NovelToon NovelToon
HarMoni Langit

HarMoni Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Beda Dunia / Wanita Karir / Kehidupan alternatif / Romansa / Roh Supernatural
Popularitas:562
Nilai: 5
Nama Author: S.Prayogie

Langit yang sangat mencintai Monica merasa tidak bisa melupakannya begitu saja saat Monica dinyatakan meninggal dunia dikarenakan kecelakaan yang tiba-tiba. Diluar dugaan, arwah Monica yang masih penasaran dan tidak menerima takdirnya, ingin bertemu dengan Langit. Dilain tempat, terdapat Harra yang terbaring koma dikarenakan penyakit dalam yang dideritanya, hingga Monica yang terus meratapi nasibnya memohon kepada Tuhan untuk diberi satu kali kesempatan. Tuhan mengizinkannya dan memberinya waktu 100 hari untuk menyelesaikan tujuannya dan harus berada di badan seorang gadis yang benar-benar tidak dikenal oleh orang-orang dalam hidupnya. Hingga dia menemukan raga Harra. Apakah Monica berhasil menjalankan misinya? apakah Langit dapat mengenali Monica dalam tubuh Harra?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S.Prayogie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17 : SUARA

..."Bahkan dalam ketiadaanmu, aku masih menyimpan setetes kenangan di hatiku yang sudah dipaksa mati akan sosokmu"...

...----------------...

Langit menyelesaikan pekerjaannya lebih awal dan dia ingin pulang lebih awal untuk dapat menikmati kesendiriannya dirumah lebih lama. Dia membereskan barang-barangnya dengan capet dan segera keluar dari ruangannya. Melambai kepada asistennya yang tampak bingung melihat Langit tampak terburu-buru. Namun, asistennya tampak ragu untuk bertanya. Para karyawan dan teman terdekat Langit merasa Langit tampak berubah setelah kepergian Monica, Langit tampak lebih pendiam dan mudah marah sehingga setiap orang akan berhati-hati saat berbicara dengannya. Namun, Langit sendiri tidak menyadari perubahannya itu.

Dia sudah berada di lobby utama dan setengah berlari agar lebih cepat untuk sampai di tempat parkir. Namun langkahnya terhenti melihat sosok Harra yang berjalan mendekatinya dengan langkah yang penuh keyakinan. Harra saat itu mengenakan rok fit body dengan belahan dibagian pinggir dan mengenakan atasan berenda khas gaya victorian dengan kerah tinggi. Rambut Harra disanggul rapi dan terdapat hiasan rambut mutiara disana.

Langit memperlambat jalannya dan tidak ingin menegur sapa Harra karena dia merasa tidak memiliki urusan dengan wanita itu. Namun saat Langit berjalan mendekatinya bahkan melewatinya Harra. Lalu dia berhenti dan menoleh saat melihat Harra melewatinya begitu saja tanpa menegurnya. Langit mengerutkan dahinya dan memiringkan kepalanya melihat Harra yang terus berjalan diikuti oleh pengawalnya. Langit masih terus melihatnya hingga Harra masuk kedalam lift.

Langit terdiam sejenak lalu memutuskan mengabaikannya dan segera berjalan menuju tempat parkir mobilnya.

"Dia menoleh?" tanya Harra didalam lift kepada pengawalnya.

"Iya Nona, cukup lama sampai Nona masuk kedalam lift" kata Pengawal itu menjawab Harra.

Harra tersenyum mendengarnya. Dia segera melangkahkan kakinya saat pintu lift terbuka dan menuju dinding kaca besar yang bisa melihat kondisi di luar gedung.

Harra memandang luar jendela dan menyunggingkan senyum di sudut bibirnya. Melihat sebuah hal yang menarik baginya.

"Kita ke lintasan" kata Harra setelah puas dengan apa yang ingin dilihatnya dibawah sana.

Sementara itu, Langit baru saja masuk kedalam mobilnya dan mengemudikan mobilnya untuk pulang ke apartemennya.

...----------------...

Dari kejauhan, Afra melihat sosok wanita yang berjalan di pinggiran lintasan bersama dengan 2 orang pengawal dibelakangnya. Bibirnya berdecak sambil melihat wanita itu.

"Norak-- Kenapa bisa milih cewek norak kayak gitu" kata Afra sambil terus memandang tajam wanita yang berjalan disana.

Walau bibirnya mencibir penampilan wanita itu, namun mata Afra tidak bisa mengalihkan pandangannya dari sosok wanita yang berdiri dengan anggun dengan pakaian mahalnya itu. Pandangan mata Afra yang awalnya mencibir kini berubah menjadi sebuah pandangan mata sayu. Menatap cukup lama sosok wanita itu, hingga dia merasakan sebuah kehampaan yang teramat sangat.

Afra terduduk lemas, dadanya kembali terasa sesak yang tidak dimengerti apa alasannya. Sebenarnya dia ingin menemui Monica dan menanyakan perkembangannya karena saat ini sudah 30 hari berlalu sejak dia menandatangani perjanjian. Hanya tersisa 70 hari lagi.

"Siapa dia?" Gumam Afra sambil tetap memperhatikan wanita itu.

