Roxana, sudah 8 kali dia mati dan ini adalah kehidupannya yang ke-9.
Setiap hidupnya dia pasti merasuki tubuh seorang wanita dengan berbagai posisi dan karakter. Tapi nahasnya setiap usianya mencapai 25 tahun pasti dia mati.
Pada kehidupannya kali ini pun sama, tapi kali ini dia hidup di tubuh seorang ibu yang sangat ditakuti. Bukan karena wajahnya tapi perangai dan sikapnya.
Akankan ia lagi-lagi harus mati saat usianya mencapai 25 tahun?
Atau dia akan menggunakan semua kemampuan yang pernah ia miliki untuk bisa bertahan hidup lama kali ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Duke Utara 26
Dokter dipanggil secara diam-diam untuk memeriksa Roxane. Setelah memeriksa beberapa lama, dokter menggelengkan kepalanya. Ia tidak bisa menyembuhkan Roxane karena tidak ada penyakit di sana. Semua bagian tubuhnya sehat. Aliran darahnya lancar dan energinya juga baik.
Ya, seperti itulah yang dijelaskan oleh dokter. Tidak ada yang salah dengan tubuh Roxane. Semua sungguh dalam kondisi yang baik dan sehat.
" Tapi kenapa dia belum juga sadar hah! Lakukan lagi! Periksa dia lagi! Periksa dengan benar, atau kalau tidak aku akan menebas lehermu di sini juga!"
" A-ampun Paduka, saya bersalah. Tapi sungguh Yang Mulia Grand Duchess dalam kondisi sangat sehat."
" Sehat katamu! Kalau sehat mengapa dia belum bangun!"
Sreeet
Bruuuk
" Paduka tolong terang lah, di luar ada Nona Lilian, kalau Nona mendengar beliau akan takut."
Sreeet
Leoric kembali memasukkan pedangnya ke sarung pedang. Dia mengusap wajahnya kasar. Sedangkan dokter yang saat ini bersujud di lantai dengan tubuh gemetar itu langsung di suruh pergi oleh Oland. Ya beruntung Oland mencegah Leoric dengan menggunakan Lilian sebagai alasannya. Jika tidak mungkin dokter itu benar-benar akan kehilangan nyawanya.
" Ayah, ibu kenapa?"
Pintu kamar Roxane dibuka. Lilian masuk kesana lalu menghambur ke pelukan Leoric. Gadis kecil itu terisak sedih melihat ibunya tang terbaring tidak sadarkan diri.
" Ibu sedang sakit sayang, sekarang ibu tengah tidur karena baru saja minum obat. Hari ini Lili belajar sama Melba ya, biarkan ibu istirahat boar cepet sembuh."
" Baik Ayah, Lili akan menurut. Daa Ibu, semoga ibu cepat sembuh ya."
Melba membawa Lilian kembali ke kamar. Leoric lalu menumpahkan air matanya setelah Melba benar-benar membawa Lilian keluar dari sana.
Leoric meraih tangan Roxane dan menggenggamnya. Ia tersentak saat tubuh istrinya itu begitu dingin. Namun ia memeriksa detak jantung Roxane, dan itu masih terasa. Namun meskipun begitu, Leoric meminta Sonya dan beberapa pelayan untuk membuat kamar itu terasa lebih hangat.
" Paduka, apa kita harus memanggil pendeta. Siapa tahu Pendeta bisa menyembuhkan Nyonya."
" Pendeta di kekaisaran ini tidak bisa dipercaya Oland. Mereka semua adalah kki tangan Kaisar bajingan itu."
" Kalau begitu, coba kita cari pendeta lain Paduka. Pendeta yang sama seklai tidak punya hubungan dengan kaisar."
Shaaaah
Leoric langsung melihat ke arah Oland. Pikirannya yang tengah kalut tidak bisa berpikir hingga ke sana. Dan ia sedikit bangga kepada Oland karena memiliki ide itu.
" Ya, kau benar Oland. Minta beberapa orang kesatria untuk melakukan tugas itu, secepatnya. Cari ke seluruh benua dan tawarkan hadiah yang besar. Tapi minta mereka untuk hati-hati. Jangan sampai pergerakan mereka diketahui oleh kekaisaran."
" Baik Paduka, saya akan langsung menugaskannya."
Oland bergegas, dia tahu tuannya saat ini dalam keadaan kalut karena sang nyonya. Jadi dialah yang harus berpikiran realistis.
Tok tok tok
Pintu ruangan Roxane diketuk, Leoric yang tidak mengizinkan siapapun masuk kecuali Lilian, Sonya, Melba, Oland, dan Levin memilih untuk berjalan keluar kamar. Rupanya di depan kamar Roxane sudah berdiri seseorang yang sangat tidak ia ingin lihat.
Wanita yang berdiri dengan angkuh namun berpura-pura menampilkan wajah sedihnya, sungguh menjijikkan bagi Leoric yang melihatnya.
" Ada apa?"
" Yang Mulia Grand Duchess, bagaimana keadaannya Paduka. Saya sungguh merasa khawatir. Kemarin beliau masih terlihat baik. Tapi kenapa sekarang begini. Apa ada yang bisa saya bantu." Melanie berkata dengan penuh sikap manis dan berempati. Tapi tentu saja Leoric sama sekali tidak terpengaruh dengan wanita culas itu. Terlebih ia ingat betul bahwa Melanie lah yang melemparkan batu sihir untuk Roxane.
Namun Leoric juga tidak bisa gegabah langsung menyerang Melanie. Dia mengingat bahwa Roxane memainkan peran seolah dirinya terpengaruh dengan batu sihir itu. Ini bisa jadi kesempatan membuat Melanie semakin yakin bahwa rencananya berhasil.
" Tidak usah memedulikan Roxane, dia hanya tidak enak badan saja. Kembalilah ke kamarmu dan lakukan kegiatanmu seperti biasa."
Sheeet
Tap tap tap
Leoric pergi meninggalkan Melnaie yang masih berdiri di sana. Meskipun ia kesal karena Leoric bersikap tak acuh tapi dia tersenyum lebar, pasalnya rencananya berhasil.
" Bagus, dia tidak menjadi penurut tapi menjadi terbaring tak berdaya. Ini semakin memudahkan untuk kembali menguasai kastel. Ya, teruslah seperti itu Roxane, dan matilah dengan tenang."
TBC
Halo manteman, untuk yang kemarin maaf ya salah. Bener Melba itu dayang Lilian dan Sonya yang dayang Roxane. Karena pindah alat buat nulis jadi nama tokohnya sedikit kebalik. Tapi udah aku benerin ya. Makasih udah diiengetin.
.