Demi uang, dia terpaksa menjebak pria yang dicintainya dalam diam. Setelah fakta terungkap, dia dibenci dan terusir dari hidup pria yang dicintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12~ PERGI DARI HIDUPKU!
"Salam untuk Dion ya, dan sampaikan maaf ku karena gak bisa ikut masuk jenguk dia. Aku harus segera ke kantor." Ucap Darian setelah baru saja mobilnya terparkir di pelataran rumah sakit.
"Iya, kak. Terima kasih sudah mengantarku." Kata Nayra sembari melepas sabuk pengaman.
Setelah Nayra turun, Darian pun kembali melajukan mobilnya menuju kantor.
Begitu mobil suaminya tak terlihat lagi, Nayra berjalan keluar dari area rumah sakit. Cukup lama ia berdiri di pinggir jalan kemudian akhirnya menyetop tukang ojek yang lewat dan meminta diantar menuju restoran yang jaraknya tak seberapa jauh dari rumah sakit.
Sesampainya di restoran, Nayra langsung masuk dan mengedarkan pandangan mencari keberadaan pak Raka yang rupanya memilih duduk di bagian sudut, ia pun segera menghampiri.
"Sudah lama menunggu, Pak?" Tanya Nayra seraya menarik kursi lalu duduk.
"Tidak, saya juga baru beberapa menit sampai." Jawab papa Raka. "Silahkan, pesan minuman atau makanan." Ucapnya seraya menyodorkan buku menu ke hadapan Nayra.
"Tidak usah, Pak. Saya tidak bisa berlama-lama di sini." Ucap Nayra.
"Baiklah," papa Raka menghela nafas sejenak kemudian mengeluarkan sebuah buku kecil dari dalam saku jas dan meletakkan di atas meja.
Kedua mata Nayra seketika membulat melihat buku hariannya yang hilang. "Bagaimana buku saya bisa ada sama Bapak?"
"Kita pernah tak sengaja bertabrakan di lobi kantornya Rian, buku itu jatuh dari tas kamu. Dan dari situ saya tahu kalau kamu mencintai Rian selama ini."
Nayra tampak memejamkan mata, pantas saja pak Raka bisa mengetahui tentang perasaannya terhadap Darian. Ia memang sering menuliskan isi hatinya di buku hariannya itu. Tanpa sepatah kata pun ia meraih buku harian itu dan memasukkan ke dalam tasnya.
"Sebelumnya saya tidak pernah terpikirkan untuk memilih kamu menjebak Rian, tapi setelah melihat isi buku harian kamu. Saya jadi berpikir kembali, jika sebaiknya Rian jatuh ke tangan wanita yang benar-benar mencintainya. Maka itu saya juga meminta kamu untuk berusaha mempertahankan pernikahan kalian." Ucap papa Raka.
Nayra tampak mengangguk, keduanya sama-sama diam dalam beberapa saat.
Darian yang baru saja masuk ke restoran mengedarkan pandangan di antara keramaian para pengunjung, sebelumnya ia kembali ke rumah sakit karena makanan yang dititipkan mamanya untuk Dion tertinggal mobil. Namun, ia melihat Nayra meninggalkan rumah sakit dengan mengendarai ojek, ia pun mengikuti istrinya itu yang ternyata pergi ke restoran.
"Nah, itu dia." Gumam Darian saat tatapannya tertuju pada Nayra yang duduk di bagian sudut, namun keningnya mengkerut melihat seorang laki-laki yang duduk di hadapan Nayra, ia pun segera menghampiri.
"Jadi, sebenarnya apa tujuan Bapak meminta saya menjebak Kak Rian? Dan kalau boleh tahu, obat apa yang Bapak berikan sehingga Kak Rian bisa berhalusinasi dan merasa kami sudah berhubungan intim padahal sebenarnya tidak?" Tanya Nayra kemudian setelah beberapa saat terdiam.
Langkah Darian seketika terhenti mendengar pertanyaan Nayra, ia mematung di tempatnya berdiri sembari menatap tajam istrinya itu dan laki-laki yang duduk membelakanginya dan tidak menyadari kedatangannya. Kedua tangannya terkepal erat, nafasnya seketika memburu. Jadi, ia adalah korban penjebakan.
"Psikotropika," ucap papa Raka.
Darian memejamkan mata diiringi helaan nafas berat mendengar suara yang sangat dikenalnya itu, yang tak lain adalah om nya sendiri, Raka.
"Dan untuk alasan saya menyuruh kamu menjebak Rian, itu karena... ."
"Karena apa, Om?" Darian menyela.
Nayra dan papa Raka serentak menatap ke asal suara. Keduanya seketika nampak gugup melihat kehadiran Darian.
"Rian,"
"Kak Rian,"
"Apa Om? Apa tujuan Om meminta Nayra untuk menjebak ku?" Tanya Darian. Tak ada jawaban, ia lalu berpindah menatap Nayra.
"Berapa banyak uang yang diberikan Om Raka sehingga kamu tega merusak pertemanan kita, huh?"
Sama seperti papa Raka, Nayra pun hanya diam. Ia menundukkan pandangan tak berani menatap suaminya.
"Kenapa kalian berdua diam saja!" Darian mulai tersulut emosi.
Papa Raka segera menarik tangan Darian keluar dari restoran ketika perhatian para pengunjung tertuju mereka. Nayra pun mengikuti dengan langkah gontai. Perasaannya kini tak karuan, entah penjelasan apa yang harus dia berikan pada suaminya.
Darian menarik tangannya dengan cukup kasar dari genggaman papa Raka ketika mereka sampai di pelataran restoran. Tatapannya tak lagi seramah biasanya, bahkan hilang sudah rasa hormatnya. "Kenapa Om tega melakukan ini? Apa karena Om tidak suka melihat kedekatan ku dengan Nessa?" Dia mencoba menerka.
Melihat Om nya itu hanya diam, sudah cukup menjadi jawaban bagi Darian. "Kalau memang karena itu, kenapa Om tidak berterus terang. Aku akan menjauhi Nessa, Om. Tidak perlu melakukan cara kotor untuk memisahkan kami!" Tukasnya.
Papa Raka menghela nafas berat, lidahnya terasa keluh. Yang dapat dia lakukan hanyalah diam, karena terasa berat menjelaskan alasan sebenarnya.
Tatapan Darian lalu berpindah pada Nayra yang baru saja datang dan berdiri di belakang papa Raka.
"Aku benar-benar gak nyangka, Nay. Aku pikir kamu perempuan baik-baik, tapi ternyata sama saja dengan perempuan yang gila uang!" Sarkasnya. "Aku tarik semua ucapan ku kemarin, dan mulai hari ini kamu bukanlah lagi istriku. Aku talak kamu!"
Saat itu juga Nayra mengangkat pandangannya. Tak ada kalimat yang mampu ia ucapkan, hanya sorot matanya yang menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini. Sementara papa Raka hanya dapat memejamkan mata. Kata talak yang baru saja diucapkan Darian tak dapat ia cegah dan menghancurkan rencananya dalam sekejap.
"Pergi dari hidupku, Nay! Dan jangan pernah lagi muncul di hadapan ku, aku tidak ingin melihat kamu lagi!" Setelah mengatakan kalimat penuh peringatan itu, Darian membalikkan badannya dan berjalan cepat menuju mobilnya.