"Dorrrr---" Tiba-tiba dari belakang Monica mengejutkan Afra yang masih terengah-engah.

"Kamu kenapa?" tanya Monica lagi yang melihat Afra tampak aneh.

"Nggak-- Nggak apa-apa" kata Afra singkat lalu kembali berdiri dan merapikan setelannya.

"Kamu kemana aja? Susah banget ditemuin" kata Monica sambil menggerutu.

"Aku mengawasi kamu, aku kira kamu bisa segera nemuin aku tapi ternyata kamu sedikit oon" kata Afra sambil melirik sinis Monica.

"Enak aja-- Yaa gimana aku bisa tahu" kata Monica sambil ikut memandang Harra yang ada diseberang sana.

"Dia siapa?" tanya Afra kepada Monica

"Wahh-- Gila sih-- Gilaaaa-- Andaikan boleh, sudah lah aku minta Tuhan hidup jadi dia aja" kata Monica sambil menepuk kedua tangannya.

"Banyak maunya yaa kamu" kata Afra dengan sinis.

Monica terkekeh sambil menggaruk kepalanya.

"Dia Harra-- Manoharra Della Agatha-- CEO muda pemilik perusahaan otomotif raksasa dari Jepang. Berdarah campuran Jepang-Indonesia. Usianya hampir sama seperti aku, dan dia super duper kaya raya. Bajunya semuanya branded, baju-baju mahal, style fashionnya diatas rata-rata. Dia benar-benar diperlakukan bak Ratu di rumahnya" kata Monica yang menerangkan disertai dengan gerakan-gerakan tangan penuh antusias.

"Kamu tahu dia koma karena apa? Karena kau berusaha mencari riwayatnya, tapi-- entah kenapa aku nggak nemuin tentang dia" kata Afra

"Hmm-- kalau dari perbincangan keluarganya sih dia kecelakaan, sekitar 6 bulan yang lalu. Sepertinya dia kecelakaan bersama seseorang, karena keluarganya membicarakan hal itu dan meminta agar Harra tidak tahu kondisi orang itu dan setiap orang dilarang membahas orang itu didepan Harra" Monica menjelaskan sepengetahuannya.

"Siapa orang yang dimaksud?" tanya Afra lagi

"Nggak ngerti-- Aku belum dapat jawabannya" kata Monica sambil menggelengkan kepalanya

Afra mendengarkan dengan seksama, bibirnya kembali terkunci. Dia terdiam dengan sorot mata yang penuh misterius memandang Harra dari kejauhan.

"Harra-- Harra--" Afra bergumam sambil memandang Harra dari kejauhan.

Langkah Harra tiba-tiba berhenti. Dia menunduk sejenak lalu menolehkan kepalanya kearah bangku penonton yang ada diseberang lintasan balap. Harra terdiam sambil mengerutkan dahinya, pandangan matanya tajam melihat kearah bangku penonton yang tampak sepi tanpa ada seorang pun disana.

"Ada apa Nona?" tanya pengawalnya sambil mendekati Harra.

"Kamu dengar ada yang memanggilku? Dari arah sana" kata Harra kepada pengawalnya.

"Dari arah bangku penonton?" pengawal itu memastikan lagi.

"Iya. Suara yang lembut dan pelan, memanggil namaku" kata Harra dengan bingung.

"Lembut dan pelan? Lalu bagaimana Nona bisa dengar? Dari sini ke bangku penonton cukup jauh dengan dipisahkan oleh lintasan" kata pengawalnya merasa bingung.

Harra lalu menoleh kearah pengawalnya dan melempar pandangan yang tajam. Pengawal itu langsung memundurkan langkahnya dan menunduk tidak berani menatap Harra. Harra menggertakkan giginya mendengar pertanyaan pengawalnya itu.

"Kamu menganggap aku membual?" tanya Harra kepada pengawalnya.

"Tidak Nona, maafkan saya. Akan saya selidiki sebentar lagi" kata pengawal itu dengan suara bergetar.

Harra segera memalingkan wajahnya dan melanjutkan berjalan menuju garasi tujuannya. Namun tepat didepan pintu garasi, dia menghentikan langkahnya lagi dan menoleh kembali kearah bangku penonton dengan cepat. Matanya melebar dan hatinya berdegup kencang. Dia menyadari ada seseorang yang suaranya mirip dengan suara yang didengarnya tadi. Suara seseorang yang selalu memanggil namanya dengan lembut.

Afra terpaku, badannya terasa membeku saat matanya menatap tepat kearah 2 bola mata milik Harra. Badannya terasa seperti tertarik masuk kedalam 2 bola mata coklat itu. Bibirnya tertutup rapat tidak mengatakan apapun walaupun Monica tampak mengoceh dengan segala pertanyaan disampingnya.

1
Sylvia Rosyta
aku mampir kak 😊 semangat buat nulisnya 💪
S.Prayogie: terima kasi banyak
total 1 replies
Yusuf Muman
Bawaan emosi
Odette/Odile
Susah move on
S.Prayogie: ikutin terus updatenya yaa kak, terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!