Bagaimana perasaan jiwamu jika dalam hitungan bulan setelah menikah, suami kamu menjatuhkan talak tiga. Lalu mengusirmu dan menghinamu habis-habisan.
Padahal, wanita tersebut mengabdi kepada sang suami. Dia adalah Zumairah Alqonza. Ia mendadak menjadi Janda muda karena diceraikan oleh suaminya yang bernama Zaki. Zaki menceraikan Zumairah karena ia sudah bosan dan Zumairah adalah wanita miskin.
Bagaimana nasib Zumairah ke depannya? Apakah dia terlunta-lunta atau sebaliknya? Yuk, cap cus baca pada cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keras Kepala
"Maaf, saya nggak bisa berterus terang. Lepaskan tanganku, Tuan Arga. Saya malu dilihat oleh mereka."
Di pagi itu, Arga masih di taman bersama Zuma meminta penjelasan tentang hal ganjil yang menimpanya. Zuma masih saja tak mau berterus terang. Ia takut bermasalah dengan Lina.
"Jika kamu tak mau berterus terang, saya meminta pertanggung jawaban kemeja saya kembali! Kalau kamu tidak bisa mengganti dengan uang, kamu akan saya laporkan kepada pihak kepolisian!"
Karena Zuma sangat keras kepala, Arga mengancam agar Zuma takut dan mau bercerita.
"Silakan lapor saya tidak takut. Saya cari kerja dulu di tempat lain. Ketika uang sudah sampai sepuluh juta akan saya kembalikan ke Anda. Waktu saya tidak banyak. Saya harus pergi! Lepaskan tangan saya!"
Zuma mulai tegas dan menyuruh Arga untuk melepas tangannya. Ia tak mau menjadi lemah di depan Arga. Ia wanita yang kuat dan berusaha bertanggung jawab.
"Baiklah. Tapi ingat! Kamu tidak bisa lari dariku! Kamu harus mengganti kerugian sepuluh juta! Ingat itu!"
Karena Arga hilang kesabaran, ia tetap menyuruh Zuma untuk mengganti rugi. Sebenarnya dalam hati ia tidak tega. Kekayaannya seperti sultan.
Kemeja dengan harga sepuluh juta itu sebenarnya tak seberapa. Ia hanya ingin selalu melihat Zuma. Arga semakin penasaran dengan sosok Zuma yang keras kepala.
Arga akhirnya melepas tangan Zuma. Ia tak bisa memaksa wanita batu sepertinya. Namun, diam-diam, ia akan mengikuti kemana Zuma pergi. Ia khawatir jika Zuma kenapa-kenapa.
***
Zuma melangkahkan kaki menuju perumahan untuk mencari kontrakan. Ia berhenti sejenak dan mengingat bahwa ia diberi amplop berisi uang oleh Arga. Tidak lama ia mengeluarkan amplop tersebut dari tasnya.
'Sepuluh juta? Ini 'kan seharga kemeja milik Bos Arga? Alhamdulilah, berarti saya nggak khawatir untuk membayar uang untuk mengontrak,' batin Zuma yang kaget dengan nominal uang pemberian dari Arga.
Satu jam setelah di taman bersama Arga, Zuma berhasil mendapatkan kontrakan. Harga kontrakannya pun bisa dijangkau. Ia sekarang sedang istirahat sambil memikirkan masa depan.
Kembali ke Arga
Arga berhasil membuntuti di mana Zuma pergi. Ia tenang kembali ketika Zuma sudah mendapatkan tempat tinggal. Ia kini berada tidak jauh dari kontrakan milik Zuma.
"Gue harus pulang sekarang dan sudah agak siangan juga. Gue harus cari tahu siapa yang mengusik Zuma hingga ia tak mau bekerja di Resto," kata Arga dengan pelan kepada dirinya sendiri sambil bersiap-siap menyalakan mesin mobilnya dan berkendara menuju ke Restonya.
Sepuluh menit kemudian, mobil Arga sudah terparkir di depan Restonya. Setelah turun dari mobil, ia mulai masuk dan mulai mengamati kegiatan para karyawannya.
"Bos Arga sudah datang? Bos, ini ada sesuatu dariku diambil ya? Ini oleh-oleh dari mamaku setelah dari London lho."
Saat Arga sampai di depan Stand kasir, Lina menyambut Arga dan memberikan bingkisan kepada Arga.
"Oh, mamamu sudah pulang? Maaf, saya tidak suka hadiah dari kamu. Buat yang lain saja! Jika kamu bekerja hanya untuk mencari perhatian saya, mending cari tempat kerja yang lain. Jika bukan karena mama kamu, aku nggak sudi menerima karyawan malas seperti kamu!" jawab Arga dengan ketus. Arga sangat membenci Lina yang bersifat agresif.
