kekar nan lembut seorang Mario sudah mulai menjamah setiap jengkal tubuhnya. Desahan kecil keluar dari bibir mungilnya.
“Dad….”
“Mendesah, baby,” bisik Mario sambil menciumi tengkuknya.
Tangan Mario sudah menjalar kesana kemari hingga akhirnya, tiba di titik inti seorang Renata, membuat Renata berteriak dan menggelinjang hebat gara-gara sentuhan jari jemari pria itu.
“Daddy! Ampun…”
“Apa? Minta lagi sayang. Daddy belum dengar,”
“Daddy! Stop it!” teriak Renata
“Keluarkan dulu, baby!”
Tubuh Renaya menegang karena merasakan hebatnya arus bawah yang mengalir begitu deras karena ulah sang kekasih, napasnya tersengal. Mario tidak berhenti, segera dia mengungkung tubuh sintal itu hingga sesuatu yang menegangkan di bawah sana Renaya rasakan melesak semakin dalam dan penuh.
“Renaya, kanapa kamu selalu membuatku bergairah setiap waktu,” bisik Mario.
Renaya tidak bisa menjawab apapun, hanya desahan-desahan panjang dan semakin membuat Mario bergairah untuk semakin menghujamkan senjata kebanggaanya ke dalam lembah penuh kenikmatan sang kekasih.
Mandi bersama, adalah rutinitas selanjutnya pasangan kekasih itu. Kali ini cukuplah mandi bersama, karena Mario sudah ada janji dengan cliennya di sebuah club malam. Ternyata pergulatan mereka sore itu tidaklah cukup satu jam saja, tanpa terasa waktu sudah hampir menunjukkan pukul delapan malam.
Renaya sesungguhnya lelah, namun dia harus ikut Mario ke club malam, dia tidak akan rela sang kekasih didekati wanita-wanita malam yang pastinya bertebaran di setiap sudut club malam.
Malam ini, ia memutuskan untuk tampil berani dan memukau, mengenakan gaun hitam ketat yang memeluk tubuhnya dengan sempurna. Pakaian yang ia pilih menonjolkan lekuk tubuhnya yang ramping, memperlihatkan bahu indahnya dan sedikit belahan dada yang membuat penampilannya semakin menggoda. Kakinya yang jenjang tampak elegan dalam balutan sepatu hak tinggi berwarna hitam mengilap, setiap langkahnya diiringi gemerisik halus.
Rambut panjangnya yang tergerai bebas berkilau di bawah sorotan lampu, menambah kesan glamor. Renaya melirik dirinya di cermin sekali lagi, mengatur sedikit riasannya—lipstik merah menyala yang kontras dengan kulitnya yang cerah. Malam ini ia siap untuk bersenang-senang di klub malam, bersama Mario-sugar daddynya.
“Dad! Aku sudah siap!” teriak Renaya.
Mario yang baru saja keluar dari ruang ganti, tampak terkejut melihat penampilan sang kekasih.
Mario baru saja keluar dari ruang ganti, menepikan sedikit kerah kemeja hitam yang dikenakannya. Saat pandangannya jatuh pada Renaya, yang sudah berdiri anggun di ujung ruangan dengan pakaian malam yang memukau, dia terhenti sejenak, hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Renaya tampak luar biasa, gaunnya yang ketat menonjolkan setiap detail dari kecantikan alaminya, dan kilau rambut panjangnya menambah sentuhan sempurna pada keseluruhan penampilannya. Mario tidak bisa menahan senyum bangga yang perlahan muncul di wajahnya.
“Wow…” gumamnya pelan, matanya masih terpaku pada sosok Renaya. Ia melangkah mendekat, penuh kekaguman yang tersirat jelas dalam sorot matanya. "Kamu terlihat... luar biasa malam ini, Baby," ucapnya, suaranya terdengar rendah.
Renaya menoleh dengan senyum lembut, sedikit mengangkat alisnya sambil menatap Mario yang tampak terpesona. “Daddy suka?” tanyanya sambil memainkan ujung rambutnya dengan lembut, sedikit malu-malu meski dalam hati merasa senang dengan reaksi kekasihnya.
"Suka?" Mario menggeleng pelan sambil terkekeh, lalu mengulurkan tangan untuk meraih jemarinya. “Kamu cantik setiap saat, tapi malam ini… kamu benar-benar menakjubkan. Aku bahkan merasa beruntung bisa berdiri di sebelahmu.”
Renaya tertawa kecil, wajahnya sedikit memerah, namun tak bisa menyembunyikan kebahagiaan dalam senyumnya. "Kamu juga terlihat keren, Daddy. Sepertinya kita akan jadi pasangan paling menarik di club malam nanti."
Mario meremas tangan Renaya dengan lembut, matanya masih terpaku pada wajah cantiknya. “Percayalah, mereka tidak akan bisa melihat yang lain selain kamu malam ini.”
Mario lalu mencium kening Renaya, “Nanti jangan jauh-jauh dari aku, aku tidak mau kamu di pegang pria lain.”
Renaya tertawa, sambil membalas mencium pipi kekasihnya yang mulai ditumbuhi bulu-bulu halus karena memang sengaja belum dicukur.
“Mana ada yang berani menyentuhku, Dad. Semua orang tahu aku ini milikmu, sang penguasa kota ini,” balas Renaya.
Memang benar, Mario termasuk penguasa di kota tersebut dengan kerajaan bisnis yang menggurita, siapa tidak kenal dengan Mario.
Mario menggenggam tangan Renaya sedikit lebih erat saat mereka bersiap untuk berangkat. Ia menatapnya dengan serius, meskipun senyum tipis masih terlukis di wajahnya. "Sayang, nanti jangan jauh-jauh dariku ya," katanya lembut namun tegas, matanya mengisyaratkan kekhawatiran yang tersirat di balik kata-katanya.
Renaya menatap Mario sejenak, tersenyum sambil mengangkat bahu dengan santai. "Tenang aja, aku kan udah besar, bisa jaga diri," ujarnya sambil tertawa kecil, berusaha meredakan kekhawatiran Mario.
Tapi Mario tidak teralihkan. Ia mendekatkan wajahnya sedikit, menatap Renaya dengan penuh perhatian. "Aku tahu kamu bisa jaga diri, tapi tempat itu ramai dan bisa sedikit berbahaya. Aku cuma nggak mau kamu hilang di keramaian atau ada yang mendekat yang nggak kita inginkan," ucapnya dengan nada lembut
“Ih! Daddy nggak asyik! Aku kan udah besar, Dad! Posesif amat!” gerutu Renaya
“Itu aku lakukan karena kamu milikku, milik Mario seorang, paham? Daddy tidak rela kamu disentuh pria lain.”
Renaya hanya menghembuskan napas kasar saja.
“Susah amat punya cowok posesif,” gerutunya dalam hati.
jadi wajib baca dan masuk rak.