Hubungan yang dijalin oleh Yuana dan Farhan selama tujuh tahun harus kandas begitu saja
Yuana melihat Farhan yang berselingkuh dengan sahabat karibnya yang bernama Intan
Dan akhirnya Yuana langsung memutuskan untuk pergi
Disaat sedang menata hatinya, ia tidak sengaja bertemu dengan seorang yang tak lain adalah suami dari mendiang kakaknya yang bernama Haris
Apakah Yuana akan menikah dengan Haris atau ia akan kembali lagi dengan Farhan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Malam harinya dimana mereka akan makan malam, Divan tidak melihat keberadaan Yuana yang dari tadi masih ada di dalam kamar.
Tok
Tok
Tok
Yuana membuka matanya dan merasakan kepalanya yang sangat pusing sekali.
Ia berjalan sambil memegang kepalanya yang sangat pusing dan segera Yuana membuka pintu kamarnya.
"Makan malam lah bersama mereka. Aku tidak ikut" ucap Yuana sambil menahan rasa sakit yang ada di kepalanya.
"Kamu kenapa Mbak?" tanya Divan yang melihat wajah pucat Yuana.
Yuana yang sudah tidak menahan rasa sakitnya lagi langsung jatuh pingsan.
"Mbak!" Divan langsung membopong tubuh Yuana dan membawanya ke rumah sakit.
Divan memegang tangan Yuana yang sangat dingin sekali.
"Kenapa tidak memberitahukan ku kalau kamu sakit" gumam Divan.
Sesampainya di rumah sakit, Divan lekas membawa Yuana ke ruang UGD.
Dokter meminta Divan untuk menunggu di luar ruang UGD.
Setelah itu dokter meminta perawat untuk memasang selang infus ke pergelangan tangan Yuana yang masih belum sadarkan diri.
Dokter memasukkan obat kedalam cairan infus Yuana.
"Nona, apakah mendengar suara saya" tanya dokter yang melihat Yuana yang sudah membuka matanya.
Yuana menganggukkan kepalanya dan ia yang masih pusing kembali memejamkan matanya.
Dokter memeriksa perut Yuana yang sedikit agak kembung dan kemungkinan lambung Yuana mengalami luka.
Hampir setengah jam dokter menunggu hasil lab dan ternyata dugaan dokter benar kalau Yuana terkena gejala typus.
Dokternya keluar dari ruang UGD dan memanggil Divan yang dari tadi sudah menunggunya.
"Bagaimana keadaannya Dok?" tanya Divan dengan wajah yang cemas.
"Pasien terkena gejala typus dan harus bed tress selama satu Minggu. Pasien harus istirahat total" jawab dokter yang juga mengatakan kalau akan memindahkan Yuana ke ruang perawatan.
Divan menganggukkan kepalanya dan meminta agar Yuana dipindahkan ke kamar VVIP.
Dokter memanggil perawat untuk menyiapkan kamar VVIP permintaan Divan.
Beberapa menit kemudian mereka memindahkan Yuana ke ruangan VVIP permintaan Divan.
Divan segera mengirimkan pesan kepada semua kliennya dan memberitahukan kalau tidak bisa menemaninya makan malam.
Setelah itu ia duduk di samping tempat tidur Yuana sembari menggenggam tangannya.
"Lekas sembuh Mbak, aku akan menemanimu disini" ucap Divan sambil mencium tangan Yuana.
Keesokan harinya dimana Yuana membuka matanya dan melihat tangannya yang sedang terpasang selang infus.
"Selamat pagi Mbak" sapa Divan yang sudah bangun dari tadi.
Divan meminta Yuana untuk tidak banyak bergerak dulu.
"Jangan beritahu Mas Haris kalau aku sedang di rumah sakit. Mbak tidak mau jika nanti Mas Haris malah tidak fokus bekerja" pinta Yuana.
Divan menganggukkan kepalanya dan memintanya untuk tidak khawatir.
Yuana bangkit dari tempat tidur dan akan menuju ke kamar mandi.
"Mbak biar aku yang mengantarkan mu ke kamar mandi" Divan memapah tubuh Yuana yang akan ke kamar mandi.
Yuana meminta Divan untuk keluar karena ia ingin buang air kecil.
Divan membalikkan badannya dan meminta Yuana untuk segera buang air kecil.
Yuana kebingungan untuk membuka celananya, Divan yang melihatnya langsung membantu untuk membukanya.
"Kalau sudah selesai, panggil aku Mbak" ucap Divan sambil menutup matanya.
Yuana merasa malu dan ia lekas untuk buang air kecil.
Setelah selesai Divan kembali memasangkan celana milik Yuana.
