Cerita ini series kedua dari Skandal Mr. Mafia.
jika ada kesamaan di awal bab 1-18 mohon di maklumi karena cerita yang membedakan dari series ini dan yang satunya di mulai dari bab 19.
Selamat membaca.
Nathania tercengang mendengar suara desahan dari dalam kamar Tunangannya. Niat hatinya untuk pulang secara mendadak, tanpa memberi kabar Saka memang sudah jauh-jauh hari ia rencanakan untuk memberi Kejutan ulang tahun kekasihnya.
Namun siapa sangka Malam itu menjadi malam kelam yang membuatnya begitu Trauma akan cinta.
Nia berjalan cepat menuju sebuah pintu kamar yang menjadi saksi bisu pergulatan sengit antara dua insan yang tengah saling memberikan kepuasan satu sama lain. Nia menutup bibirnya rapat-rapat sembari menahan tangis saat melihat Saka begitu bersemangat menyetubuhi seorang wanita di bawah kungkungan nya.
Akankah Nathan ia Collins Haditama, menemukan cinta sejatinya setelah mendapatkan pengkhianatan dari Aldo Askha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecewa
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah mengganti bajunya dengan yang baru, yang di bawakan Oleh Sistem pribadinya tadi. Valdo berjalan ke arah Nathania yang masih duduk termenung di tempatnya semula.
"Ambil ini! Di dalamnya ada pakaian ganti untuk mu." Ucap Valdo sembari mengulurkan sebuah paper bag bertuliskan Brand fashion ternama berisi baju ganti untuk Nathania.
Nathania hanya melirik Paper Bag itu sekilas tanpa tanpa berniat untuk menerimanya, Sementara Valdo kini nampak melihat ke arah jam tangan-Nya. Pria itu nampak panik karena pagi ini ada agenda operasi yang mengharuskan dirinya segera pergi sekarang juga.
Buru-buru Valdo meletakkan Paper bag itu ke atas Ranjang. "Maaf Nia, Aku tidak bisa berlama-lama di sini karena aku masih memiliki banyak urusan Lainnya, Jika kau butuh sesuatu kau bisa menghubungi ku melalui Asisten pribadiku saja, Oke!!"
Setelah mengatakan Itu Valdo langsung berlari keluar dari kamar meninggalkan Nia yang masih terdiam tanpa menjawab semua ucapannya. Tatapan Matanya kini menatap lurus ke arah Paper bag yang di letakkan Valdo tepat di samping kakinya.
Dret Dret
Tiba-tiba terdengar suara getaran ponsel miliknya yang berada tak jauh dari sana. Ponsel yang berada di dalam tasnya yang di letakkan di atas Nakas oleh anak buah Valdo semalam.
Buru-buru Nia ingin meraih tasnya sampai melupakan kondisinya saat ini, Hingga ia memekik kesakitan saat merasakan rasa sakit di area intinya.
"Valdo sialan" Teriak Nathania dengan kesal, Ia merasa seperti seorang wanita bayaran yang sesudah puas memakai jasanya, ia langsung di tinggal begitu saja.
Bahkan ia merasa terhina karena wanita bayaran saja di bayar ketika akan di pakai jasanya, sementara dirinya malah di tinggal begitu saja tanpa mendapatkan apapun dari pria yang sudah berhasil merenggut mahkotanya. "Aku membencimu Renaldo Mahendra, Sangat membencimu! Aku bersumpah tidak akan pernah sudi untuk bertemu denganmu lagi setelah ini."
Setelah puas meluapkan kekesalan hatinya, Akhirnya Nathan ia memutuskan untuk segera berbenah diri dan pergi dari tempat terkutuk itu.
*****
Sedangkan Di dalam Sebuah Mobil mewah yang tengah membelah jalanan kota. Asisten Nicolas benar-benar sudah tidak bisa menahan diri untuk bertanya kepada Tuannya mengenai apa yang sebenarnya terjadi semalam.
Ehemmm
Dehem Nicolas memecah keheningan karena Valdo tengah fokus pada ponselnya sejak keluar dari Club tadi.
Valdo sebenarnya tau jika sejak tadi asistennya itu sama sekali tidak fokus, dan bertingkah seperti cacing kepanasan entah karena apa, namun jujur saja ia tak perduli.
"Katakan apa yang ingin kau tanyakan!" Perintah Valdo pada akhirnya.
"Ahhhhh tuan tahu saja jika saya sedang begitu penasaran dengan apa yang kalian lakukan semalam?" Ucap Nicholas dengan menaik turunkan alisnya.
Valdo berdecak kesal, Lalu mengalihkan tatapan matanya dari ponselnya ke arah jalanan. Ia menatap datar pada mobil-mobil yang berjalan merayap karena macet pagi ini. "Kau sudah berapa lama bekerja denganku, Hm? Tanyanya tanpa menoleh ke arah Sang asisten pribadi.
