"Jangan bunuh aku, tidaaaaak."
Crassss.
Kepala jatuh menggelinding dari anak nya ketua kampung yang baru menikah, sejak saat itu setiap malam purnama maka akan selalu ada korban yang jatuh, banyak nya korban dengan bentuk sama membuat wanita sakti bernama Purnama juga di curigai oleh banyak orang.
Benarkah bila Purnama si wanita ular kembali di jalan yang sesat?
Benarkah bila kata orang dia kembali kejalan sesat untuk menyempurnakan ilmu nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Tuduhan
Mus menatap Rizal yang baru datang setelah lama di tunggu di pos ronda, membuat yang lain kesal saja di buat nya. Rizal tadi di suruh mencari tuak untuk teman makan kacang goreng, malah lama sekali datang nya dan kacang pun sudah mau habis di makan, lalu sekarang dia datang dengan motor nya yang besar.
Selain keren dia ini juga lumayan tampan, namun entah kenapa tidak juga laku kawin. mungkin karena terlalu pemilih sehingga sampai umur segini pun tak kunjung punya pasangan, sekitar lima pemuda sedang duduk ngobrol karena pos ini memang khusus untuk yang bujangan. Saja dan yang ujung sana bagian untuk yang tua tua.
"Ini tuak nya, lama karena antri tadi." Rizal pun duduk di antara teman teman nya.
"Udah keburu habis kacang nya, Zal." Mus kesal pada teman nya.
"Ya mau gimana wong memang antri kok, malam ini ramai yang beli." Rizal membuka tutup botol.
"Kau juga beli bir ini." seru Angga melihat isi kantong.
"Buat yang tidak minum tuak, ya minum bir saja." jawab Rizal.
"Weeeh banyak uang nih kayak nya." guyon Bima.
"Kalau tidak punya pasangan pasti banyak uang lah, beda cerita saat punya pasangan." jawab Rizal.
"Di pikir pikir memang iya sih, lihat lah Novan yang sampai habis habisan sama Diana." celetuk Angga.
"Kasihan aku sama dia, mana harus mati muda juga! aku yakin dia meninggal karena depresi." Bima menceritakan teman nya.
Rizal hanya menarik nafas panjang karena dia juga kasihan pada teman mereka itu, sudah banyak di makan uang dia oleh sang kekasih, tapi masih di tinggal selingkuh oleh Diana. akhir cetita mereka malah sama sama meninggal, tentu saja para teman nya sangat kehilangan sosok Novan.
"Kau kenapa sih dari tadi kayak orang gelisah gitu?!" Angga heran pada Mus.
"Sebenar nya aku takut keluar dari rumah, takut setan itu muncul lagi." Mus teringat saat dia di jamban.
"Setan apa yang kau bicarakan?" Bima mengerut bingung.
"Malam itu aku pergi kejamban, lalu ada yang melempar batu saat aku sedang menikmati desakan yang mau keluar! lalu akhir nya dia pun datang padaku, ada yang bersayap dan ada yang tubuh nya penuh api." jelas Mus sangat ngeri.
Teman teman nya saling pandang karena merasa Mus hanya berkhayal saja, mungkin rasa nya mereka akan percaya bila yang di temui adalah kuntilanak, lah ini ada pakai sayap segala dan tubuh nya di kobari api. cerita Mus sangat tidak masuk akal sehingga mereka pun tak percaya, paling juga mimpi pikir mereka.
"Masa minum tuak saja kau sudah mabuk, Mus!" Angga memegang kening teman nya.
"Aku tidak bohong, sialan!" Mus menepis tangan Angga.
"Siapa yang akan percaya dengan cerita mu, Mus! kecuali anak kecil, mungkin akan percaya." Rizal juga tidak percaya.
"Demi allah aku tidak bohong, mereka berdua ada di hadapan ku kala itu!" Mus sampai ngotot.
Angga geleng geleng kepala dengan cetita nya Mus yang sangat tidak masuk akal, yang ada malah membuat geli ingin tertawa. sedangkan Mus yang merasa di remehkan kian kesal, dia berdoa dalam hati agar suatu saat para teman nya ini di datangi setan dua yang sudah mendatangi dia.