"Makan dulu ya Mbak" Divan mengambil makanan yang sudah disiapkan oleh rumah sakit.
Divan menyuapi Yuana yang saat ini kondisinya sangat lemah.
"Divan maafkan aku yang malah merepotkanmu" ucap Yuana yang merasa tidak enak dengan adik iparnya itu.
"Tidak ada yang direpotkan Mbak, Memang Mbak tahu kalau mau sakit? Nggak kan?" ucap Divan sambil melanjutkan menyuapi Yuana
Divan meminta Yuana untuk tidak usah memikirkan hal yang lainnya yang penting sekarang fokus sama kesehatannya.
"Mbak aku tinggal sebentar disini nggak apa-apa kan?" tanya Divan yang masih harus menemani kliennya.
Yuana menganggukkan kepalanya dan meminta Divan untuk fokus pada pekerjaannya.
"Tidak usah Repot-repot Tuan Divan, anda harus menjaga aset penting Tuan Haris" ucap salah satu klien yang datang menjenguk Yuana.
Divan dan Yuana langsung terkejut ketika melihat kedatangan mereka semua.
Yuana juga melihat Farhan dan Intan yang juga ikut ke rumah sakit.
"Tuan, Nyonya , kenapa kalian repot-repot seperti ini. Saya minta maaf sudah membuat anda kemari" ucap Yuana.
Mereka tersenyum dan meminta Yuana untuk banyak istirahat.
"Kami sudah berterima kasih karena sudah disambut dan diajak ke villa. Dan sebagai gantinya kami mengundang Tuan Divan dan Nona Yuana ke resort kami yang ada di Maldives" ucap salah satu klien.
Divan yang mendengarnya langsung mengucapkan terima kasih dan setelah itu para kliennya berpamitan pulang.
"Jaga dia jangan sampai kelelahan" ucap Tuan Steve.
Diva menganggukkan kepalanya dan ia berjanji akan menjaga Yuana sampai sembuh.
Semua klien telah keluar dan hanya tinggal Farhan bersama Intan yang masih ada disini.
"Y-yuana, semoga lekas sembuh. Aku minta soal...."
Yuana meminta intan dan Farhan untuk segera keluar dari kamarnya.
Divan yang melihat Yuana yang tidak suka dengan kehadiran mereka langsung meminta Farhan untuk segera keluar.
Farhan tersenyum sinis dan mengajak Intan keluar dari kamar perawatan.
Melihat Farhan yang sudah keluar bersama Intan, Yuana kembali duduk dan mengajak Divan mengobrol.
"Apakah kamu masih mencintainya?" tanya Divan.
"Tidak, buat apa mencintai lelaki yang suka berselingkuh" jawab Yuana.
Divan tersenyum dan meminta Yuana untuk tidak usah memikirkan Farhan lagi.
"Apakah Mbak masih menyukaiku?" tanya Divan yang langsung membuat Yuana terkejut dengan pertanyaannya.
Divan langsung tertawa terbahak-bahak melihat wajah Yuana yang terkejut seperti itu.
Jantung Yuana berdetak kencang sekali dan ia meminta Divan untuk tidak bercanda lagi.
"Divan aku sudah mengubur perasaan ini, aku sudah menikah dengan kakakmu" ucap Yuana dalam hati.
"Aku hanya bercanda Mbak, lagian mana mungkin Mbak Yuana mencintai aku" ucap Divan sambil mengambil air putih.
Yuana tersenyum dan ia kembali merebahkan tubuhnya kembali.
Disaat akan memejamkan matanya kembali tiba-tiba ponsel Yuana berdering dan melihat suaminya yang sedang menghubunginya.
Yuana yang tidak ingin suaminya tahu tentang dirinya yang sakit akhirnya meminta Divan untuk mengantarkannya ke halaman rumah sakit.
Sesampainya di sana, Yuana langsung mengangkat ponselnya.
"Selamat pagi sayang, Mas baru saja mendarat di bandara London. Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Haris.
"I-iya Mas semuanya baik-baik saja" jawab Yuana berbohong kepada suaminya.
Setelah mengobrol cukup lama, Haris menutup ponselnya karena sudah sampai di hotel dimana ia menginap.
Yuana langsung menghela nafasnya sambil memandang wajah Divan yang dari tadi duduk mendengarkan semuanya.
"Mbak lebih baik jujur saja kalau mbak memang sakit" pinta Divan.
Yuana menggelengkan kepalanya dan ia meminta Divan untuk memapahnya kembali lagi ke kamar.
Mereka berdua tidak menyadari jika ada seseorang yang dari tadi melihat.
Sesampainya di kamar, Divan mengambil selimut untuk menutupi tubuh Yuana.