''Kurang lebih lima tahun Tuan, Memangnya kenapa?" Tanya Nico tanpa curiga sama sekali jika itu adalah pertanyaan jebakan yang akan membuatnya menyesal sudah berani mengusik Singa yang tengah kelaparan.
"Bagus, seharusnya kau tau benar apa yang akan kau dapatkan karena sudah berani mengusik Privasi ku,"
Glek
Seketika itu pula Nicholas menelan ludahnya dengan sangat kasar. "Maaf Tuan, Saya hanya tidak ingin anda terlibat dalam skandal jika Nona Nathania sampai melaporkan anda pada pihak yang berwajib," ucap Nico beralibi.
Mendengar itu sontak Valdo langsung melirik ke arah Nicholas yang kini tengah menatapnya dari kaca Spion mobil. "Maka dari itu cepat kau urus semuanya! Aku takut jika sampai Nia buka suara dan kak Devan tau soal skandal ini, maka kau lah orang pertama yang akan aku tembak mati!"
Citttttttt
Brak
Karena terkejut, Nicolas sampai menginjak rem dengan mendadak menyebabkan Valdo terjungkal ke depan hingga membentur Kursinya.
Setelah Dapat menetralkan detak jantungnya, Valdo dengan cepat memukuli Nico yang berada tempat di hadapannya. dan hanya terhalang oleh Kursi kemudi.
"Sialan kau, Kau sengaja ingin membunuhku ya!!"
Valdo benar-benar di buat murka dengan tingkah asisten pribadinya yang menurutnya sangat berani. Apalagi di tambah fakta pagi ini ia harus menerima kenyataan bahwa jika ia sudah merusak anak gadis orang, terlebih lagi Gadis itu adalah adik mantan sahabatnya sendiri.
Sungguh ia merasa seperti tengah di permainkan Oleh takdir, Wanita yang sangat ia cintai malah menikahi sahabatnya sendiri. sementara Ia malah harus terjebak dengan Gadis yang berstatus adik dari sahabat yang berubah menjadi rivalnya saat ini.
Sebelum mengklarifikasi semuanya, Nicholas lebih dulu menepikan mobilnya. Setelah itu ia baru menoleh ke arah Valdo dengan tangan yang terkantup di depan Wajahnya.
"Tuan Maaf, Saya tidak sengaja! Saya hanya terkejut saat Tuan mengatakan ingin menembak saya tadi. memangnya saya salah apa?" Elak Nicolas masih tidak mau mengakui perbuatannya.
Valdo ingin sekali menghajar Nicolas namun niatnya itu urung hingga Tangannya menggantung di udara. "Ck. kau pikir aku tidak tau jika kau lah dalang dari semuanya hah? Kau pikir aku bodoh tidak tau jika semalam kau dengan sengaja Memberikan obat jahanam itu pada minuman ku, hingga aku terpaksa Menyentuh Nathania????"
Geram Valdo pada Akhirnya, karena sudah tidak bisa menahan kekesalannya pada asisten pribadinya itu yang sudah berani mengkhianati dirinya.
"Jadi tuan sudah tau semuanya?" Nicholas tak terlalu terkejut jika Valdo tau akan fakta yang sebenarnya, Namun ia tak menyangka Jika Valdo akan mengetahui fakta sebenarnya secepat ini.
Baru juga semalam ia melaksanakan perintah Tuan Devan untuk menjebak Valdo dengan seorang Wanita, namun pagi harinya ia sudah tertangkap basah sebagai pelakunya.
"Sudahlah, jangan banyak bertanya! Yang jelas, segera Cari tau di mana tempat tinggal keluarga Collins Haditama, Aku harus segera ke sana untuk menemui Nathania dan Juga keluarganya!" Ucap Valdo pada akhirnya
"Apa tidak sebaiknya anda menghubungi Nona Nia terlebih dulu, sebelum menemui kedua orang tuanya? Saya takut jika Nona Nia malu kepada keluarganya, Apalagi setau saya Nona Nia tak pernah terlibat skandal apapun selama ini."
"Jadi menurutmu aku harus menemuinya dulu secara empat mata begitu?"
"Benar Tuan! "
"Oh my God, merepotkan sekali!!" Gumam Valdo seraya memutar bola matanya dengan malas.
*****
Sementara di parkiran sebuah rumah sakit internasional, Nathania baru sampai di sana pukul delapan pagi setelah mendapatkan pesan dari asisten pribadinya untuk segera datang karena ada jadwal operasi yang harus di lakukannya.
Meskipun Tubuhnya terasa remuk, dan Organ intinya masih terasa sangat nyeri, Nathania memaksakan dirinya untuk tetap dagang ke rumah sakit demi menjalankan pekerjaan nya secara profesional.
Namun baru juga Keluar dari mobilnya, Nathania harus di buat berang karena tiba-tiba Sakha menghampiri dirinya entah dari mana mana, karena sejak tadi Nathania tak fokus hingga tidak menyadari keberadaan mantan tunangannya itu di parkiran Rumah sakitnya.