Hendry, pria dewasa berusia 32 tahun itu mulai merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya bersama sang istri yang sudah berjalan 5 tahun.
Di karuniai seorang putri cantik di usia pernikahan ke 4, tak membuat rumah tangganya dengan Julia lebih berwarna. Yang ada, Hendry di buat frustasi karna sang istri hanya fokus mengembalikan bentuk tubuhnya pasca melahirkan putri mereka 1 tahun yang lalu.
Julia seolah lupa jika dirinya masih memiliki tanggung jawab sebagai istri.
Wanita berusia 28 tahun itu juga mengabaikan putri kecil mereka. Alih-alih mengurus anak, Julia justru lebih senang menghabiskan waktu di salon dan tempat gym.
Tingkah Julia benar-benar membuat Hendry sangat muak. Kalau bukan karna cinta dan anak, mana mungkin dia masih bertahan dengan istri hanya mementingkan diri sendiri.
Sampai pada suatu ketika, Hendry tergoda dengan gadis yang mengasuh anaknya sejak 5 bulan terakhir. Gadis yang tak lain adalah adik tiri Julia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Bella tersenyum devil dalam pelukan pria bertubuh atletis yang bertelanjang dada.
Seorang peri telah berubah menjadi iblis. Bukan salah Bella kalau dia sengaja ingin menghancurkan kebahagiaan saudara tirinya.
Kalau saja Julia dan Natalie tidak memperlakukannya seperti sampah yang menjijikkan, jangankan menghancurkan kebahagiaan Julia, Bella tidak akan mengusik sedikitpun kebahagiaan Julia. Tapi semuanya sudah terlambat, nasi telah menjadi bubur. Julia akan menuai apa yang dia tanam selama ini.
Hendry memejamkan mata sambil mengeratkan pelukannya. Aroma tubuh Bella mampu memberikan ketenangan dan kenyamanan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Lelah dan penat setelah seharian bekerja hingga lembur, seketika lenyap begitu bergabung di atas ranjang dan memeluk tubuh Bella.
Hendry sebenarnya masih bingung dengan apa yang dia lakukan di kamar Bella. Hendry menyadari perbuatannya salah, tapi entah kenapa dia tidak bisa menolak permintaan Bella. Apalagi ketika menatap wajah sendu Bella saat memohon, Hendry tak kuasa menolaknya.
Tadi setelah membersihkan dan diri melepas baju kerjanya hingga menyisakan celana pendek saja, Hendry langsung naik ke atas ranjang tanpa mengatakan apapun dan reflek menarik Bella dalam dekapannya.
"Ini tidak benar Bella,," Lirih Hendry. Setelah mengakui salah pada dirinya sendiri, kini dia memberitahu Bella. Walaupun Hendry yakin kalau Bella juga mengerti.
"Hanya menemaniku tidur dan berpelukan saja tidak boleh.?" Tanya Bella berlagak bodoh. Nada bicaranya juga dibuat sedih, tapi malah semakin membenamkan wajah di dada Hendry sampai bibirnya bersentuhan dengan tubuh Hendry.
"Aku suami Kakakmu," Ujar Hendry mengingatkan.
mulutnya berusaha keras untuk menolak perbuatannya, tapi tubuh dan hatinya berkata lain. Nyatanya kedua tangan Hendry terus mendekap tubuh Bella dengan nyaman.
"Aku tau." Jawab Bella cepat.
"Itu artinya Mas Hendry sudah jadi Kakakku. Seharusnya tidak masalah kalau aku minta Kakakku untuk menemaniku tidur." Ujar Bella santai. Dia sangat pantai membalikkan ucapan, Hendry jadi terdiam karna bingung harus berkata apa lagi.
"Julia akan terluka kalau dia tau kita seperti ini." Tutur Hendry. Ada nada penyesalan dan kecemasan dalam ucapan Hendry. Itu artinya Hendry benar-benar sangat mencintai Julia, seketika Bella merasa tidak suka dan iri mendengarnya.
Julia terlalu kejam, rasanya tidak adil jika mendapatkan suami sebaik Hendry.
Bella jadi mengumpat dalam hati. Memang itu tujuan Bella, melukai perasaan Julia untuk membalas rasa sakit hatinya
"Aku tidak akan bicara apapun tentang kita pada Kak Julia. Jadi Kak Julia tidak akan tau." Ujar Bella yang sebenarnya sedang berusaha mencuci pikiran Hendry.
Hendry terdiam, matanya yang semula terpejam, kini terbuka perlahan. Hatinya benar-benar sangat ingin berkhianat sampai dia berniat mempertimbangkan ucapan Bella.
Tentu saja Julia tidak akan tau jika dia dan Bella melakukannya diam-diam seperti ini, apalagi saat ini Julia tidak ada di rumah.
"Mas Hendry tidak berniat memberitahu Kak Julia kan.?" Tanya Bella seraya mendongak menatap wajah tampan Hendry. Dia sedikit terkejut karna ternyata Hendry sedang menatapnya.
