kisah ini menceritakan tentang gadis kecil yang menjadi bayang bayang sodara kembarnya , yahh gadis itu bernama Alesya Devina Pranciko ,sejak kecil dia selalu menjadi tameng kakanya yg memiliki imun tubuh lemah , semua orang hanya memperdulikan Layla Vikana Pranciko dan melupakan kehadiran Alesya..
akankah kebahagiaan berpihak kepada Alesya !?
mungkinkah Alesya bertemu Arkana lalu bahagia ,atau sebaliknya !?
apakah Arkana penyelamat hidup alesya ?!
akankah alesya membalas segala perbuatan jahat keluarganya !?
yukk simak ceritanya ,ini sangat seru dan menarik , banyak ketegangan didalamnya ,komplik ,percintaan yg sangat menggemaskan 👉
selamat membaca ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARSYAKAYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sikap berbeda alesya
" aku pulang mamah , " teriak layla memanggil manggil mamahnya .
alesya yang berdiri disamping layla sampai mengerutkan alisnya tidak nyaman .
" ohh ,, kalian sudah pulang "
"ayok makan , Mamah sudah masakin makanan kesukaan kalian loh "
hilda sang ibu berjalan dari arah dapur , ia menatap layla dan alesya dengan senyum lembut .
Layla menghambur ke pelukan sang mamah , sedangkan alesya hanya terdiam di tempat .
Tangan alesya mengepal dengan erat ,matanya memerah menahan amarah , alesya menahan tubuhnya yang terasa bergetar .
Tak bisa di pungkiri , alesya masih sakit hati dengan hilda ,apalagi dengan perkataan hilda di kehidupan yang lalu terngiang ngiang di kepalanya itu menambah kesakitannya .
Meskipun tak akan mungkin terjadi lagi , tetap saja kejadian yang sebelumnya nyata ,bukan ?
"alesya ,kenapa malah bengong disitu ? Ayok kemeja makan " hilda yang sudah berjalan kemudian berbalik mengisyaratkan alesya agar mengikutinya .
Alesya menghela nafas dalam , ia memejamkan matanya sejenak , mencoba menenangkan hati dan pikirannya yang sedang bergemuruh terbakar amarah.
Dengan tak acuh ,alesya akhirnya mengikuti langkah sang mamah .
" mamah masak makanan semua kesukaan kalian ." ujar hilda sebari mengambilkan nasi untuk layla.
"makasih mamah ku tersayang " ucap layla dengan kegembiraanya
Hilda tersenyum lembut kepada layla sambil mengusap ngusap rambut hitam layla dengan penuh sayang .
Alesya menatap semua makanan yang mamahnya sajikan di atas meja makan dengan muka datar . Alesya tersenyum miris
"alesya Kamu gak makan ? " seolah baru menyadari kehadiran alesya , hilda bertanya sambil menatap alesya dengan heran .
Alesya kemudian berdiri dari duduknya dan menatap hilda tanpa ekspresi
" ini makanan kesukaan layla semua ! Bukan aku " ucap alesya dengan datar
" bukannya kamu juga menyukainya ? kesukaan layla itu kesukaan kamu juga bukan ? " tanya hilda dengan kening mengkerut menatap alesya dengan heran.
Alesya tertawa getir " bahkan mamah tidak tau kesukaan aku " tanyanya miris .
" alesya ! " hilda mendesah pelan dengan rasa kecewa ,
" kamu tidak pernah bilang kamu suka apa selama ini , yang mamah tau ,jika layla suka kamu pun juga suka ." bantah hilda
Alesya terdiam , netranya menatap datar semua hidangan yang sudah tersaji dengan rapi di meja itu .
Mungkin hilda tidak tau dan tidak akan pernah mau tau, bahwa makanan yang sudah tersaji itu sebagian makanan yang dirinya benci .
Apalagi oseng daging sapi ,yang terlihat mengunggah selera , alesya sangat tidak menyukainya .
namun sedari kecil alesya dipaksa untuk terus menyukainya ,itu hanya karena layla sangat menyukainya .
Baru sekarang alesya menyadari satu hal , ternyata hidup alesya se menyedihkan itu sedari kecil .
"ya,, itu memang semua salah gw " gumam alesya menyalahkan dirinya sendiri .
Salahnya yang terlalu berharap , salahnya yang terlalu mementingkan keluarganya , salahnya yang selalu diam saja disaat tidak ada keadilan untuk dirinya .
alesya lupa , seharusnya kepentingan dirinyalah yang ia dahulukan bukan keluarganya .
"aku keatas " ucap alesya sambil melewati hilda begitu saja
"tunggu ,alesya " ucap hilda
"ya,, kenapa ? " alesya yang sudah berjalan terhenti , ia menoleh menatap hilda
Entah kenapa disaat melihat mata alesya membuat hilda tidak bisa berkata kata .
Tatapan alesya menunjukan keasingan ,
Hal tersebut membuat hilda tergagap tidak nyaman ditatap seperti itu oleh alesya.
" kamu mau makan apa ?" Biar mamah bilang ke bibi buat masakin makanan kesukaan kamu " ucap hilda
"gk usah mah ! " jawab alesya
"bahkan untuk hal sekecil itu mama tidak tau " lanjut alesya sembari berjalan menuju kamarnya .
Hilda tertegun , ia membuka mulutnya namun tidak ada sepatah katapun yang hilda keluarkan.
alesya benar dirinya tidak mengenali putri bungsunya itu dengan baik .
Perasaan bersalah menghantui hilda , apalagi saat mendengar nada kecewa dari ucapan alesya barusan .
Hilda hendak menyusul alesya ,namun tangan hilda ditahan oleh layla .
