Istri Yang Tidak Dihargai

Masa Lalu Dody yang Kelam

Di sisi lain dari kehidupan Dody, rumah tangganya tengah berada di ambang kehancuran. Istrinya, Oni, yang dulu merupakan sahabat baiknya bersama Atang, kini telah mengkhianatinya. Kisah persahabatan mereka yang dulu erat kini menjadi luka yang mendalam.

Dody, Oni, dan Atang dulu adalah tiga sekawan yang selalu bersama, menjalani masa muda dengan tawa dan canda. Ketika Oni memilih untuk menikah dengan Dody, persahabatan mereka tampaknya tidak akan pernah berubah. Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan Oni dan Atang diam-diam berubah menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan.

Dody tidak pernah menyangka bahwa sahabatnya sendiri akan menjadi orang yang mengkhianati kepercayaannya. Ketika dia mengetahui perselingkuhan antara Oni dan Atang, seluruh dunianya runtuh.

Dody memandang jauh ke depan, pikirannya kembali ke masa lalu "Kenapa harus begini, Oni... Kenapa justru kamu memilih Atang? Kita dulu bertiga tak terpisahkan..."

Kenangan akan masa-masa indah mereka menghantui pikirannya. Dulu, mereka sering bercanda, tertawa, bahkan saling mendukung dalam berbagai masalah. Namun, semua itu hilang dalam sekejap ketika Dody mengetahui kebenaran pahit tersebut.

Dody berbisik pada dirinya sendiri "Aku harus memilih... aku nggak bisa lagi mempertahankan rumah tangga yang dibangun di atas kebohongan."

Perceraian bukanlah hal yang mudah bagi Dody. Tiga anak yang ia cintai masih sangat bergantung pada kedua orang tuanya, dan ia tahu keputusan ini akan berdampak besar bagi mereka. Tapi dia tidak bisa terus hidup dalam bayang-bayang pengkhianatan. Cinta yang dulu ada untuk Oni kini telah berubah menjadi kekecewaan yang dalam.

Meski perih, Dody akhirnya memutuskan untuk menceraikan Oni, berharap bisa membangun kembali hidupnya yang tercerai-berai. Baginya, perceraian ini bukan hanya akhir dari pernikahan, tapi juga akhir dari persahabatan panjang yang sudah dibangun selama bertahun-tahun.

Di saat yang sama, Dody juga merasa semakin dekat dengan Hesti. Meski baru mengenalnya, perhatian dan kedekatan mereka membuat Dody merasakan kembali kehangatan yang hilang selama ini. Tapi di balik itu, Dody tahu bahwa dia harus menyelesaikan urusan masa lalunya terlebih dahulu sebelum benar-benar bisa melangkah maju.

"Hesti... aku ingin melangkah bersamamu, tapi aku harus menutup babak ini dulu. Aku harus menjadi pria yang benar-benar bisa kamu percaya."bisik Dody dalam hati

Setelah merenungkan masa lalunya dan membuat keputusan, Dody akhirnya memberanikan diri untuk menyelesaikan perceraian dengan Oni. Dia sadar bahwa untuk melangkah maju dan membuka lembaran baru bersama Hesti, dia harus benar-benar menyelesaikan masa lalunya.

Di pengadilan, Dody dan Oni duduk berseberangan. Wajah mereka tegang, tidak ada lagi tawa atau kehangatan yang dulu pernah ada di antara mereka. Perceraian ini bukan hanya akhir dari pernikahan, tetapi juga pengkhianatan dari orang yang paling dekat dengannya.

Hakim dengan suara tegas "Setelah melalui proses yang panjang, perceraian ini disahkan. Hak asuh anak akan diputuskan bersama sesuai dengan kebutuhan anak-anak."

Oni terlihat menangis, tapi Dody tetap tegar. Hatinya sudah lama terluka, dan kini ia merasa lega karena akhirnya bisa melepaskan beban ini. Saat keluar dari ruang sidang, Dody merasa bebannya sedikit terangkat.

Di luar gedung pengadilan, Dody bertemu dengan Atang. Persahabatan mereka yang dulu erat kini hancur berkeping-keping, dan tidak ada lagi kata-kata yang bisa memperbaikinya.

Atang terlihat menyesal dan berkata"Maaf, Dod. Aku tahu aku nggak bisa memperbaiki ini."

Dody dengan nada datar "Maaf nggak akan mengubah apa pun, Atang. Aku udah memaafkan kalian... tapi persahabatan kita nggak akan pernah sama lagi."

Dody berjalan pergi, meninggalkan masa lalu di belakangnya. Dia tahu bahwa tidak ada gunanya terus menyesali apa yang sudah terjadi. Baginya, sekarang adalah waktunya untuk melangkah ke depan.

Di malam harinya, Dody mengirim pesan kepada Hesti, mengabarkan bahwa perceraian dengan Oni sudah resmi. Ia tidak langsung menceritakan detailnya, tapi ia merasa perlu berbagi bahwa ia sudah mulai menutup babak tersebut.

Pesan Dody kepada Hesti: "Hesti, aku sudah menyelesaikan semuanya. Sekarang aku bisa benar-benar fokus ke masa depan. Kalau kamu punya waktu, aku ingin ngobrol sama kamu."

Hesti membaca pesan itu dengan campuran perasaan. Dia tahu bahwa Dody tengah berusaha menata hidupnya kembali, namun di saat yang sama, Hesti juga masih memikirkan anaknya yang jauh di kampung. Kedekatan mereka semakin tumbuh, tapi Hesti masih merasakan ragu untuk benar-benar terlibat lebih jauh.

"Aku juga lagi banyak yang dipikirin, Dod. Kita ngobrol kapan-kapan, ya."Hesty membalas pelan.

Hesti tahu bahwa jalan di depan tidak akan mudah. Meskipun Dody sudah menyelesaikan satu bab dalam hidupnya, Hesti masih harus menyelesaikan urusannya sendiri—tentang anaknya, kehidupannya di perantauan, dan keputusan besar yang mungkin akan datang.

Di sinilah persimpangan cerita mereka. Keduanya sadar bahwa perjalanan hidup mereka penuh dengan tantangan dan pilihan. Tapi di balik semua itu, ada rasa saling menguatkan yang perlahan tumbuh, memberikan harapan akan masa depan yang lebih baik.