"Kamu nggak mau. Yasudah deh, nanti aku bilang mama kamu kalau kamu jahat! Sombong banget sih kamu Bos Arga. Satu lagi, ini ada undangan pernikahan dari anaknya tanteku. Dan kebetulan Bos Arga diundang. Datang yah. Jangan membuat malu keluarga Dinata."
Lina menyodorkan undangan pernikahan anak tantenya kepada Arga. Wanita itu sangat menyukai pesta dan ingin melihat Arga dalam acara tersebut.
"Saya nggak bisa janji. Tugas saya padat. Sudah ya, jangan ganggu saya!"
Arga hanya menerima undangan pernikahan tersebut dan menolak diberi hadiah oleh Lina. Arga sekarang masih memikirkan Zuma dan malas memikirkan yang lainnya. Tidak lama kemudian ia masuk ke dalam ruangannya untuk menenangkan diri.
Ternyata Lina adalah anak dari teman orang tua Arga. Orang tua Lina sangat berjasa dalam pertumbuhan karir keluarga Arga Dinata.
Lina sangat bucin kepada Arga dan obsesinya ingin memiliki Arga dengan mencari perhatian menjadi kasir di Restonya Arga. Wanita itu ingin mencari simpati kepada orang tuanya agar ia direstui hubungannya dengan Arga. Lina sangat ingin menikahi Arga. Orang tua Arga pun sangat menyetujuinya. Namun, semua terserah pada Arga.
***
Kembali pada Zuma kembali
Waktu itu sore hari, Zuma kini sedang membersihkan teras di bagian depan tempat ia mengontrak. Tidak lama datang ibu kos berjalan ke arah ia berdiri.
"Assalamualaikum," kata ibu kos yang sudah berada di depan Zuma yang tengah membersihkan jendela yang berdebu.
"Wa'alaikumsalam. Eh, Bu Kos. Mari silakan masuk!"
Zuma segera menghentikan pekerjaannya dan mempersilakan ibu kos untuk masuk ke dalam rumah. Tidak lama Zuma dan Bu kos duduk di ruang tamu. Ternyata Bu Kos sedang menyampaikan sesuatu kepada Zuma.
"Begini, nama kamu Mbak Zumairah. Saya tadi melihat di KTP bahwa nama kamu Zumairah. Ada hal penting yang perlu saya sampaikan," ujar Bu kos yang memulai pembicaraan.
"Benar Bu, namaku Zumairah. Ibu mau menyampaikan hal apakah?" tanya Zuma dengan penasaran.
"Maukah kamu bekerja ikut saya besok melayani tamu pada pesta pernikahan pelanggan? Saya lihat, kamu tidak bawa anak dan mungkin kamu bisa bekerja bersama saya," tutur Bu kos dengan nada gembira.
"Benarkah itu Bu? Kebetulan saya membutuhkan pekerjaan saat ini," jawab Zumairah dengan bahagia tiada terkira. Di saat ia butuh pekerjaan, ada orang yang menawarinya.
"Benar. Besok kita ke gedung Melati dan persiapkan dirimu!" jawab Bu kos yang masih duduk di bangku yang saling berhadapan dengan Zumairah.
"Terima kasih. Anda sudah memberikan saya pekerjaan. Saya memang sangat membutuhkan pekerjaan," jawab Aisyah dengan wajah berbinar.
Tuhan selalu memberi rezeki pada hambanya yang bersabar seperti Zuma.
"Sama-sama Zum. kita hidup itu bertetangga dan saling membutuhkan. Saya kesulitan mencari orang yang membantu saya dengan jujur. Saya percaya kamu adalah orang yang jujur."
Bu Kos percaya Zumairah adalah orang jujur yang layak menjadi karyawannya.
"Insya Allah saya akan bekerja dengan baik Bu. Bu saya buatkan teh manis untuk Ibu dulu ya?"
Aisyah berdiri dan ingin kebelakang membuatkan minuman karena ia tidak enak dengan pemilik kos tersebut.
"Tidak perlu Zum. Tadi Ibu sudah ngopi. Ibu sedang ingin berbincang denganmu. Sini duduk kembali!"
Bu kos walaupun kaya ternyata orang yang baik dan tidak pilih kasih.
"Zuma! Itu kamu!"
Saat Zuma dan Bu Kos sedang asik memperbincangkan hal serius, tidak lama ada seseorang yang memanggil Zumairah dari arah pintu depan. Zuma pun menoleh ke sumber suara dan kaget pada siapa yang datang saat itu.
Coba tebak siapa yang datang?