" kenapa sayang " ucap hilda lembut sambil tersenyum lembut .
layla menggembungkan pipinya , menatap mamahnya dengan tatapan manjanya
" layla tidak bisa makan sendirian ,, mamah "
ucap layla
"sebentar sayang ,,.mamah susul adikmu dulu " balas hilda sambil menatap layla
" mama ," layla merengek meminta mamahnya agar tidak pergi dan menemaninya makan .
Hilda menarik nafasnya pelan
" oke ,, mamah temani kamu makan " pasrah hilda sebari men dudukan badannya disamping layla.
layla tersenyum sumringah , ia dengan gembira mulai menyantap makanannya . Tidak memperdulikan hilda dengan duduk tidak tenang .
hilda menarik nafasnya dengan pelan , tidak apa apa mungkin alesya sedang lelah .
Sebentar lagi alesya pasti turun dengan wajah ceria nya seperti biasa , yakin hilda .
Sudah terlalu sering alesya merajuk seperti ini .
Dan lagi ....
Hilda menatap wajah layla dengan dalam .
Layla lebih membutuhkan dirinya , alesya pasti mengerti dengan keadaan ini .
Anak itu sudah mandiri sedari kecil , ya ,, alesya pasti akan mengerti semua ini .
Hilda menekankan rasa bersalah kepada alesya , ia kembali menatap layla dengan penuh kelembutan.
Sesekali hilda tersenyum melihat layla makan dan tidak lupa ia pun mengusap mulut layla yang kotor terkena makanan dengan penuh cinta .
Yang tidak hilda sadari selama ini adalah ,lewat sikapnya , hilda berhasil membuat hati alesya hancur secara perlahan .
***
Alesya merebahkan diri di kasur dengan kasar , rasanya alesya tidak percaya bahwa dia akan kembali ke masa lalu yang kelam ini .
Kejadian diluar nalar ini sulit membuat alesya menerima keadaan ini .
"aissssttt" alesya mendesah mengusap wajahnya prustasi, ia bingung dengan semua ini .
Alesya membenarkan posisinya menjadi duduk
"jalanin ajah kali yah ,walau kehilangan semangat sekalipun ," ujar alesya pasrah
Alesya mengeluarkan setangkai bunga lily didalam tas nya ,kemudian dengan lembut meletakan di atas nakas dirinya.
Alesya sangat ingin bertanya kepada arkana , apakah benar arkana sangat mencintai dirinya .
kenapa harus bunga lily ?
Kenapa bukan mawar merah saja yang laki- laki itu berikan , lagi pula bukannya bunga mawar yang berlambang cinta ??
mengapa harus bunga lily ??
"aissss ,, sudahlah "tak ingin membebani pikirannya dengan hal yang tidak terlalu penting .
Alesya beranjak , tubuhnya sudah sangat lengket ,ia akan segera mandi .
Beruntung meski menjadi anak yang kurang kasih sayang , alesya masih di beri fasilitas mewah yah . walau tidak semewah fasilitas layla dan juga Akso .
Dibandingkan dengan mereka berdua , semua orang pasti melihat perbedaannya . Seperti alesya pembantunya dan mereka tuan dan nyonya nya .
Yang dua dilimpahi kasih sayang dan juga kemewahan , yang satu .....
Ah Standar ganda ini sangat menyedihkan ,,
Siang berlalu dengan cepat , kini langit berganti warna menjadi gelap , alesya buru buru menuruni anak tangga dengan cepat .
Alesya sedikit mematung ketika melihat semua keluarganya sedang berkumpul ,duduk- duduk santai sambil menonton tv tidak lupa dengan suara tawa bahagia mereka .
Ah indahnya mereka sedang menghabiskan waktu dengan cara berkumpul keluarga ...
Menyedihkan sekali menjadi alesya .
rasanya alesya bukan bagian dari keluarga mereka buktinya mereka berkumpul tanpa mengajak dirinya .
" mau kemana kamu alesya ? Tanya hilda yang melihat alesya dengan pakaian rapinya
"keluar " jawab alesya singkat
"ini sudah malam , alesya . Untuk apa kau berkeliaran di luar sana " alesya mendongak menatap bimo yang baru saja berbicara .
Di sebelah bimo terdapat layla yang sedang bersandar manja di lengan ayahnya .
" kalau orang tua bertanya ,jawab alesya !" tekan bimo
" cari angin " jawab alesya sekenanya , ia menunduk berusaha menyembunyikan kebenciannya .
Melihat semua tampak bahagia membuat hati alesya sakit se sakit sakitnya .
Alesya kembali terluka ,apalagi ia mengingat semua penderitaannya dulu .
Sangat tidak adil !
"malam-malam begini kamu mau kemana ? " layla ikut bertanya dan menatap alesya dengan lekat .
" jangan pedulikan dia " ucap Akso tak acuh , ia mengusap kepala layla dengan lembut .
" kamu mau kemana alesya " ucap hilda sembari menghampiri alesya . Kini hilda tepat berdiri di depan alesya
" ada urusan , " jawab alesya .
"urusan apa ? Tidak baik seorang perempuan keluar malam-malam seperti ini alesya " ujar hilda lembut
Alesya menatap hilda heran ,tumben sekali hilda bersikap lembut kepadanya dan apa tadi hilda memperdulikan diri nya ??
Padahal dulu hilda acuh tak acuh kepada alesya , hilda tidak peduli alesya mau melakukan apapun itu .
"bukan urusan mama " alesya acuh tak acuh
"alesya ! " hilda menatap alesya tidak percaya ! Alesya masih bersikap dingin kepadanya .
Sedikit saran, untuk perbaikan./Determined/
Semangat terus kak, ceritanya bagus.