Hendry menatap lekat dua manik mata Bella dengan penuh selidik. Hendry merasa sedang berbicara dengan orang asing, karna Bella yang dia kenal sangat baik dan lugu. Jangankan mengajaknya tidur bersama, Bella bahkan tidak pernah menggodanya.
"Apa kamu benar-benar Bella.?" Hendry sampai melontarkan pertanyaan yang tidak masuk akal, padahal jelas-jelas wanita dalam dekapannya adalah Bella.
Saking bingung dan heran karna malam ini sikap Bella sangat aneh, berbanding terbalik dengan sikapnya selama ini.
Bella tersenyum kaku. Hendry mungkin bingung melihatnya bersikap seperti wanita murahan yang sedang menggoda suami Kakaknya sendiri.
"Aku seharusnya tidak boleh berbuat jahat seperti ini dibelakang Kak Julia. Meminta suaminya untuk tidur denganku." Lirih Bella sendu, matanya berkaca-kaca. Dia pura-pura sedih agar Hendry iba padanya.
"Tapi aku tidak tahan lagi memendam perasaan ini terlalu lama." Bella menatap dalam manik mata Hendry. Tangan Bella diam-diam bergerak pelan di atas dada bidang Hendry.
"Selama ini aku hanya mencintai dan mengagumi Mas Hendry dalam diam," Tutur Bella dengan senyum yang mengiris hati, dia ingin menunjukan ketidakberdayaannya dalam menaruh hati pada suami Kakaknya sendiri.
Hendry tidak memberikan respon apapun dengan pengakuan Bella, dia sulit mencerna apa yang sedang terjadi padanya saat ini. Hati dan pikirannya tidak sejalan.
Bella tersenyum kecut, lalu tiba-tiba menitikkan air matanya.
"Aku tau Mas Hendry tidak akan percaya. Sekalipun percaya, itu tidak akan membuat Mas Hendry membalas perasaanku karna sudah ada Kak Julia yang lebih baik dariku." Bella mengusap air matanya kemudian melepaskan diri dari dekapan Hendry, lalu turun dari ranjang. Dia akan pura-pura keluar dari kamar untuk melihat reaksi Hendry.
"Arabella,,! Berhenti di tempat.!" Seru Hendry dengan suara baritonnya yang tegas.
Bella menghentikan langkah, namun dia tidak berbalik badan ataupun berniat kembali ke ranjang. Dia ingin tau apa yang akan dilakukan Hendry setelah ini.
Tidak lama, terdengar derap langkah yang mendekat. Bella menunduk saat merasakan kedua tangan besar milik Hendry memeluknya dari belakang.
"Sudah malam, kita bicarakan lagi besok pagi." Lirih Hendry dengan nafas hangat yang menerpa leher Bella. Tubuh Bella sampai meremang akibat sapuan nafas Hendry.
Hendry menuntun Bella kembali ke ranjang. Keduanya kembali berbaring dengan posisi seperti semula.
"Jangan sampai Julia tau." Ujar Hendry penuh arti. Bella langsung paham maksud perkataan Hendry. Dia diam-diam tersenyum lebar, lalu membalas pelukan Hendry tanpa merasa bersalah sedikitpun pada Julia.
"Hum,, aku mengerti." Jawab Bella semangat.
Ucapan Hendry secara tidak langsung mengatakan kalau pria itu bersedia menjalin berhubungan dengan Bella di belakang Julia.
Bella tidak pernah merayu pria sebelumnya, tapi malam ini dia terlihat sangat berpengalaman dalam merayu Hendry. Kakak iparnya itu sampai masuk ke dalam perangkapnya.
Malam itu dua orang yang berstatus sebagai ipar, tidur di atas ranjang yang sama dan saling berpelukan. Mereka menyadari bahwa perbuatannya salah. Tapi Hendry telah dikuasai oleh hawa naf su dan ketertarikannya pada Bella.
Begitu juga dengan Bella yang sejak lama sudah dikuasai oleh dendam. Keduanya akhirnya sama-sama menutup mata meskipun tau perbuatannya salah.
...******...
Bella bangun lebih awal di banding Hendry, namun belum beranjak ataupun mengubah posisi karna masih tertegun menatap pemandangan indah di depannya. Ketampanan Hendry adalah salah satu maha karya Tuhan yang luar biasa sempurna.
"Sudah puas menatap wajahku.?" Suara serak Hendry mengagetkan Bella. Dia reflek membuang pandangan karna Hendry sudah membuka mata.
"Sekarang aku percaya kamu memang mengagumi ku." Lanjut Hendry dengan percaya diri.
Bella dibuat gelagapan, mau menyangkal tapi takut membuat Hendry curiga. Karna semalam Bella mengakui sendiri tentang perasaannya pada Hendry.
"Aku sangat malu,," Ujar Bella sambil menyembunyikan wajahnya di dada Hendry. Pria itu terkekeh gemas karna sempat melihat wajah Bella yang merona.
tiga apa dua????
padahal dia jahat, udah ngebunuh emaknya bella juga...
situ sehat julia 🙄