"Leher mu kenapa, Zal?" Angga malah memperhatikan leher nya Rizal.
"Kenapa?" Rizal meraba leher nya dengan bingung.
"Ini darah kan? kau terluka ya!" Angga mencolek leher Rizal.
Mus dan Bima juga ikut melihat leher Rizal yang sedang di periksa oleh Angga, mereka melihat darah sampai kebaju juga. tidak banyak karena kelihatan seperti darah yang terciprat, yanng di baju juga sudah mengering hanya tinggal di bagian leher saja.
"Aku enggak ada terluka kok!" jawab Rizal bingung.
"Tapi ini darah, Zal!" kekeh Angga mencium bau amis.
"Lah darah apa? aku juga tidak tau apa apa." Rizal santai saja.
"Kau! kau tadi lama bukan karena membunuh orang kan, Zal?!" Angga tersurut mundur.
Begitu juga hal nya dengan Mus dan Bima setelah mendengar ucapan Angga, Rizal yang di tuduh langsung tersentak kaget karena dia tidak menyangka teman nya akan bicara begitu.
"Kau ngomong apa, Ngga! nanti di dengar orang malah aku kena tuduh." sengit Rizal.
"Saat Sandi dan Rea di bunuh, kau pamit pergi kewc kan!" Mus mulai berpikir macam macam.
"Aku memang kekamar mandi, kenapa kalian malah menuduh ku begini?!" Rizal takut dan juga syok.
"Tunggu! kita tahlilan di rumah juragan kambing, kau juga terlambat dan besok nya Ridho mati begitu!" Angga tersentak kaget.
"Aku tidak begitu, ayo lah jangan tuduh aku begini." teriak Rizal ketakutan.
Tapi teman teman Rizal memang sudah ketakutan karena ada percikan darah di tubuh Rizal, belum lagi peristiwa yang terjadi itu juga bisa sama dengan kehadiran Rizal di sana. semakin curiga lah mereka, sedangkan yang di tuduh sangat ketakutan mendengar nya.
"Tolong percaya lah padaku, aku tidak mungkin begitu!" Rizal sampai mengejar teman teman nya.
"Semua bukti sudah cukup, Zal! darah itu pasti milik korban yang kau habisi, siapa yang kau bunuh kali ini?" Angga mengacuhkan kayu agar Rizal tidak mendekat.
"Aku tidak membunuh siapa pun!" teriak Rizal mulai putus asa dengan tuduhan ini.
"Kita lihat besok siapa yang jadi korban perbuatan mu! tidak ku sangka kau bisa begini." Mus juga kecewa dengan teman nya.
"Kau ku hormati sebenar nya karena lebih tua dari kami, ternyata kau malah rusak begini." Bima tak kalah kecewa nya.
"Tolong lah, tolong percaya padaku! aku juga tidak tau kenapa ada darah di baju dan leher ku." Rizal masih berusaha menjelaskan.
"Andai kau tau maka pasti sudah kau bersihkan, karena kau takut ketahuan oleh kami." geram Angga.
"Kenapa kau tega membunuh mereka?!" Bima bertanya tanpa sadar.
"Aku tidak membunuh mereka! harus berapa kali ku katakan bahwa aku tidak membunuh mereka, soal darah ini pun aku sungguh tidak tau asal nya dari mana!" Rizal sungguh tak habis pikir pada teman teman nya.
Terlebih mereka semua langsung pergi meninggalkan Rizal sendirian, Angga dan yang lain sangat syok. namun di hati nya masih berharap bahwa bukan Rizal yang sudah melakukan ini semua, semoga saja besok tidak ada korban sehingga mereka pun bisa percaya pada Rizal.
Tapi bila ada maka sudah yakin seratus persen bahwa Rizal memang pelaku pembunuhan yang sudah memakan tiga pasang nyawa di desa ini saja, belum di desa lain yang juga ada korban jatuh.
atau jangan² ini ulahnya pak lurah lagi
dan yg pasti,slah 1 d antara mreka adlh plakunya...