Juliette, terlahir dari keluarga yang minim simpati dan tidak pengertian.
Membuat ia tumbuh menjadi gadis mandiri dan sulit berekspresi.
Di tengah perjalanan hidupnya yang pahit, ia justru bertemu dengan yang Pria semakin membuat perasaannya kacau.
Bagaimana kelanjutan hidup Juliette?
Akankah ada seseorang yang memperbaiki hidupnya?
Simak kelanjutannya, Behind The Teärs by Nona Lavenderoof.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lavenderoof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Anjing dan Sepatu
Juliet hendak mengambil flatshoes sebelah kirinya yang tertinggal, namun urung dan segera kembali berlari saat menyadari anjing itu masih mengejarnya diiringi gonggongan.
Karena hanya sebelah kakinya saja yang memakai alas kaki, tentu saja tidak nyaman dan memperlambat langkah kakinya.
Juliet pun melepas sisa flatshoesnya tanpa menghentikan langkah kakinya. Kini ia berlari tanpa alas kaki.
Padahal ia berniat baik untuk menolong anjing itu. Tapi inikah balasan Anjing itu kepadanya?
Juliet berlari dengan cepat, ketakutan. Suara anjing yang menggonggong semakin dekat, jalanan sepi karena hujan lebat, tidak ada seorang pun yang terlihat di sekitar. Juliet merasa hampir putus asa.
Juliet dengan napas terengah-engah, berlari lebih cepat.
"Kenapa anjing itu terus mengejar?!"
Juliet terus berlari hingga dari kejauhan ia melihat ada seseorang yang tengah berdiri, berteduh di halte bus.
Menaikkan tempo langkahnya, segera menghampiri orang itu untuk dimintai pertolongan.
"Help me!" Juliet berteriak.
Pria itu dari kejauhan sudah menyadari kehadiran Juliet yang tidak beres dan langsung mendekat, menghampiri Juliet.
Pria itu tiba di sisi Juliet, melangkah lebih cepat dan berdiri di depan anjing, menghadang jalanan dengan tenang.
Juliet segera meraih pakaian yang dikenakan orang itu dan bersembunyi di balik punggung orang itu.
"Hei, tenang! Jangan panik!"
Dengan tegas, pria itu melangkah maju dan menghadang anjing tersebut.
Pria itu berbicara dengan suara tegas, menenangkan anjing yang mulai menggonggong lebih keras.
"Hey, let me here! Don't worry, Aku tidak akan melukaimu!" Pria itu dengan suara tegas berusaha menenangkan anjing itu
Anjing itu berhenti menggonggong, sedikit mundur setelah melihat Pria itu yang berdiri tegap dan penuh percaya diri.
Anjing itu mundur sedikit, akhirnya berhenti menggonggong dan menjauh, tak lagi mengejar Juliet.
"Are you okay?" Tanya pria itu setelah berhasil mengusir si anjing.
"I.. I'm gonna die."
Dengan napas terengah dan suara gemetar, hanya itu kalimat yang mampu keluar dari mulut Juliet. Kakinya yang gemetar dan lelah tak mampu menopang tubuhnya.
Dengan sigap pria itu menahan Juliet dan membantu untuk duduk di bangku halte bus. Lalu kembali kejalan untuk memastikan anjing tadi sudah pergi menjauh.
Dengan tersenyum ringan, pria itu berlutut didepan Juliet yang tengah terduduk lemas, mencoba menenangkan gadis yang terlihat sangat ketakutan itu.
"Dia anjing peliharaan yang jinak dan penurut. Saat dia mengejarmu, berlari bukanlah solusinya."
Juliet yang sejak tadi ketakutan, kini menangis setelah mendengar ucapan pria didepannya.
"Hey, it's okay, miss. I got you!" Kembali mencoba menenangkan gadis yang kini menangis itu.
Pria itu melihat kearah kaki Juliet yang bergetar dan menyadari kalau gadis itu berlari tanpa alas kaki.
"Where your shoes?" Tanya Pria itu, melihat jari-jari dan telapak kaki Juliet terluka.
Pria itu melepas sepasang sepatu yang dipakainya, "Sorry, Let me help you!" Meminta izin dan memakaikannya ke kaki Juliet.
Menahan kedua lutut Juliet, lalu perlahan turun ke betis dengan gerakan diulang, seperti memijat dengan lembut.
"Are you feeling better?" Tanya pria itu pada Juliet yang masih menangis.
Juliet tidak menjawab, hanya terus menatap pria yang ada didepannya itu sambil menggenggam tangannya sendiri.
Pria itu mengerti dengan keadaannya. Dia ikut diam dan menunggu dirinya berhenti menangis, hingga akhirnya bus yang ditunggu tiba.
Hope you enjoy this bab!
Thank you and happy reading!